Komposisi jumlah berat dari jenis spesies ikan yang tertangkap dicatat tiap-tiap operasi penangkapan. Dalam penentuan ukuran hasil tangkapan, ditarik
sampel sebanyak n secara acak dari setiap trip operasi masing-masing kapal sampel yang terpilih. Untuk mempermudah proses pengambilan data, dibagikan
kuisioner kepada enumerator juru mudi yang ditempatkan pada masing-masing kapal sampel.
3.3.2 Suhu permukaan laut
Data sebaran suhu permukaan laut di perairan Binuangeun merupakan data sekunder yang diperoleh melalui cara men-download hasil citra suhu permukaan
laut yang telah tersedia di internet. Data diperoleh melalui situs http:oceancolor.gsfc.nasa.gov. Data yang dipilih merupakan data harian sebaran
suhu permukaan laut Level 2 dengan batasan posisi 06.6 -07.3
LS dan 105 -
106.4 BT. Pemilihan citra pada Level 2 dilakukan karena pada Level ini citra
olahan sudah terkoreksi secara radiometrik. Data sekunder lain yang dikumpulkan adalah kondisi umum perikanan di
lokasi penelitian seperti data produksi dan nilai produksi tahunan, unit penangkapan, keadaan iklim dan musim, dan sebagainya. Data tersebut diperoleh
dari dinas perikanan setempat, instansi terkait lainnya dan studi literatur.
3.4 Analisis Data
3.4.1 Analisis hasil tangkapan
Hasil tangkapan yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil tangkapan yang diperoleh dari masing-
masing kapal sampel selama penelitian digabung untuk menganalisis komposisi hasil tangkapan ukuran ikan dan jumlah hasil tangkapan berdasarkan skala
penyebaran daerah penangkapan spasial dan waktu operasi penangkapannya temporal.
3.4.2 Analisis suhu permukaan laut
Data suhu permukaan laut diketahui dengan melakukan analisis terhadap citra MODIS yang telah di-download. Data tersebut diolah untuk memperoleh
nilai dan gambar sebaran suhu permukaan laut. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam pengolahan citra adalah sebagai berikut : 1
Pembacaan nilai suhu permukaan laut dengan menggunakan program SeaDAS 4.7.
Membuka program SeaDAS pada menu “terminal”, kemudian akan tampil SeaDAS main menu dan seadisp main menu. Langkah selanjutnya adalah
memasukkan file citra yang telah didownload dengan memilih sub menu “load” pada “seadisp main menu”. Memasukkan koordinat daerah yang
akan dihitung, koordinat yang dimasukkan merupakan koordinat pada daerah penelitian dan daerah di sekitarnya 6
38’00’’LS - 7 18’00”LS dan
105 00’00”BT - 106
24’00”BT. Setelah citra dibuka, kemudian dilakukan penyimpanan output citra dalam bentuk data ASCII dengan memilih
functions → output → data → ASCII. Data ini merupakan nilai suhu
permukaan laut berdasarkan garis lintang dan bujur koordinat. 2
Penghitungan nilai suhu permukaan laut Data ASCII hasil pengolahan SeaDAS diolah kembali dengan menggunakan
program Microsoft Office Excel untuk memperoleh nilai kisaran dari suhu permukaan laut. Nilai kisaran SPL yang dipilih adalah nilai pada koordinat
daerah penelitian 6 54’00’’LS - 7
12’00”LS dan 105 06’00”BT -
106 18’00”BT.
3 Pembuatan peta sebaran suhu permukaan laut
Data hasil pengolahan dari Microsoft Office Excel diolah kembali dengan menggunakan software Surfer 8.0 untuk memperoleh peta sebaran suhu
permukaan laut beserta garis konturnya. Nilai dominan dari suhu permukaan laut pada daerah penelitian disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik yang selanjutnya dianalisis sebarannya menurut waktu operasi penangkapan temporal. Sebaran suhu permukaan laut secara
spasial penyebaran daerah penangkapan ditentukan dengan melakukan analisis visual terhadap peta sebaran suhu permukaan laut. Pada analisis ini juga akan
dilihat bagaimana pergerakan suhu permukaan laut pada daerah penelitian selama Bulan Maret - Mei dengan melakukan analisis visual terhadap peta harian sebaran
suhu permukaan laut.
3.4.3 Hubungan suhu permukaan laut dengan hasil tangkapan