MODIS yang besar mengakibatkan kisaran SPL yang didapat masih dalam daerah yang luas resolusi rendah. Disamping itu, satelit Aqua MODIS mengelilingi
bumi pada sore hari sehingga data SPL pada saat operasi penangkapan ikan masih kurang akurat karena operasi penangkapan ikan tidak hanya dilakukan pada sore
hari. Namun demikian, perubahan suhu harian di perairan tropis tidak terlalu signifikan.
5.3 Pengaruh SPL Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Tongkol
Kisaran suhu permukaan laut pada saat penelitaan berkisar antara 24 C-
31 C. Pada umumnya ikan tongkol menyenangi perairan panas dan hidup di
lapisan permukaan sampai kedalaman 40 meter dengan kisaran suhu optimum antara 20
C-28 C Williamson diacu dalam Burhanudin,1984. Namun hasil
tangkapan ikan tongkol di perairan Binuangeun ditemukan pada kisaran suhu 24
C-30 C Gambar 18. Hal ini menunjukkan bahwa ikan tongkol masih dapat
mentolerir suhu permukaan laut yang panas sampai suhu 30 C. Pada suhu
permukaan laut 31 C tidak ditemukan hasil tangkapan. Kondisi ini diduga karena
ikan tongkol melakukan migrasi atau akan berenang lebih dalam sehingga payang tidak dapat menjangkaunya. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari nelayan
payang di perairan Binuangeun, alat tangkap payang dioperasikan pada kedalaman kurang lebih 20 meter.
Berdasarkan uji statistik, didapatkan bahwa suhu permukaan laut tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan Lampiran 2. Namun berdasarkan
diagram pencar suhu permukaan laut dengan hasil tangkapan ikan tongkol, terlihat bahwa hasil tangkapan paling banyak tertangkap pada suhu 27
C-29 C. Hal ini
dapat mengindikasikan bahwa suhu yang cocok untuk penangkapan ikan tongkol di perairan Binuangeun pada Bulan Maret-Mei adalah 27
C-29 C Gambar 18.
Suhu permukaan laut optimum untuk kegiatan penangkapan tongkol bisa saja bervariasi berdasarkan perubahan waktu temporal dan tempat spasial.
Penyebaran ikan tongkol di suatu wilayah perairan tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor oseanografi tertentu. Kemungkinan penyebaran ikan tongkol di suatu
tempat secara dominan dipengaruhi oleh SPL, tetapi di daerah lain penyebarannya dipengaruhi oleh faktor oseanografi yang lain. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat, diperlukan pengamatan terhadap parameter-
parameter oseanografi lain yang dapat mempengaruhi keberadaan ikan tongkol di perairan, seperti arus, salinitas, klorofil a, dan lain-lain. Di samping itu, pengaruh
faktor-faktor teknis produksi, seperti keterampilan nelayan, alat tangkap, dan sebagainya diperlukan dalam penelitian-penelitian lanjutan.
Berdasarkan uji regresi, diperoleh bahwa suhu permukaan tidak berpengaruh nyata terhadap ukuran panjang ikan tongkol Lampiran 3. Namun
berdasarkan diagram pencar suhu permukaan laut dengan ukuran panjang Gambar 19 dan Gambar 20, terlihat pola yang menunjukkan bahwa ikan ukuran
besar lebih dominan tertangkap pada suhu 27 C-29
C, sedangkan ikan ukuran kecil lebih dominan tertangkap pada suhu 29
C. Kondisi ini menunjukkan bahwa ikan yang berukuran besar memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi
dibandingkan ikan ukuran kecil yang hanya terkonsentrasi pada suhu 29 C.
5.4 Penyebaran Daerah Penangkapan Ikan Tongkol