faktor meteorologi juga berperan penting seperti curah hujan, penguapan, kelembapan udara, suhu udara, kecepatan angin, dan intensitas radiasi matahari.
Pada lokasi yang terjadi pengangkatan massa air up welling seperti di Laut Banda, suhu air permukaan bisa turun hingga 25
C, karena air laut yang dingin di lapisan bawah terangkat ke atas permukaan. Nontji 1987 menyatakan bahwa
suhu dekat pantai biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan suhu di lepas pantai. Suhu permukaan laut SPL Indonesia secara umum berkisar antara 26
C – 29 C,
dan variasinya mengikuti musim Ilahude dan Birowo 1987 diacu dalam Dahuri et al 1996.
Setiap perairan memiliki standar suhu rata-rata untuk setiap musim tertentu. Variasi suhu musiman pada permukaan daerah tropis sangat kecil, dimana variasi
rata-rata musiman kurang dari 20 C. Fluktuasi harian suhu permukaan tidak akan
lebih dari 0.2-0.4 C. Namun di dekat pantai fluktuasinya bisa mencapai beberapa
derajat celcius Gunarso 1985. Nontji 1987 menyatakan suhu merupakan parameter oseanografi yang
mempunyai pengaruh sangat dominan terhadap kehidupan ikan khususnya dan sumber daya hayati laut pada umumnya. Sebagian besar biota laut bersifat
poikilometrik suhu tubuh dipengaruhi lingkungan sehingga suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan
penyebaran organisme Nybakken 1992.
2.2 Penginderaan Jauh Remote Sensing
Penginderaan jauh remote sensing merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi mengenai objek dan lingkungannya dari jarak jauh tanpa
sentuhan fisik. Biasanya teknik ini menghasilkan beberapa bentuk citra yang selanjutnya diproses dan diinterpetasikan guna menghasilkan data yang bermanfaat
untuk aplikasi di bidang pertanian, perikanan, arkeologi, dan bidang-bidang lainnya Purbowaseso 1995. Secara khusus penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu
cara untuk mendekteksi gelombang elektromagnetik dari suatu objek dipancarkan atau dipantulkan. Teknologi penginderaan jauh pada dasarnya meliputi tiga bagian
utama yaitu : perolehan data, pemrosesan, dan intrepetasi data pemanfaatan data. Wahana yang dipergunakan adalah pesawat udara atau satelit buatan yang
dilengkapi dengan peralatan perekam data sensor.
Satelit-satelit penginderaan jauh dilengkapi dengan peralatan “scanner” yang berspektra ganda, yakni suatu alat untuk mencatat radiasi yang dipantulkan
melalui beberapa “band” interval panjang gelombang elektromagnetik, yang mencakup reaksi yang berbeda-beda terhadap pantulan dan radiasi setiap objek,
baik yang berada di atmosfer maupun di permukaan bumi Suyarso diacu dalam Hadi 1995.
Seluruh sistem penginderaan jauh memerlukan sumber energi baik aktif misalnya, sistem penginderaan jauh radar maupun pasif misalnya, sistem
penginderaan jauh satelit secara optik Dimyati 1998. Spektrum elektromagnetik merupakan berkas dari tenaga elektromagnetik yang meliputi sinar gamma, x,
ultraviolet, tampak, inframerah, gelombang mikro, dan gelombang radio. Spektrum elektromagnetik yang biasa digunakan dalam penginderaan jauh adalah
sebagian dari spektrum ultraviolet, spektrum tampak, spektrum inframerah dekat, spektrum inframerah thermal, dan gelombang mikro yang dapat dilihat pada Tabel
1 satu. Tabel 1 Spektrum gelombang dalam penginderaan jauh
No. Gelombang Elektromagnetik
Panjang Gelombang 1
Photografic untraviolet 0,3-0,4 µm
2 Visible
0,4-0,7 µm 3
Near infrared 0,7-3,0 µm
4 Middle infrared
3,0-8,0 µm 5
Far infrared 8,0-1000 µm
6 Microwave
1,0 mm-100 cm
Sumber : Butler et al diacu dalam Anggraini 2003.
Alat yang digunakan untuk mendeteksi atau menerima gelombang eletromagnetik dipancarkan dan dipantulkan oleh suatu benda dan mengubah
menjadi suatu nilai yang dapat direkam atau diproses adalah sensor. Menurut Purbowaseso 1995, alat penginderaan jauh dapat menerima data baik dengan
cara elektronik maupun fotografik. Sensor-sensor eklektronik menimbulkan pulsa- pulsa listrik ini yang sesuai dengan variasi energi dalam suatu pemandangan.
Pulsa-pulsa listrik ini biasanya disimpan pada pita komputer magnetik dimana pulsa-pulsa magnetik tersebut dapat diubah menjadi suatu gambar dengan
menggunakan suatu layar seperti televisi. Hasil dari pengolahan ini disebut citra. Sensor-sensor fotografis memanfaatkan reaksi kimia pada lapisan emulsi pada
film untuk mendeteksi, menyimpan dan memperagakan variasi-variasi energi di dalam suatu pemandangan dan hasilnya disebut foto udara.
Menurut Sutanto 1994, sistem penginderaan jauh memiliki empat komponen penting; 1 sumber tenaga elektromagnetik, 2 atmosfer, 3 interaksi
antara tenaga dan objek, 4 sensor.
Gambar 2 Sistem penginderaan jauh. Dalam penginderaan jauh harus ada sumber tenaga yaitu matahari yang
merupakan sumber utama tenaga elektromagnetik alami yang digunakan pada teknik pengambilan data obyek dalam penginderaan jauh. Tenaga ini mengenai
obyek di permukaan bumi yang kemudian dipantulkan ke sensor. Penginderaan jauh dengan memanfaatkan tenaga alamiah disebut penginderaan jauh sistem
pasif. Sedangkan sumber tenaga buatan digunakan dalam penginderaan jauh sistem aktif.
Jumlah tenaga matahari yang mencapai bumi radiasi dipengaruhi oleh waktu jam, musim, lokasi dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada
siang hari lebih banyak bila dibandingkan dengan pagi atau sore hari. Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan perubahan musim.
Data satelit hasil penginderaan jarak jauh diperoleh berdasarkan konsep interaksi antara radiasi elektromagnetik dan objek dengan kisaran spektrum yang
bervariasi tergantung dari sensor yang digunakan. Satelit dengan orbit tertentu dapat memonitor seluruh permukaan bumi. Satelit-satelit yang digunakan dalam
penginderaan jarak jauh terdiri dari satelit lingkungan, cuaca dan sumberdaya
alam. Konsep dasar teknologi penginderaan jarak jauh adalah berdasarkan pada teori dasar radiasi dari Planck yang menyatakan bahwa semua obyek di bumi yang
memiliki suhu mutlak diatas 0 K -273
C akan memancarkan energi elektromagnetik. Sebuah obyek akan memantulkan sinar matahari atau
mengemisinya sebagai energi internal sesuai dengan vibrasi atom dan molekul obyek itu sendiri. Radiasi dari obyek ini memberikan ciri-ciri khas sebagai
identitas dari obyek tersebut. Rambatan energi yang merupakan gelombang elektromagnetik mempunyai kecepatan sebesar kecepatan cahaya 2,997924562 x
10
8
mdetik. Energi ini akan ditangkap oleh sensor yang dibawa oleh wahana satelit ataupun wahana pesawat. Hasil tangkapan sensor akan diterima dan dicatat
pada suatu alat perekam yang selanjutnya khususnya pada wahana sateli akan ditransmisikan ke stasiun penerima di bumi Ground Receiving Station La
Violette 1994. Penginderaan jarak jauh inderaja dapat diaplikasikan dalam menentukan daerah penangkapan ikan pada wilayah perairan tertentu. Dalam hal
ini, yang terlihat bukanlah keberadaan ikan secara langsung, tetapi berkaitan dengan parameter atau fenomena alam yang menandakan kemungkinan adanya
ikan di suatu tempat, sebagai contohnya ialah suhu yang sesuai dengan jenis ikan tertentu. Citra satelit akan menghasilkan informasi kondisi lingkungan laut yang
dapat teramati diantaranya kandungan klorofil-a, suhu permukaan laut, kondisi cuaca, dan pola arus permukaan Nikyuluw 2005.
2.3 Sensor MODIS