pada  keseimbangan  oksigen  di  perairan  Wilson  dan  Halcrow,  1985. Keseimbangan oksigen merupakan parameter kualitas air yang penting di perairan
sungai  dan  estuari.  Meningkatnya  produktifitas  dari  fitoplankton  akan  memicu peningkatan  kandungan  oksigen  di  perairan  ini.  Sebaliknya  masukan  limbah
antropogenik  justru  meningkatkan  kebutuhan  akan  oksigen,  sehingga  kandungan oskigen  menjadi  menurun.  Di  samping  itu,  sebagai  kawasan  pencampuran,
keseimbangan  oksigen  di  estuari  juga  dipengaruhi  oleh  pasang  surut,  debit masukan  air  sungai,  kandungan  bahan  organik  total,  serta  kecepatan  arus
Novotny dan Olem, 1994.
2.3 Biochemical oxygen demand BOD
BOD  merupakan  gambaran  kadar  bahan  organik,  yaitu  jumlah  oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi
karbondioksida  dan  air  Davis  dan  Cornwell,  1991  in  Effendi,  2003.    Dengan kata  lain,  BOD  menunjukkan  jumlah  oksigen  yang  dikonsumsi  oleh  proses
respirasi  mikroba  aerob  yang  terdapat  dalam  botol  BOD  yang  diinkubasi  pada suhu  sekitar  20
o
C  selama  lima  hari,  dalam  keadaan  tanpa  cahaya.    Nilai  BOD perairan dipengaruhi oleh suhu, densitas plankton, keberadaan mikroba, serta jenis
dan kandungan bahan organik Boyd, 1988. Lebih jauh Effendi 2003 menjelaskan bahwa dekomposisi bahan organik
pada  dasarnya  terjadi  melalui  dua  tahap.    Pada  tahap  pertama,  bahan  organik diuraikan  menjadi  bahan  anorganik.    Pada  tahap  kedua,  bahan  anorganik  yang
tidak stabil mengalami oksidasi menjadi bahan anorganik yang lebih stabil.  Pada penentuan  nilai  BOD,  hanya  dekomposisi  tahap  pertama  yang  berperan,
sedangkan oksidasi bahan anorganik dianggap sebagai pengganggu. Makin  besar  nilai  BOD,  menunjukkan  makin  besarnya  aktivitas
mikroorganisme dalam menguraikan bahan organik.  Nilai BOD yang besar tidak baik  bagi  kehidupan  organisme  perairan.    Perairan  alami  yang  baik  untuk
perikanan memiliki nilai kisaran BOD antara 0,5 – 7,0 mgl dan perairan dengan nilai BOD melebihi 10 mgl dianggap telah mengalami pencemaran Jeffries dan
Mills, 1996.
2.4 Sediment oxygen demand SOD
SOD  Sediment  Oxygen  Demand  dapat  diartikan  sebagai  jumlah kandungan  oksigen  terlarut  yang  dibutuhkan  untuk  proses-proses  biologi,
biokimia,  dan  proses  kimiawi  yang  terjadi  di  sedimen  dan  lapisan  air  paling bawah.  Proses tersebut mengakibatkan terjadinya penurunan kandungan oksigen
terlarut di lapisan dasar perairan.  Penurunan oksigen di sedimen disebabkan oleh respirasi  biologis  organisme  bentik  dan  proses  biokimia  oleh  bakteri
dekomposisi  terhadap  masukan  bahan  organik  yang  terperangkap  di  sedimen. Selain  itu,  proses  oksidasi  seperti  nitrifikasi  yang  mengubah  amonia  menjadi
nitrat juga memberikan sumbangan terhadap penurunan kadar oksiden di sedimen. Namun,  proses  ini  sangat  kecil  sekali  pengaruhnya  terhadap  SOD.    Penurunan
oksigen  di  perairan  tergantung  oleh  laju  penurunan  oksigen  gmhari,  tinggi kolom air pada lapisan di atas sedimen, serta lamanya waktu pemanfaatan oksigen
dalam proses yang berlangsung di sedimen Web-1. Secara umum,  nilai kebutuhan oksigen di sedimen turut dipengaruhi pula
oleh  kondisi  fisik  perairan,  seperti  jenis  substrat  sungai  dan  arus.    Sungai  yang memiliki  kecepatan  arus  yang  tinggi  serta  jenis  sedimen  berbatu,  biasanya
memiliki  kebutuhan  oksigen  sedimen  yang  rendah  atau  bahkan  nol.    Proses dekomposisi,  baik  aerob  maupun  anaerob  merupakan  faktor  utama  yang
mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen di sedimen Novotny dan Olem, 1994. Lebih  jauh  Novonty  dan  Olem  1994  menjelaskan  bahwa  penelitian
mengenai  kebutuhan  oksigen  di  sedimen  perairan  perlu  dilakukan  sebagai  dasar untuk  mengetahui  keseimbangan  oksigen  di  perairan.    Di  estuari,  keseimbangan
oksigen  dipengaruhi  oleh  besaran  kebutuhan  oksigen  di  badan  perairan  dan  di sedimen, sumbangan oksigen bagi perairan dari difusi dan hasil fotosintesis, arus,
serta pasang surut.
2.5 Bahan organik di perairan