salinitas laut akibat evaporasi yang tinggi dan presipitasi serta masukan air tawar yang sedikit.
Meskipun estuari merupakan suatu tempat yang sulit untuk di tempati, daerah ini memiliki tingkat produktifitas yang tinggi. Sehingga secara ekologis
daerah estuari merupakan tempat hidup yang baik bagi populasi ikan, tempat berpijah dan membesarkan anak anak-anak ikan Hutabarat dan Evans, 1985.
2.2 Oksigen terlarut DO
Oksigen merupakan gas yang memiliki peranan sangat besar bagi kehidupan akuatik Eriksen et al., 1996 in Hauer dan Lamberti, 1996.
Keberadaan oksigen di perairan dipengaruhi oleh tekanan gas atau atmosfer, temperatur dan salinitas dari perairan serta pencampuran dan pergerakan massa air
yang mengakibatkan kadar oksigen berfluktuasi secara harian maupun musiman. Oksigen di perairan berasal dari hasil proses fotosintesis fitoplankton dan
tumbuhan air serta difusi langsung dari udara. Sedangkan kehilangan oksigen disebabkan oleh penggunaannya untuk respirasi biota, oksidasi bahan organik
BOD baik di kolom perairan maupuan di sedimen Effendi, 2003. Keadaan perairan dengan kadar oksigen yang sangat rendah berbahaya
bagi organisme akuatik. Semakin rendah kadar oksigen terlarut, semakin tinggi toksisitas daya racun Effendi, 2003. Wetzel 1983 menjelaskan bahwa
konsumsi oksigen di perairan yang paling besar adalah di sedimen dan kolom air dekat sedimen, dimana terjadi akumulasi bahan organik dan metabolisme bakteri
yang intensif. Selain itu, respirasi oleh fauna bentik perairan juga berpengaruh terhadap berkurangnya oksigen di sedimen.
Dekomposisi bahan organik dan oksidasi bahan anorganik dapat mengurangi kadar oksigen terlarut hingga mencapai nol anaerob. Selain itu,
kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah dari pada kadar oksigen di
perairan tawar Richard dan Corwin, 1956 in Weber, 1991. Deplesi oksigen merupakan salah satu fenomena yang cukup menarik yang
terjadi di estuari sungai tropis. Kondisi ini sebagian besar disebabkan oleh masukan bahan organik yang terakumulasi di mulut sungai, sehingga berakibat
pada keseimbangan oksigen di perairan Wilson dan Halcrow, 1985. Keseimbangan oksigen merupakan parameter kualitas air yang penting di perairan
sungai dan estuari. Meningkatnya produktifitas dari fitoplankton akan memicu peningkatan kandungan oksigen di perairan ini. Sebaliknya masukan limbah
antropogenik justru meningkatkan kebutuhan akan oksigen, sehingga kandungan oskigen menjadi menurun. Di samping itu, sebagai kawasan pencampuran,
keseimbangan oksigen di estuari juga dipengaruhi oleh pasang surut, debit masukan air sungai, kandungan bahan organik total, serta kecepatan arus
Novotny dan Olem, 1994.
2.3 Biochemical oxygen demand BOD