pencampuran antara air laut dan air tawar di bagian estuari menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari organisme pengurai ini Schlegel, 1994.
4.2.1 Kepadatan total meiofauna.
Kepadatan total meiofauna memperlihatkan nilai yang berbeda pada masing- masing stasiun pengamatan. Akan tetapi, perbedaan nilai tersebut bisa dikatakan
tidak terlalu jauh, dimana pada stasiun satu memiliki kepadatan sebesar 1.867 inividum
2
sedangkan pada stasiun dua yaitu sebesar 1.933 individum
2
Gambar 8. Hasil analisis stastistik dengan menggunakan uji-t memperlihatkan bahwa
nilai kepadatan antara kedua stasiun menjukkan tidak adanya perbedaan yang cukup signifikan dengan nilai P 0,05 Lampiran 3.
Meiofauna hidup di substrat dasar perairan sebagai deposit feeder dengan memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Perairan yang kaya akan
bahan organik merupakan tempat yang kaya akan makanan bagi meiofauna. Total kepadatan meiofauna dapat mencapai 10
6
individum
2
Day et al., 1987. Jika dibandingkan dengan pernyataan Day et al. 1987 di atas, total kelimpahan
meiofauna yang ditemukan pada kedua stasiun pengamatan dapat dikatakan sangat rendah. Hal tersebut diduga karena rendahnya kandungan oksigen di
lapisan sedimen sungai. Kandungan oksigen terlarut dan arus merupakan faktor abiotik yang paling penting bagi populasi meiofauna. Sebagian besar kelompok
meiofauna yang hidup di perairan mengalir membutuhkan oksigen untuk respirasi, beberapa studi menyebutkan bahwa terdapat suatu hubungan yang nyata antara
kandungan oksigen terlarut dengan populasi meiofauna Rouch, 1991; Boulton et al
., 1991 in Hauer dan Lamberti, 1996. Keberadaan meiofauna pada ekosistem sungai dipengaruhi oleh faktor fisik
lingkungan tempat hidupnya, seperti tipe substrat, suhu, dan salinitas. Di kawasan estuari yang sebagian besar memiliki jenis substrat berlumpur dan berpasir, serta
dengan salinitas yang cukup tinggi memungkinkan ekosistem ini hanya dihuni oleh beberapa jenis meiofauna tertentu saja Kennish, 1990.
Stasiun 1 K
ep ad
at an
t o
tal in
d m
l
500 1000
1500 2000
2500 3000
Stasiun 2
Gambar 8 . Kepadatan total meiofauna pada stasiun yang berbeda
Komposisi jenis meiofauna yang ditemukan pada kedua stasiun didominasi oleh kelas Nematoda, yaitu 96 dan 94 masing masing untuk stasiun 1 dan 2.
Disamping itu, pada stasiun 1, ditemukan pula meiofauna dari kelas Nemertina dengan persentase 1. Pada stasiun 2, meiofauna dari kelas Chiliopora dan
Tubellaria ditemukan dengan persentase masing-masing sebesar 3 Tabel 4.
Tabel 4 . Persentase jumlah kelompok meiofauna yang ditemukan pada stasiun
pengamatan.
Stasiun Chiliopora Nematoda Nemertina Tubellaria
1 11
10 6
1
Rataan
9 0,333
Persentase 96
4
2
10 6
1 1
11
Rataan
0,333 9
0,333
Persentase
3 94
3
Jenis meiofauna yang ditemukan pada kedua stasiun pengamatan merupakan jenis meiofauna dari kelompok cacing. Menurut Bortone 1995, meiofauna
kelompok cacing, adalah kelompok meiofauna yang mampu hidup pada kondisi lingkungan yang tercemar sekalipun. Di samping itu, kelompok meiofauna ini
hidup meliang pada substrat yang halus seperti lumpur atau liat, seperti yang ditemukan pada stasiun pengamatan 1 dan 2.
Higgins dan Thiel 1988 memberikan penjelasan bahwa meiofauna dari kelompok Nematoda merupakan meiofauna yang dapat hidup pada berbagai jenis
substrat. Kemampuannya untuk mampu hidup pada salinitas yang sangat tinggi membuat Nematoda menjadi kelompok meiofauna yang kosmopolit. Disamping
itu meiofauna kelompok ini juga mampu hidup pada perairan dengan rentang suhu yang sangat lebar. Nematoda juga dapat hidup pada kondisi oksigen yang rendah
sekalipun, bahkan pada kondisi anoksik.
4.2.2 Kelimpahan total koloni bakteri