Jenis meiofauna yang ditemukan pada kedua stasiun pengamatan merupakan jenis meiofauna dari kelompok cacing. Menurut Bortone 1995, meiofauna
kelompok cacing, adalah kelompok meiofauna yang mampu hidup pada kondisi lingkungan yang tercemar sekalipun. Di samping itu, kelompok meiofauna ini
hidup meliang pada substrat yang halus seperti lumpur atau liat, seperti yang ditemukan pada stasiun pengamatan 1 dan 2.
Higgins dan Thiel 1988 memberikan penjelasan bahwa meiofauna dari kelompok Nematoda merupakan meiofauna yang dapat hidup pada berbagai jenis
substrat. Kemampuannya untuk mampu hidup pada salinitas yang sangat tinggi membuat Nematoda menjadi kelompok meiofauna yang kosmopolit. Disamping
itu meiofauna kelompok ini juga mampu hidup pada perairan dengan rentang suhu yang sangat lebar. Nematoda juga dapat hidup pada kondisi oksigen yang rendah
sekalipun, bahkan pada kondisi anoksik.
4.2.2 Kelimpahan total koloni bakteri
Mikroorganisme akuatik, khususnya di sedimen perairan berpengaruh penting terhadap kandungan oksigen yang ada di lapisan atas sedimen. Sebagai
dekomposer, bakteri membutuhkan oksigen dalam proses penguraian bahan organik di sedimen Wetzel, 1983. Jumlah total koloni bakteri yang ditemukan
pada kedua stasiun tidak terlalu memperlihatkan perbedaan yang cukup signifikan. Jumlah total koloni bakteri yang ditemukan pada stasiun 1 adalah
5,15x10
10
CFUml. Sedangkan pada stasiun 2 adalah 3,0x10
10
CFUml Gambar 9. Nilai tersebut sesuai dengan pernyataan Kennish 1990 yang mengatakan
bahwa konsentrasi bakteri di estuari bisa mencapai 10
6
sampai 10
7
cellml bahkan lebih. Kennish 1990 juga menjelaskan bahwa tingginya jumlah bakteri di
perairan memiliki korelasi positif dengan kandungan bahan organik yang terdapat di perairan tersebut.
Hauer dan Lamberti 1996 menjelaskan bahwa meningkatnya jumlah bahan organik di perairan akan berpengaruh pula pada meningkatnya oksigen
yang dibutuhkan untuk mendekomposisi bahan organik tersebut. Akan tetapi, jumlah total mikroorganisme yang menguraikannya juga berpengaruh terhadap
penurunan kandungan oksigen terlarut di bagian dasar perairan, karena semakin banyak jumlah bakteri yang menguraikan bahan organik di sedimen perairan,
maka akan semakin banyak pula oksigen yang dibutuhkan untuk proses dekomposisi. Hal itu pula yang mempercepat proses penurunan oksigen di
lapisan dasar perairan.
Stasiun 1 Stasiun 2
Ko lo
n i
b a
k te
ri CF
U m
l
1e+10 2e+10
3e+10 4e+10
5e+10 6e+10
7e+10
Gambar 9 . Kelimpahan total bakteri pada stasiun yang berbeda
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji-t menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara jumlah koloni bakteri yang ditemukan di kedua
stasiun dengan nilai P 0,05 Lampiran 2. Tingginya total kelimpahan bakteri di stasiun 1 diduga karena kandungan bahan organik di stasiun 1 juga lebih besar
dibanding stasiun 2. Menurut Kennish 1990 kelimpahan total bakteri di perairan memiliki korelasi positif terhadap kandungan bahan organik di perairan tersebut.
Selain itu, perbedaan tekstur di kedua stasiun juga diduga menyebabkan perbedaan kelimpahan bakteri yang ditemukan pada stasiun pengamatan.
Menurut Rublee 1985 in Kennish 1990, perbedaan ukuran partikel sedimen memiliki korelasi yang kuat dengan kelimpahan bakteri. Dimana sedimen dengan
partikel yang lebih halus akan memiliki kelimpahan bakteri yang lebih besar dibanding sedimen yang lebih kasar.
4.3 Alternatif strategi perencanaan pengelolaan estuari Sungai Cisadane