Industri Kerajinan TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri Kerajinan

Menurut Shepherd 1990, yang dimaksud dengan ekonomi industri atau disebut juga dengan organisasi industri adalah cabang dari ilmu mikroekonomi atau aplikasi teori mikroekonomi yang menganalisis pasar, perusahaan, dan industri. Sebagai cabang dari ilmu ekonomi mikro, tujuan yang ingin dicapai oleh para pelaku ekonomi perusahaan diasumsikan adalah bagaimana menggunakan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas Stigler dalam Daryanto, 2003 Pengertian industri sendiri terbagi menjadi dua lingkup, yaitu mikro dan makro. Secara mikro, industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen atau barang-barang yang mempunyai sifat substitusi. Dari segi pembentukan pendapatan yang cenderung bersifat makro, industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. Dengan kata lain, industri merupakan kumpulan dari perusahaan yang sejenis Hasibuan, 1993. Industri pengolahan adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan mengubah bahan mentah menjadi barang jadi setengah jadi atau mengubah barang yang kurang tinggi nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Proses pengolahan tersebut dilakukan secara mekanis, kimiawi, ataupun dengan tangan Badan Pusat Statistik, 2006. Di antara banyak jenis industri, industri kreatif merupakan industri yang berbasis kepada kreativitas sebagai input utamanya. Terdapat beberapa definisi mengenai industri kreatif, tetapi definisi yang banyak digunakan dalam studi industri kreatif adalah definisi yang dinyatakan oleh UK DCMS United Kingdom Department of Culture, Media and Sport Task Force 1998 dalam Studi Industri Kreatif 2007, yaitu: ”Creatives Industries as those industries which have their origin in individual creativity, skill talent, and which have a potential for wealth and job creation through the generation and exploitation of intellectual property and content.” Ada juga yang mengacu pada definisi industri kreatif lainnya, yaitu berdasarkan UK DCMS 2004: ”Bussinesses in areas that are commonly thought of as being quite distinct from each other, this includes: advertising, architecture, the art and antiques market, craft, design, designer fashion, film, interactive leisure software, music, the p erforming arts, publishing, software, and television and radio.” Departemen Perdagangan 2007, mendefinisikan industri kreatif sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Salah satu industri yang termasuk dalam industri kreatif adalah industri kerajinan. Departemen Perdagangan 2007, mendefinisikan Industri Kerajinan yang merupakan bagian dari Industri Kreatif sebagai kegiatan yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu bergarga, serat alam maupun buatan, kulit rotan, bambu, kayu, logam emas, perak, tembaga, perunggu, besi kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil bukan produksi massal. Volume produksi yang dihasilkan oleh industri kerajinan ini sangat bergantung pada jumlah dan keahlian tenaga pengrajin yang tersedia, sehingga kelompok industri ini dapat dikategorikan sebagai industri padat karya.

2.2 Kinerja serta Faktor-faktor yang Mempengaruhinya