Pencemaran Air Minum Pengaruh Air terhadap Kesehatan Escherichia coli

22. Setiap galon yang telah diisi langsung beri tutup yang baru dan bersih. Tetapi bukan dengan metode wrapping. 23. Pihak depot sebaiknya tidak membuat stock botol galon yang telah diisi, lebih dari 1x24 jam, botol yang telah diisisebaiknya langsung dibawa oleh konsumen. 24. Perilaku hidup bersih dan sehat dari operator. 25. Surat keterangan telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum bisa didapat dari penyelenggara atau instansi yang melaksanakan kursus higiene sanitasi depot air minum, seperti Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi,Kabkota atau asosiasi Depot Air Minum. 26. Depot air minum harus bebas dari tikus, lalat dan kecoa karena dapat mengotori dan merusak peralatan.

2.6 Pencemaran Air Minum

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air minum bukan air murni, meskipun bahan-bahan tersuspensi dan bakteri mungkin telah dihilangkan dari air tersebut, tetapi air minum masih mengandung komponen-komponen terlarut. Air minum yang tidak tercemar tidak selalu merupakan air murni, tetapi adalah air yang tidak mengandung bahan- bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan air minum Ferdiaz, 1992.

2.7 Pengaruh Air terhadap Kesehatan

Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit menular maupun penyakit tidak menular Mulia, 2005. Universitas Sumatera Utara Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung disebut penyakit bawaan air waterborne diseases. Hal ini dapat terjadi karena air merupakan media yang baik tempat bersarangnya bibit penyakitagent. Menurut Slamet 2007 beberapa penyakit bawaan air yang sering ditemukan di Indonesia diantaranya: a. Cholera adalah penyakit usus halus yang akut dan berat. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Vibrio cholera. Gejala utamanya adalah muntaber, dehidrasi, dan kolaps. Gejala khasnya adalah tinja yang menyerupai air cucian beras. b. Dysentrie amoeba disebabkan oleh protozoa bernama Entamoeba hystolytica. Gejala utamanya adalah tinja yang tercampur darah dan lendir. c. Thypus abdominalis juga merupakan penyakit yang menyerang usus halus dan penyebabnya adalah Salmonella typii. Gejala utamanya adalah panas yang terus-menerus dengan taraf kesadaran yang menurun, terjadi 1-3 minggu setelah infeksi. d. Diare disebabkan oleh bakteri koliform misalnya E. coli bersifat patogen dengan gejala kram perut, mual dan rasa tidak enak badan.

2.8 Escherichia coli

Escherichia coli umumnya diketahui terdapat secara normal dalam alat pencernaan manusia dan hewan. Escherichia coli yang menyebabkan penyakit pada manusia disebut Entero Pathogenic Escherichia coli EPEC. ada 2 dua golongan Escherichia coli penyebab penyakit pada manusia yaitu: 1. Entero Toxigenic Escherichia coli ETEC yaitu mampu menghasilkan enterotoksin dalam usus kecil dan menyebabkan penyakit seperti kolera. Waktu Universitas Sumatera Utara inkubasi penyakit ini 8 – 24 jam dengan gejala diare, muntah-muntah dan dehidrasi serupa dengan kolera. 2. Entero Invasive Escherichia coli EIEC yaitu mampu menembus dinding usus dan menimbulkan kolitis radang usus besar atau gejala demam, sakit kepala, kejang perut dan diare berdarah. Pangan yang sering terkontaminasi bakteri ini adalah susu, air minum, daging, keju dan lain-lain. Nurwantoro, 1997 Di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya menggunakan bakteri Escherichia coli untuk pengujian air minum. Bakteri Escherichia coli lebih mudah mengisolasinya daripada jenis bakteri lainnya. Keberadaan bakteri Escherichia coli dalam sumber air dan makanan merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia Chandra, 2007. Karena itulah jika air atau makanan mangandung Escherichia coli, hendaknya harus dipertimbangkan penolakan pemakaian untuk air minum, sebab besar kemungkinan air atau makanan tersebut tercemar bahan-bahan kotor Azwar, 1990. Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia yang peranannya besar sekali terhadap kesehatan manusia. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit Sutrisno, 1996. Didalam penularan penyakit, air berperan dalam empat cara: 1. Cara Water Borne Kuman patogen dapat berada di dalam air minum untuk manusia dan hewan. Bila air yang mengandung kuman patogen ini terminum maka dapat terjadi Universitas Sumatera Utara penyakit pada yang bersangkutan. Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung ini seringkali dinyatakan sebagai penyakit bawaan air atau water borne disease. Diantara penyakit-penyakit tersebut diantaranya penyakit cholera, thypoid, hepatitis infeksiosa dan dysentri basiler. Penyakit- penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Kusnoputranto, 2000. 2. Cara Water Washed Cara penularan penyakit ini berkaitan erat dengan air bagi kebersihan umum alat-alat terutama alat-alat dapur dan makan dan kebersihan perorangan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup, maka penyakit-penyakit tertentu dapat dikurangi penularannya pada manusia. Kelompok penyakit-penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis. Peranan terbesar air bersih dalam cara penularan water washed terutama berada di dalam bidang higiene dan sanitasi. Mutu air yang diperlukan tidak perlu seketat mutu air bersih untuk air minum, yang lebih menentukan dalam hal ini adalah banyaknya air yan tersedia. Kelompok penyakit yang sangat dipengaruhi oleh cara penularan ini sangat banyak dan dapat dikelompokkan menjadi 3 tiga kelompok, yaitu Kusnoputranto, 2000 : a. Penyakit - penyakit infeksi saluran pencernaan yaitu penyakit diare Penyakit diare merupakan penyakit yang penularannya bersifat fecal oral. Karena, penyakit-penyaki diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur diantaranya jalur yang melalui air water borne atau jalur yang melalui Universitas Sumatera Utara alat-alat dapur yang dicuci dengan air water washed. Contoh penyakit dalam kelompok ini serupa dengan yang terdapat pada jalur water borne yaitu cholera, thypoid, hepatitis infeksiosa dan dysentri basiler. Berjangkitnya penyakit-penyakit ini sangat erat dengan kurang tersedianya alat untuk makan minum dan memasak serta untuk kebersihan alat-alat makan. b. Penyakit infeksi kulit dan selaput lendir Berjangkitnya penyakit-penyakit kelompok ini sangat erat dengan kurangnya penyediaan air bersih untuk higiene perorangan mandi, cuci. pada umumnya dapat diturunkan angka penyakit ini dengan jalan menyediakan air yang cukup bagi kebersihan perorangan. Mutu mikrobiologis air bersih tidak seketat mutu mutu bagi air minum. Namun perlu diperhatikan persyaratan mutu air bersih sehingga air tidak mengandung mikroba-mikroba yang menimbulkan penyakit seperti fungus pada kulit, penyakit conjunctivitis, trachoma dan lain-lain. c. Penyakit-penyakit infeksi yang ditimbulkan oleh insekta parasit pada kulit dan selaput lendir Kelompok penyakit ini sangat ditentukan oleh tersedianya air bersih untuk hygine perorangan yang ditujukan untuk mencegah insekta parasit pada tubuh dan pakaian. Insekta parasit akan mudah berkembang biak dan menimbulkan penyakit bila kebersihan perorangan dan kebersihan umum tidak terjamin. Parasit-parasit yang termasuk dalam kelompok ini adalah Universitas Sumatera Utara lice, sarcoptes, scabieae, thypus endemik, louse borne relapsing fever dan sebagainya. 3. Cara Water Based Penyakit ini dalam siklusnya memerlukan pejamu host perantara. Pejamu perantara ini hidup di dalam air. Contoh kelompok penyakit ini adalah penyakit schitosomiasis dan dracumulus medinensis guinea warm. Larva schitosomiasis hidup di dalam keong-keong air. Setelah waktunya, larva ini akan mengubah bentuk menjadi cercaria dan menembus kulit kaki manusia yang berada di dalam air tersebut. Badan-badan air yang potensial untuk menjangkitkan jenis penyakit ini adalah badan-badan air yang terdapat di alam, yang sering berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari manusia seperti menangkap ikan, mandi, cuci dan sebagainya. Dracunculus medinensis di Afrika Barat melengkapi siklus hidupnya di dalam crustacea air. Infeksi parasit dapat terjadi bila air yang mengandung parasit ini terminum Kusnoputranto, 2000. 4. Water Related Insect Vector of Disease Air merupakan tempat perindukan bagi beberapa macam insekta yang merupakan vektor beberapa macam penyakit. Air yang merupakan salah satu unsur alam yang harus ada di dalam lingkungan manusia merupakan media yang baik bagi insekta unutk berkembang biak. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh insekta ini adalah malaria, yellow fever, dengue, onchocerciasis, river blindness, trypanosomiasis tse-tse fly. Nyamuk Universitas Sumatera Utara Aedes aegypti yang merupakan vektor penyakit dengue berkembang biak dengan mudah bila di lingkungan tersebut terdapat tempat-tempat sementara untuk air bersih seperti gentong air, pot dan sebagainya Kusnoputranto, 2000.

2.9 Kerangka Konsep Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Higiene Sanitasi Dan Kualitas Air Minum Isi Ulang (Amiu) Berdasarkan Sumber Air Baku Pada Depot Air Minum Di Kota Medan

17 146 95

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli DALAM AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

10 54 60

Identifikasi escherichia coli pada air minum isi ulang dari depot di Kelurahan Pisangan dan Cirendeu tahun 2015

2 13 69

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kawasan Universitas Muhammadyah Surakarta.

0 5 16

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kawasan Universitas Muhammadyah Surakarta.

0 2 12

FAKTOR HIGIENE SANITASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGI AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA TANJUNGPINANG

0 1 6

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN AIR MINUM ISI ULANG DENGAN PENYAKIT DIARE PADA BALITA

0 1 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Air Minum - Higiene Sanitasi dan Pemeriksaan Jumlah Eschericia coli pada Air Minum Isi Ulang dengan Metode Desinfeksi Sinar Ultraviolet dan Ozonisasi di Kota Medan Tahun 2011

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Higiene Sanitasi dan Pemeriksaan Jumlah Eschericia coli pada Air Minum Isi Ulang dengan Metode Desinfeksi Sinar Ultraviolet dan Ozonisasi di Kota Medan Tahun 2011

0 0 7

HIGIENE SANITASI DAN PEMERIKSAAN JUMLAH Eschericia coli PADA AIR MINUM ISI ULANG DENGAN METODE DESINFEKSI SINAR ULTRAVIOLET DAN OZONISASI DI KOTA MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI

0 0 15