Pencahayaan Higiene Sanitasi Depot Air Minum

keramikkedap air begitu juga dengan dinding dan langit-langit kuat dan kokoh sehingga dapat mencegah terjadinya kebocoran atau pencemaran terhadap air minum isi ulang yang dihasilkan. Menurut Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, konstruksi dari bengunan depot air minum isi ulang harus memenuhi persyaratan fisik bangunan harus kuat, aman dan mudah dibersihkan serta mudah pemeliharaanya. Lantai depot harus memenuhi syarat sebagai berikut; Bahan kedap air, permukaan rata, halus tetapi tidak licin, tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan, selalu dalam keadaan bersih dan tidak berdebu. Dinding bangunan depot harus memenuhi syarat; Bahan kedap air, permukaan rata, halus, tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan. Warna dinding terang dan cerah, selalu dalam keadaan bersih, tidak berdebu dan bebas dari pakaian tergantung. Khusus dinding yang berhubungan dengan semprotan air harus rapat air setinggi minimal 2 meter dari lantai. Untuk atap dan langit-langit dipersyaratkan; atap bangunan harus menutup sempurna seluruh bangunan, bahan atap tahan terhadap air dan tidak bocor, konstruksi atap dan langit-langit dibuat anti tikus rodentproof, langit-langit harus menutup sempurna seluruh ruangan, bahan langit-langit harus kuat, tahan lama dan mudah dibersihkan, dan tidak menyerap debu. Permukaan langit-langit harus rata dan berwarna terang, dalam keadaan bersih dan tidak berdebu, Tinggi minimal 3 meter dari lantai.

5.2.11 Pencahayaan

Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Universitas Sumatera Utara Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat. Kondisi pencahayaan pada seluruh depot yang diteliti sudah cukup baik, tidak menyilaukan yang dapat mengganggu penglihatan dan tidak terlalu redup yang dapat membuat mata lelah. Menurut Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, permukaan tempat kerja dan ruangan pengolahan dan penyimpananmendapat penyinaran cahaya, baik alam maupun buatan dengan minimal 10 – 20 foot candle atau 100 – 200 lux. Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang memungkinkan seorang tenaga kerja melihat pekerjaannya secara teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu serta membantu menciptakan lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan Suma’mur, 1996. Menurut Grandjean 1993 pencahayaan yang tidak didesain dengan baik akan menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja. Pengaruh dari pencahayaan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan: • Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan efisiensi kerja. • Kelelahan mental. • Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata. • Kerusakan indera mata, dll. Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara pada penurunan performansi kerja, termasuk : • Kehilangan produktivitas • Kualitas kerja rendah • Banyak terjadi kesalahan Universitas Sumatera Utara • Kecelakaan kerja meningkat. Dari peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 tahun 1964, mengisyaratkan bahwa pencahayaan pada lingkungan kerja disesuaikan dengan keadaan dan kondisi pekerjaan yang dikerjakan dengan tujuan tidak menimbulkan : • Kelelahan pada mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja. • Kelelahan mental • Keluhan-keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala sekitar mata • Kerusakan alat penglihatan dan meningkatnya kecelakaan

5.2.12 Faktor Higiene Sanitasi Lainnya

Dokumen yang terkait

Analisis Higiene Sanitasi Dan Kualitas Air Minum Isi Ulang (Amiu) Berdasarkan Sumber Air Baku Pada Depot Air Minum Di Kota Medan

17 146 95

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli DALAM AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

10 54 60

Identifikasi escherichia coli pada air minum isi ulang dari depot di Kelurahan Pisangan dan Cirendeu tahun 2015

2 13 69

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kawasan Universitas Muhammadyah Surakarta.

0 5 16

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kawasan Universitas Muhammadyah Surakarta.

0 2 12

FAKTOR HIGIENE SANITASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGI AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA TANJUNGPINANG

0 1 6

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN AIR MINUM ISI ULANG DENGAN PENYAKIT DIARE PADA BALITA

0 1 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Air Minum - Higiene Sanitasi dan Pemeriksaan Jumlah Eschericia coli pada Air Minum Isi Ulang dengan Metode Desinfeksi Sinar Ultraviolet dan Ozonisasi di Kota Medan Tahun 2011

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Higiene Sanitasi dan Pemeriksaan Jumlah Eschericia coli pada Air Minum Isi Ulang dengan Metode Desinfeksi Sinar Ultraviolet dan Ozonisasi di Kota Medan Tahun 2011

0 0 7

HIGIENE SANITASI DAN PEMERIKSAAN JUMLAH Eschericia coli PADA AIR MINUM ISI ULANG DENGAN METODE DESINFEKSI SINAR ULTRAVIOLET DAN OZONISASI DI KOTA MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI

0 0 15