derajat Angstrom. Proses desinfeksi sinar ultraviolet yaitu dengan melewatkan air ke dalam tabung atau pipa yang disinari dengan lampu ultraviolet Sulistyandari, 2009.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi kualitas air minum yang dihasilkan oleh proses di atas, diantaranya adalah kualitas sumber air baku, pengangkutan, jenis
peralatan yang digunakan, pemeliharaan peralatan, penanganan air hasil pengolahan dan lain-lain. Pada produksi AMDK, seluruh proses pengolahannya dilakukan secara
otomatis dan terkontrol sehingga apabila ada peralatan yang tidak berfungsi dapat diketahui dengan segera. Sedangkan pada proses pengolahan air di depot air minum
isi ulang tidak seluruhnya dilakukan secara otomatis, sehingga hal ini diduga dapat mempengaruhi kualitas air yang dihasilkan Pitoyo, 2005.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan kajian tentang pengaruh higiene sanitasi dan efektivitas proses desinfeksi pada depot air minum isi ulang yang
menggunakan metode sinar UV dan ozonisasi terhadap jumlah E. coli pada air minum isi ulang di Kota Medan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh higiene sanitasi dan
efektivitas proses desinfeksi pada depot air minum isi ulang yang menggunakan metode desinfeksi sinar UV dan ozonisasi terhadap jumlah E. coli pada air minum isi
ulang di Kota Medan Tahun 2011.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh higiene sanitasi dan efektivitas proses desinfeksi pada depot air minum isi ulang yang menggunakan metode desinfeksi sinar UV dan
ozonisasi terhadap jumlah E. coli pada air minum isi ulang di Kota Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kondisi higiene sanitasi depot air minum isi ulang yang
menggunakan metode desinfeksi sinar UV dan ozonisasi di Kota Medan.
2. Untuk mengetahui jumlah E. coli pada air minum isi ulang sebelum dilakukan
proses desinfeksi dengan metode sinar ultraviolet.
3. Untuk mengetahui jumlah E. coli pada air minum isi ulang setelah dilakukan
proses desinfeksi dengan metode sinar ultraviolet.
4. Untuk mengetahui jumlah E. coli pada air minum isi ulang sebelum dilakukan
proses desinfeksi dengan metode ozonisasi.
5. Untuk mengetahui jumlah E. coli pada air minum isi ulang setelah dilakukan
proses desinfeksi dengan metode ozonisasi.
6. Untuk mengetahui jumlah E. coli pada air minum isi ulang setelah dilakukan proses desinfeksi dengan metode sinar ultraviolet dan ozonisasi sudah
memenuhi standar persyaratan kualitas air minum yang ditetapkan Permenkes
RI No. 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. 1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi bagi pengelola depot air minum dan masyarakat yang menggunakan air minum isi ulang mengenai higiene sanitasi dan kandungan
Universitas Sumatera Utara
E. coli pada air minum isi ulang yang menggunakan metode desinfeksi sinar UV dan ozonisasi, agar lebih baik lagi dalam mengelola depot air minum isi
ulang dan lebih selektif dalam memilih depot yang higienis, bebas dari bahan
tercemar dan memenuhi syarat kesehatan.
2. Sebagai masukan bagi instasi pemerintah terkait Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam hal pengawasan dan pembinaan
higiene sanitasi dan kualitas air minum isi ulang sehingga program yang
disusun dan dilaksanakan dapat lebih berhasil dan berdaya guna.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air Minum
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492MENKESPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, maka defenisi air minum adalah : “Air yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.” Air merupakan senyawa kimia yang sangat
penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi
kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuh. Menurut Notoadmodjo 2003, sekitar 55 - 60 berat badan orang dewasa
terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 dan untuk bayi sekitar 80. Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan manusia, dengan terpenuhinya
kebutuhan air, maka proses metabolisme dalam tubuh manusia dapat berlangsung dengan baik. Sebaliknya jika kekurangan air proses metabolisme akan terganggu dan
akibatnya akan menimbulkan kematian. Salah satu upaya pengamanan makanan dan minuman untuk melindungi kesehatan masyarakat adalah pengawasan terhadap
kualitas air minum. Hal tersebut dikarenakan air minum merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan cukup besar dalam kehidupan. Air
dari sumber air baku harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu sampai air tersebut memenuhi syarat kesehatan Mulia, 2005.
Air juga merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus
Universitas Sumatera Utara
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat Notoatmodjo, 2003.
2.2 Sumber Air Minum