Kualitas Bahan Baku Higiene Sanitasi Depot Air Minum

5.2.1 Kualitas Bahan Baku

Objek bahan baku yang dipakai sebagai bahan produksi air minum untuk depot yang menggunakan metode desinfeksi sinar UV belum memenuhi syarat, karena disebagian besar air bahan baku depot tersebut masih ditemukan adaya bakteri Eschericia coli sehingga belum memenuhi persyaratan kualitas air bersih Permenkes RI No. 416MENKESPerIX1990, sedangkan untuk depot yang menggunakan metode desinfeksi ozonisasi objek bahan bakunya sudah cukup baik karena pada sebagian besar sampel air baku tidak ditemukan adanya bakteri Eschericia coli. Menurut Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, air baku adalah air bersih yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan no 416MenkesPerIX1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum. Untuk menjamin kualitas air baku wajib dilakukan pengambilan sampel secara periodik. Kualitas air minum yang dihasilkan oleh depot yang menggunakan metode desinfeksi sinar UV juga masih belum sesuai dengan Permenkes RI No. 492MENKESPER2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum karena masih ditemukan bakteri Eschericia coli, sedangkan kualitas air minum pada depot yang menggunakan metode desinfeksi ozonisasi telah memenuhi syarat dengan tidak ditemukannya bakteri Eschericia coli. Mobil tangki pengangkut air baku depot yang menggunakan metode deisnfeksi sinar UV dan ozonisasi sebagian besar belum memiliki izin pengangkutan Universitas Sumatera Utara air sehingga tidak ada jaminan dan pengawasan terhadap air baku yang diangkut mobil tersebut. Kendaraan tangki air yang mengangkut air baku kedua depot sudah cukup aman karena terbuat dari bahan yang tidak dapat melepaskan zat-zat beracun seperti Pb, Zn, Cu atau zat lainnya ke dalam air yang dapat membahayakan kesehatan. Namun sebagian besar depot baik yang menggunakan metode desinfeksi sinar UV maupun ozonisasi, tidak memiliki bukti tertulis sertifikat yang menyatakan air baku yang diangkut berasal dari sumber air tertentu. Lama pengangkutan air baku kedua depot sudah sesuai dengan ketentuannya yaitu paling lama 12 jam sampai ke depor air minum. Pengangkutan yang melebihi waktu 12 jam dapat memungkinkan berkembangnya mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan. Menurut Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, tangki pengangkut air baku seharusnya memenuhi syarat, antara lain: 1. Khusus digunakan untuk air minum 2. Mudah dibersihkan, di desinfektan minimal 3 bulan sekali 3. Diberi pengaman 4. Mempunyai manhole 5. Pengisian dan pengeluaran air melalui kran 6. Tangki, selang, pompa dan sambungan terbuat dari bahan tara pangan 7. Dokumen pengadaan air baku harus tersedia di DAM Pada saat pengiriman air baku, dibutuhkan kejujuran dari sopir atau kernet truk tangki, karena ada juga beberapa diantaranya yang telah mengisi tangki dengan Universitas Sumatera Utara air dari sumber air baku terdekat walaupun kualitasnya belum teruji Sulistyandari, 2009.

5.2.2 Tandon Air Bahan Baku

Dokumen yang terkait

Analisis Higiene Sanitasi Dan Kualitas Air Minum Isi Ulang (Amiu) Berdasarkan Sumber Air Baku Pada Depot Air Minum Di Kota Medan

17 146 95

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli DALAM AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

10 54 60

Identifikasi escherichia coli pada air minum isi ulang dari depot di Kelurahan Pisangan dan Cirendeu tahun 2015

2 13 69

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kawasan Universitas Muhammadyah Surakarta.

0 5 16

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kawasan Universitas Muhammadyah Surakarta.

0 2 12

FAKTOR HIGIENE SANITASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGI AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA TANJUNGPINANG

0 1 6

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN AIR MINUM ISI ULANG DENGAN PENYAKIT DIARE PADA BALITA

0 1 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Air Minum - Higiene Sanitasi dan Pemeriksaan Jumlah Eschericia coli pada Air Minum Isi Ulang dengan Metode Desinfeksi Sinar Ultraviolet dan Ozonisasi di Kota Medan Tahun 2011

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Higiene Sanitasi dan Pemeriksaan Jumlah Eschericia coli pada Air Minum Isi Ulang dengan Metode Desinfeksi Sinar Ultraviolet dan Ozonisasi di Kota Medan Tahun 2011

0 0 7

HIGIENE SANITASI DAN PEMERIKSAAN JUMLAH Eschericia coli PADA AIR MINUM ISI ULANG DENGAN METODE DESINFEKSI SINAR ULTRAVIOLET DAN OZONISASI DI KOTA MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI

0 0 15