Operator Higiene Sanitasi Depot Air Minum

5.2.9 Operator

Ada tiga kelompok penderita penyakit yang tidak boleh dilibatkan dalam penanganan makanan dan minuman, yaitu penderita penyakit infeksi saluran pernafasan, pencernaan, dan penyakit kulit. Karena jenis penyakit tersebut dapat dipindahkan kepada orang lain melalui makanminuman yang diolah dan disajikan oleh penderita. Orang sehatpun sebetulnya masih membawa milyaran mikroorganisme di dalam mulut, hidung, kulit dan saluran pencernaannya. Orang sehatpun sebetulnya masih membawa milyaran mikroorganisme di dalam mulut, hidung, kulit dan saluran pencernaannya. Dengan demikian pekerja harus mengikuti prosedur yang memadahi untuk mencegah kontaminasi pada produk yang ditanganinya. Prosedur yang penting bagi pekerja pengolah makananminuman adalah pencucian tangan, kebersihan, dan kesehatan diri. Sulistyandari, 2009. Sebagian besar dari operator depot air minum belum semuanya berperilaku hidup bersih dan sehat. Kebanyakan dari mereka, terutama pria, merokok ketika bekerja, dan ada juga yang tidak mencuci tangannya ketika mengisi galon, sehingga dapat menimbulkan resiko air minum isi ulang tersebut tercemar dengan bakteri dan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Menurut Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, operator harus memakai pakaian kerja yang bersih, berseragam, memakai tutup rambut dan khusus dipakai pada waktu bertugas, serta memakai tanda pengenal sehingga hanya petugas resmi yang bekerja. operator harus melaksanakan praktek perilaku hidup bersih dan sehat PHBS, tidak merokok sewaktu bekerja, tidak meludah atau bersin sembarangan, Universitas Sumatera Utara cara memegang galon yang bersih dan selalu membiasakan mencuci tangan waktu melayani konsumen. Operatorpenanggung jawabpemilik pada hampir seluruh depot yang diteliti tidak memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum yang diselenggarakan oleh instansi tertentu, sehingga ini dapat menimbulkan kondisi higiene sanitasi yang buruk pada depot air minum.

5.2.10 Pengawasan Tikus, Lalat dan Kecoa

Dokumen yang terkait

Analisis Higiene Sanitasi Dan Kualitas Air Minum Isi Ulang (Amiu) Berdasarkan Sumber Air Baku Pada Depot Air Minum Di Kota Medan

17 146 95

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli DALAM AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

10 54 60

Identifikasi escherichia coli pada air minum isi ulang dari depot di Kelurahan Pisangan dan Cirendeu tahun 2015

2 13 69

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kawasan Universitas Muhammadyah Surakarta.

0 5 16

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kawasan Universitas Muhammadyah Surakarta.

0 2 12

FAKTOR HIGIENE SANITASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGI AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA TANJUNGPINANG

0 1 6

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN AIR MINUM ISI ULANG DENGAN PENYAKIT DIARE PADA BALITA

0 1 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Air Minum - Higiene Sanitasi dan Pemeriksaan Jumlah Eschericia coli pada Air Minum Isi Ulang dengan Metode Desinfeksi Sinar Ultraviolet dan Ozonisasi di Kota Medan Tahun 2011

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Higiene Sanitasi dan Pemeriksaan Jumlah Eschericia coli pada Air Minum Isi Ulang dengan Metode Desinfeksi Sinar Ultraviolet dan Ozonisasi di Kota Medan Tahun 2011

0 0 7

HIGIENE SANITASI DAN PEMERIKSAAN JUMLAH Eschericia coli PADA AIR MINUM ISI ULANG DENGAN METODE DESINFEKSI SINAR ULTRAVIOLET DAN OZONISASI DI KOTA MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI

0 0 15