37 Keterangan :
Pr : Harga di tingkat pengecer
Sr : Penawaran di tingkat pengecer
Dr : Permintaan di tingkat pengecer
Pf : Harga di tingkat petani
Sf : Penawaran di tingkat petani
Df : Permintaan di tingkat petani
Qrf : Jumlah keseimbangan di tingkat petani dan pengecer
Margin pemasaran pada suatu saluran pemasaran tertentu dapat dinyatakan sebagai jumlah dari margin pada masing-masing lembaga pemasaran yang
terlibat. Rendahnya biaya pemasaran suatu komoditi belum tentu mencerminkan efisiensi yang tinggi.
Rasio keuntungan dan biaya pemasaran adalah besarnya keuntungan yang diterima atas biaya pemasaran yang dikeluarkan. Dengan demikian semakin
meratanya penyebaran rasio keuntungan dan biaya, maka dari segi operasional sistem pemasaran akan semakin efisien Limbong dan Sitorus 1987.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Talas merupakan salah satu komoditas yang dimanfaatkan Pemerintah Daerah Bogor dalam upaya diversifikasi pangan sebagai komoditas khas Bogor.
Kelurahan Situgede berpotensi untunk pengembangan talas, namun seringkali ditemui harga jual petani sangat rendah dibandingkan dengan harga yang dibayar
konsumen, disamping biaya produksi yang cenderung makin mahal serta adanya resiko dan kendala teknik produksi yang dihadapi petani.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan pendapatan usahatani dan pemasaran talas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
apakah usahatani talas yang dikembangkan di Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat masih menguntungkan atau tidak.
Penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani dan pemasaran talas dilakukan dengan menghitung nilai pendapatan usahatani yang merupakan selisih
antara penerimaan dan biaya yang terjadi. Pendapatan usahatani ini terdiri dari pendapatan tunai dan pendapatan total.
AcroPDF - A Quality PDF Writer and PDF Converter to create PDF files. To remove the line, buy a license.
38 Pendapatan usahatani diukur dengan mengurangkan penerimaan usahatani
talas yang dinilai dari total nilai produk yang dihasilkan dikali jumlah fisik output dengan harga yang terjadi. Biaya usahatani meliputi biaya sarana produksi yang
digunakan, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya. Pendapatan ini kemudian dibandingkan dengan biaya yang terjadi RC untuk mengetahui efisiensi
usahatani. RC lebih besar dari satu maka usaha ini efisien untuk dilaksanakan, tetapi bila nilai RC lebih kecil dari satu maka usaha ini tidak efisien
dilaksanakan. Pemasaran talas akan diukur dengan menganalisis saluran pemasaran,
lembaga pemasaran yang turut terlibat, dan fungsi pemasaran terhadap setiap pola dan lembaga pemasaran yang terlibat. Setelah diketahui fungsi pemasaran yang
dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran maka dihitung nilai biaya pemasaran yang dikeluarkan sehingga farmer’s share atau keuntungan yang
diperoleh dari masing-masing lembaga pemasaran dapat diketahui. Dengan demikian nilai total margin pemasaran dan efisiensi pemasarannya dapat
diketahui. Berdasarkan nilai margin pemasaran tersebut dapat diketahui tingkat rasio keuntungan terhadap biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran, untuk
lebih ringkasnya gambaran mengenai penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
AcroPDF - A Quality PDF Writer and PDF Converter to create PDF files. To remove the line, buy a license.
39 •
Kelurahan Situgede berpotensi untuk pengembangan talas •
Biaya produksi yang cenderung makin mahal •
Adanya resiko dan kendala teknik produksi yang dihadapi petani. •
Harga jual petani sangat rendah dibandingkan dengan harga yang dibayar konsumen
Analisis Pendapatan Usahatani
Penerimaan : Harga x produksi Total Biaya : Biaya Tunai + Biaya
diperhitungkan Pendapatan : Pendapatan atas biaya
tunai dan pendapatan atas biaya total
Analisis RC rasio : RC rasio atas biaya tunai dan RC rasio atas biaya total.
Saluran Pemasaran Fungsi-fungsi Pemasaran
Efisiensi Pemasaran
§
Margin pemasaran
§
Rasio keuntungan dan biaya
§
Farmer’s share Analisis Pemasaran
Informasi dan Rekomendasi
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional
AcroPDF - A Quality PDF Writer and PDF Converter to create PDF files. To remove the line, buy a license.
40
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja
purposive dengan pertimbangan lokasi tersebut memberikan sumbangan produksi talas yang besar di Kota Bogor. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan
Maret hingga bulan April 2009. Waktu tersebut digunakan untuk memperoleh data dari petani dan data-data dari instansi terkait.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui observasi pengamatan dan
wawancara langsung terhadap kegiatan yang dilakukan responden, dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan sebelumnya.
Data sekunder sebagai data penunjang diperoleh dari catatan yang terdapat di berbagai instansi yang berkaitan dengan masalah penelitian seperti Dinas
Pertanian Kota Bogor, Badan Pusat Statistik, serta buku-buku literatur yang terkait lainnya.
4.3 Metode Penentuan Sampel
Penentuan sampel dibedakan atas tujuan penelitian yakni untuk analisis usahatani dengan analisis pemasaran. Penentuan responden untuk analisis
usahatani talas dilakukan dengan metode sensus sebanyak 24 orang, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kelurahan setempat jumlah petani talas di
Kelurahan Situgede sebanyak 24 orang. Seluruh petani tersebut menjadi responden dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini di klasifikasi
berdasarkan petani yang menyewa lahan sebanyak tujuh orang, petani yang menggarap lahan sendiri sebanyak 17 orang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
mana yang lebih menguntungkan diantara kedua kelompok tersebut.
AcroPDF - A Quality PDF Writer and PDF Converter to create PDF files. To remove the line, buy a license.