Kandungan Gizi Talas Budidaya Talas

25

2.2 Kandungan Gizi Talas

Talas memiliki andil yang besar dalam memenuhi kebutuhan karbohidrat dan perbaikan gizi masyarakat, serta diperkirakan dapat dijadikan sebagai bahan makanan yang bersubstitusi dengan beras. Sebagai contoh di daerah Bali dan Irian Jaya, menurut penelitian tanaman talas telah banyak diusahakan oleh petani secara teratur yakni meliputi 72,73 persen dari seluruh petani di daerah Bali dan 48,27 persen dari seluruh petani di Irian Jaya. Masyarakat Bali memanfaatkan talas untuk bahan makanan tambahan 90 persen dan dijual sebesar 10 persen dari produksi seluruhnya. Di Irian Jaya 60 persen dari produksi talas digunakan untuk bahan makanan tambahan, 35 persen untuk dijual dan lima persen untuk bahan makanan ternak Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan, 1982. Kandungan gizi talas mentah dan talas rebus dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kandungan Gizi Talas Mentah dan Talas Rebus Kandungan Gizi Talas Mentah Talas Rebus Energi 120.0 kal 108.0 kal Protein 1.5 g 1.4 g Lemak 0.3 g 0.4 g Hidrat Arang 28.2 g 25.0 g Serat 0.7 g 0.9 g Abu 0.8 g 0.8 g Calsium 31.0 mg 47.0 mg Phosfor 67.0 mg 67.0 mg Ferrum besi 0.7 mg 0.7 mg Karoten Vitamin B1 0.05 mg 0.06 mg Vitamin C 2.0 mg 4.0 mg Air 69.2 g 72.4 g Bagian yang dapat dimakan 85 100 Sumber : Slamet D.S dan Ig Tarwotjo 1980 dalam Herawati 1997.

2.3 Budidaya Talas

Penanaman talas sangat mudah dilakukan hanya memerlukan ketekunan dan keterampilan sederhana. Mula – mula bibit dipersiapkan terlebih dahulu, dapat berasal dari tunas atau umbi. Bila bibit diambil dari tunas, maka tunas tersebut diperoleh dari talas yang telah berumur 5 – 7 bulan, yaitu tunas kedua dan AcroPDF - A Quality PDF Writer and PDF Converter to create PDF files. To remove the line, buy a license. 26 tunas ketiga. Bila bibit berasal dari umbi, sebaiknya dipilih bagian umbi yang dekat titik tumbuh, kemudian diiris dan tinggalkan satu mata bakal tunas. Umbi yang diiris tersebut dianginkan didiamkan dahulu dan ketika disemaikan lapisan bagian dalam irisan dilapisi abu. Setelah berdaun 3-4 lembar, umbi siap untuk ditanam pada tanah yang telah diolah sampai gembur, dengan jarak tanam 75 x 75 cm dengan kedalaman 30 cm. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau bila curah hujan merata sepanjang tahun. Untuk memeperoleh umbi yang besar dan bermutu maka perlu penyiangan terhadap rumput-rumput liar di sekitar tanaman. Pembubunan setiap bulan perlu dilakukan demikian pula dengan pemberian pupuk kandang atau pupuk kompos serta sisa-sisa tanaman. Setelah bibit diletakkan tegak lurus di tengah – tengah lubang, kemudian ditimbun sedikit dengan tanah agar dapat berdiri tegak. Penimbunan ini kira-kira setinggi 7 cm, sehingga lubang tanam tidak seluruhnya tertutup oleh tanah. Selanjutnya di atas tanah timbunan tersebut ditebarkan pupuk. Pupuk tersebut dapat berupa pupuk kandang atau pupuk buatan seperti pupuk Urea, TSP, KCL atau campuran ketiganya. Jumlah pupuk yang diberikan tidak banyak, cukup dua sendok saja untuk pupuk buatan dan dua genggaman untuk pupuk kandang untuk satu tanaman. Setelah dipupuk, di atasnya kemudian ditambahkan tanah yang dicampur dengan jerami. Pemanenan dilakukan setelah umur tanaman mencapai 7 – 12 bulan. Pemanenan dilakukan dengan cara menggali umbi talas, lalu pohon talas dicabut dan pelepahnya dipotong sepanjang 20 – 30 cm dari pangkal umbi serta akarnya dibuang dan umbinya dibersihkan dari tanah yang melekat. Penyakit utama talas adalah hawar daun leaf blight yang disebabkan oleh phitopthora colocasia Rac. Akibat penyakit tersebut adalah bentuk tanaman berubah. Serangan berat dapat menginfeksi umbi dan menimbulkan busuk kering pada umbi yang disimpan. AcroPDF - A Quality PDF Writer and PDF Converter to create PDF files. To remove the line, buy a license. 27 2.4 Penelitian Terdahulu 2.4.1 Analisis Pendapatan Usahatani dan pemasaran Talas