72 dikeluarkan oleh pedagang pengumpul yang bersangkutan, akan menghasilkan
keuntungan sebesar Rp 5,43. Nilai rasio keuntungan yang terendah yaitu pada saluran II yaitu
terdapat pada pedagang pengumpul sebesar 2,35 persen artinya setiap Rp 1,00 per umbi biaya pemasaran yang dikeluarkan pedagang tersebut akan menghasilkan
keuntungan sebesar Rp 2,35 per umbi. Rasio keuntungan biaya pada pola saluran I yaitu 3,00 persen. Dari ketiga pola pemasaran diatas yang paling efisien
berdasarkan indikator rasio keuntungan dan biaya adalah pola II karena keuntungan yang diperoleh adalah paling besar diantara pola lainnya.
7.6 Efisiensi Pemasaran Talas
Sistem pemasaran dikatakan efisien apabila sistem pemasaran tersebut dapat memberikan keuntungan secara merata adil dan memberikan kepuasan
pada pihak-pihak yang terlibat yaitu produsen, lembaga-lembaga pemasaran dan konsumen akhir. Pada Tabel 23 dapat dilihat sebaran margin pemasaran,
keuntungan, dan nilai Farmer’s Share masing-masing pola pemasaran. Tabel 23. Margin, Keuntungan dan nilai Farmer’s Share masing-masing Pola
Pemasaran Talas.
Keterangan Pola I
Pola II Pola III
Total Margin Pemasaran 696.36
1966.67 1125
Rasio Keuntungan Biaya 3.00
2.35
5.43
Farmer’s Share
100.00 34.44
62.50
Pola pemasaran yang paling efisien dilihat dari beberapa indikator yaitu, 1 margin pemasaran masing-masing lembaga rendah, 2 apabila masing-masing
lembaga memperoleh keuntungan yang adil dalam pemasaran talas dan 3 Farmer’s Share bagian harga yang diperoleh petani dibanding harga yang
diterima konsumen akhir tinggi. Bila margin pemasaran digunakan sebagai
ukuran efisiensi maka pola I lebih efisien dibanding pola lainnya. Bila rasio keuntunganbiaya ðCi digunakan sebagai ukuran efisiensi maka pola III lebih
efisien dibanding pola lainnya. Bila farmer’s share digunakan sebagai ukuran efisiensi maka pola I lebih efisien dibanding pola lainnya.
AcroPDF - A Quality PDF Writer and PDF Converter to create PDF files. To remove the line, buy a license.
73 Pola I memiliki nilai farmer’s share yang paling tinggi, namun pada
faktanya dilapangan menunjukkan bahwa tidak semua petani melakukan pola I, hal ini disebabkan karena beberapa faktor, seperti adanya keterikatan modal antara
petani dan tengkulak dengan memberikan lahan garapan kepada petani, akses yang terbatas antara petani dengan daerah pemasaran sehingga beberapa petani
menjual hasil panennya secara borongan dan juga adanya informasi harga pasar yang berbeda yang diterima oleh masing-masing petani talas. Petani yang menjual
talas secara langsung ke Ragunan pada umumnya bertindak sebagai pengecer sehingga harga jualnya relatif lebih murah.
AcroPDF - A Quality PDF Writer and PDF Converter to create PDF files. To remove the line, buy a license.
74
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN