2.4 Lignoselulolitik
Bahan lignoselulolitik merupakan sumber karbon utama bagi jamur P. ostreatus dengan nisbah CN yang diharapkan 1:100 Chang dan Hayes 1978
diacu dalam Herliyana 2007. Perbandingan komponen selulosa, hemiselulosa dan lignin pada kebanyakan padatan selulosa secara kasar adalah 4:3:3 Kollman dan
Cote 1968 diacu dalam Haygreen dan Bowyer 1989. Selulosa merupakan polimer yang disusun oleh unit-unit gula glukosa
anhidrad β-D-glukosa atau β-D-glukopiranosa dengan ikatan β-1,4-glikosidik ikatan glukosida. Ikatan tersebut sangat kuat dan dapat membentuk kristal
mikrofibril yang secara bersama-sama membentuk selulosa tidak larut. Secara umum rumus empirik selulosa dapat ditulis sebagai C
6
H
10
O
5 n
dengan n menyatakan derajat polimerisasi DP atau jumlah unit monomer yang menyusun
polimer yang berkisar antara 305 sampai 15.300. Rantai selulosa merupakan rantai memanjang dan tidak bercabang Fengel dan Wegener 1984.
Terdapat dua ikatan hidrogen pada selulosa yaitu ikatan hidrogen intramolekuler
dan ikatan
hidrogen intermolekuler.
Ikatan hidrogen
intramolekuler adalah ikatan hidrogen antara gugus OH unit-unit glukosa dalam
rantai selulosa yang sama, sedang ikatan hidrogen intermolekuler adalah ikatan hidrogen antara rantai selulosa yang satu dengan rantai selulosa yang lain
Achmadi 1990. Hemiselulosa disusun oleh berbagai jenis monomer, disebut juga
heteropolisakarida. Jenis-jenis monomer yang menyusun hemiselulosa adalah xilosa, glukosa, ramnosa, mannosa, galaktosa, arabinosa, serta yang berbagai
asam yaitu asam glukoronat dan asam metil glukoronat. Hemiselulosa yang mengisi struktur selulosa, mempunyai bobot molekul rendah dan rantai samping
yang pendek. Karbohidrat tersebut umumnya mempunyai kombinasi-kombinasi gula berkarbon lima xilosa dan arabinosa dengan rumus C
5
H
10
O
5
dan gula berkarbon enam C
6
H
10
O
6
glukosa, mannosa, dan galaktosa Achmadi 1990. Lignin merupakan fenol, berbentuk amorf serta bukan merupakan
karbohidrat, meskipun tersusun atas C, H dan O. Lignin, polimer aromatik kompleks yang terbentuk melalui polimerisasi tiga dimensi dari sinamil alkohol
turunan fenilpropana. Lignin membungkus polisakarida sehingga meningkatkan
kekuatan kayu dan menjadikannya lebih resisten terhadap serangan mikroorganisme Erickson et al. 1990.
Biodegradasi lignin bermanfaat untuk mengubah biomassa kayu menjadi senyawa lebih sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk kertas, pupuk, pakan dan
bahan-bahan kimia Watanabe 2000 diacu dalam Herliyana 2007. Warna pulp berkaitan dengan kandungan ligninnya atau lebih tepat dengan adanya komponen
ada lignin yang menyerap sinar yang dikenal sebagai kromofor. Kromofor yang penting antara lain kinon. Sejumlah penelitian terhadap lignin dan model senyawa
lignin menunjukkan adanya pembentukan kromofor tersebut Weir et al. 1995 diacu dalam Herliyana 2007.
Egan 1985 diacu dalam Trotter 1990, melaporkan bahwa ligninase dapat mendepolimerisasi lignin. Kombinasi ligninase dengan tahap ekstraksi
alkali dapat memutihkan sebagian pulp kraft. Viikari et al. 1986 bahwa ligninase jamur pelapuk putih Phebia radiata dan P. chrysosporium tidak berpengaruh
terhadap bilangan kappa atau derajat putih pulp kraft pinus ketika ligninase tersebut diberikan secara langsung pada pulp, namun bila pulp diberi hemiselulase
terlebih dahulu, maka pemberian ligninase dapat menurunkan bilangan kappa.