Enzim Peroksidase LiP dan MnP

kekuatan kayu dan menjadikannya lebih resisten terhadap serangan mikroorganisme Erickson et al. 1990. Biodegradasi lignin bermanfaat untuk mengubah biomassa kayu menjadi senyawa lebih sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk kertas, pupuk, pakan dan bahan-bahan kimia Watanabe 2000 diacu dalam Herliyana 2007. Warna pulp berkaitan dengan kandungan ligninnya atau lebih tepat dengan adanya komponen ada lignin yang menyerap sinar yang dikenal sebagai kromofor. Kromofor yang penting antara lain kinon. Sejumlah penelitian terhadap lignin dan model senyawa lignin menunjukkan adanya pembentukan kromofor tersebut Weir et al. 1995 diacu dalam Herliyana 2007. Egan 1985 diacu dalam Trotter 1990, melaporkan bahwa ligninase dapat mendepolimerisasi lignin. Kombinasi ligninase dengan tahap ekstraksi alkali dapat memutihkan sebagian pulp kraft. Viikari et al. 1986 bahwa ligninase jamur pelapuk putih Phebia radiata dan P. chrysosporium tidak berpengaruh terhadap bilangan kappa atau derajat putih pulp kraft pinus ketika ligninase tersebut diberikan secara langsung pada pulp, namun bila pulp diberi hemiselulase terlebih dahulu, maka pemberian ligninase dapat menurunkan bilangan kappa.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni 2008-Maret 2009 yang bertempat di Laboratorium Patologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB, Laboratorium Mikrobiologi Lembaga Riset Perkebunan Indonesia LRPI dan PT. Kertas Bekasi Teguh. Kegiatan perbanyakan inokulum Pleurotus EB9 dan P. chrysosporium L1 dilaksanakan di Laboratorium Patologi Hutan pada bulan Juni-Agustus 2008.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu autoklaf, cawan Petri, laminar air flow, magnetic styrer, pipet mikro, mikrotube eppendorf 2 ml, centrifuge, kuvet, spektrofotometer UV-VIS BECKMAN COULTER TM DU ® 530 ; Single cell module, gelas Erlenmeyer, pH meter, oven, botol polypropylene, inkubator, jarum Ose, timbangan analitik, alumunium foil, saringan, blender. Adapun bahan yang digunakan yaitu jamur pelapuk putih Pleurotus EB9 dan P. chrysosporium L1 koleksi Laboratorium Patologi Hutan, media PDA Potatos Dextrose Agar, malt extract, gula, H 2 SO 4 , KMnO 4 , KI, Na 2 S 2 O 3 , ClO 2 , NaOH, Aquades, pulp waste pulp dari kardus dari pabrik kertas bekasi. 3.3 Tahapan Kerja 3.3.1 Perbanyakan Inokulum Jamur Biakan murni Pleurotus EB9 dan P. chrysosporium L1 diperbanyak pada agar miring dan agar cawan berisi PDA Potato Dextrose Agar dan media cair Malt Extract pada botol polypropylene. Kedua jenis fungi tersebut diinkubasi selama kurang lebih tujuh hari pada suhu kamar 25°C.

3.3.2 Perlakuan Awal Pulp

Pulp sebanyak 25 gram kering oven menggunakan timbangan analitik dimasukkan ke dalam botol polypropylene ditambah dengan aquades sebanyak 25 ml konsistensi 50 dan disterilisasi di dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C dengan tekanan 1 atm. Kemudian diinokulasi dengan kedua jenis jamur sebanyak ± 50 ml ke dalam botol dan diaduk supaya rata. Pulp yang tidak