Pengujian Ring Crush TAPPI 818 os-76 Pengujian Brusting Strength TAPPI Standard

Gambar 1 Pengujian kekuatan lembaran pulp 1. Pengujian Tensile Strength, 2. Pengujian Ring Crush, 3. Pengujian Brusting

3.4 Analisis Data

Analisis statistik untuk penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jamur, masa inkubasi dan interaksi antara keduanya terhadap parameter meliputi : pH, penurunan bobot kering pulp, tingkat degradasi, laju dekomposisi, bilangan kappa dan sifat fisik pulp. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dengan percobaan faktorial untuk analisis pengaruh jamur pelapuk putih P. chrysosporium L1 dan Pleurotus EB9 dan masa inkubasi 5, 10 dan 15 hari. Pengolahan data menggunakan aplikasi komputer program Minitab 14 dan SAS 9. Adapun prosedurnya dengan menggunakan General Linear Model. Model linier : Y ijk = + α i + β j + αβ ij + ε kij i = 1, 2,... ,a j = 1, 2, ..., b k = 1, 2, ..., n 3 3 2 2 1 dimana : Y ijk = variabel respon hasil observasi ke-k yang terjadi karena pengaruh bersama taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B = rata-rata yang sebenarnya berharga konstan α i = efek taraf ke-i faktor A β j = efek taraf ke-j faktor B αβ ij = efek intraksi antara taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B ε kij = efek unit eksperimen ke-k untuk kombinasi perlakuan taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B Hipotesis-hipotesis : Pengaruh utama faktor A : H : α i = ... = α a = 0 faktor A tidak berpengaruh H 1 : paling sedikit ada satu α i dimana α i ≠ 0 Pengaruh utama faktor B : H : β j = ... = β b = 0 faktor B tidak berpengaruh H 1 : paling sedikit ada satu β j dimana β j ≠ 0 Pengaruh sederhana interaksi faktor A dengan faktor B : H : αβ ij = αβ 12 = ... = αβ ab = 0 tidak ada pengaruh interaksi antara faktor A dan faktor B H 1 : paling sedikit ada sepasang αβ ij dimana αβ ij ≠ 0 Untuk mengetahui respon yang diberikan dari masing-masing perlakuan maka dilakukan uji lanjutan bagi sumber keragaman yang pengaruhnya nyata. Uji lanjutan yang digunakan adalah uji lanjut Duncan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pertumbuhan Jamur P. chrysosporium L1 dan Pleurotus EB9 Pada Media Pulp Kardus Bekas

4.1.1 Pengamatan Visual

Jamur Pleurotus EB9 dan P. chrysosporium L1 yang diinkubasi selama 5, 10 dan 15 hari dalam media pulp kardus bekas memiliki pertumbuhan yang berbeda. Pertumbuhan miselium hampir merata pada keseluruhan media pulp dan secara visual warna putih miselium terlihat tipis di hari ke-5 Gambar 2a. Pertumbuhan miselium terus meningkat dan secara visual sudah menebal dan terlihat jelas pada hari ke-10 Gambar 2b. Pertumbuhan miselium melambat dan secara visual menebal di hari ke-15 Gambar 2c. Pulp di hari ke-15 tidak ditumbuhi miselium secara keseluruhan dan masih terlihat dari beberapa bagian yang tidak ditumbuhi oleh jamur. Pertumbuhan miselium yang paling bagus diantara masing-masing perlakuan yaitu pada hari ke-5. Pleurotus EB9 menunjukkan pertumbuhan miselium yang tidak merata pada media pulp pada hari ke-5. Miselium hanya tumbuh di beberapa bagian pulp dan mengumpul di satu tempat. Warna putih miselium cukup jelas terlihat dan menebal Gambar 2d. Pertumbuhan miselium meningkat yang ditandai dengan hampir seluruh media pulp ditumbuhi jamur pada hari ke-10 dan warna putih miselium tampak jelas terlihat di sekeliling media pulp Gambar 2e. Pertumbuhan miselium tidak memperlihatkan perubahan pada hari ke-15 Gambar 2f. Secara visual hampir sama dengan hari ke-10. Masing-masing perlakuan menunjukkan pertumbuhan miselium yang paling bagus pada hari ke-10.