Perhitungan Tingkat Degradasi Berdasarkan Persentase Kehilangan Bobot
dan 0,1 ml guaiakol 4 mM. Semua bahan dimasukkan ke dalam kuvet 1 ml,
kemudian dikocok perlahan dan absorbansinya dibaca dengan spektrofotometer pada 0 dan 30 menit. Aktivitas MnP didapat dengan mengulang reaksi tanpa
MnSO
4
dengan penambahan aquades menjadi 0,5 ml Kofujita et al. 1992 diacu dalam Fitria 2005. Satu unit MnP sebanding dengan 1 mmol produk yang
dihasilkan per menit. Aktivitas Enzim MnP setiap unit = AU – BU. Dimana, AU = Aktivitas enzim MnP
-
dan BU = Aktivitas enzim MnP
+
Perhitungan aktivitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Aktivitas Enzim Uml = A
t
- A x Vtot ml x 10
9
ε
maks x d x Vol
enzim
ml x t
Keterangan : A
t
= Arbsorbansi pada menit ke-30 A
= Arbsorbansi pada menit ke-0
ε
maks
= Absorpsivitas molar Guaiakol 12100 M
-1
cm
-1
d = Tebal kuvet cm t
= Waktu menit Vtot
= Volume total bahan ml Vol
enzim
= Volume filtrat enzim ml 3.3.6 Pengujian Bilangan Kappa TAPPI no. T236 cm-85
Bilangan kappa menunjukkan jumlah ml KMnO
4
0,1 N yang terpakai oleh 3 gram pulp kering oven pada kondisi standar. Bilangan kappa dapat digunakan
untuk menentukan tingkat kematangan atau derajat delignifikasi pulp. Contoh uji sebanyak 3 gram pulp kering oven ditimbang, lalu contoh uji
dimasukkan ke dalam gelas piala. Setelah itu ditambahkan 500 ml air suling pada contoh uji dan selanjutnya contoh uji diuraikan dengan blender. Contoh uji yang
telah terurai dipindahkan ke dalam gelas piala 2000 ml dan ditambahkan dengan air suling hingga sebanyak 795 ml.
Sebanyak 100 ml KmnO
4
0,1 N dan 100 ml larutan H
2
SO
4
4,0 N dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml. Selanjutnya larutan kalium permanganat
dan asam sulfat tersebut dituangkan ke dalam gelas piala yang berisi contoh uji yang telah diletakkan di atas pengaduk listrik dan ditambahkan air suling hingga
mencapai 1000 ± 5 ml. Reaksi larutan dengan contoh uji dibiarkan selama 10
menit. Setelah 10 menit reaksi tersebut dihentikan dengan penambahan 20 ml larutan KI 1,0 N dan sedikit larutan kanji sampai larutan berwarna biru. Sesudah
bercampur, segera iodium yang bebas di titrasi dengan larutan natrium thiosulfat 0,2 N.
Pemakaian volume larutan N
2
S
2
O
3
0,2 N dalam titrasi sebanyak a ml. Pengerjaan blanko seperti prosedur di atas tanpa menggunakan pulp. Pemakaian
larutan N
2
S
2
O
3
0,2 N dalam b ml.
Perhitungan nilai bilangan kappa K sebagai berikut : K = p x f w
Dengan p = b – a N 0,1 Keterangan :
K = Bilangan kappa a = Jumlah ml Na
2
S
2
O
3
0,2 N untuk titrasi blanko, b = Jumlah ml Na
2
S
2
O
3
0,2 N untuk titrasi contoh, N = Normalitas larutan Na
2
S
2
O
3
0,2 N f = Faktor koreksi pada pemakaian 50 KMnO
4
, tergantung pada harga p Tabel
p = Jumlah ml larutan KMnO
4
yang terpakai contoh w = Bobot contoh kering tanur
3.3.7 Pengujian Kekuatan Lembaran Pulp Kardus Bekas 3.3.7.1 Pengujian Tensile Strength TAPPI no. T404 os-74
Tensile Strength adalah daya tahan kertas terhadap gaya tarik yang bekerja pada kedua ujung jalur kertas diukur pada kondisi standar. Elongation adalah
regangan maksimum yang dicapai oleh jalur kertas sebelum putus, diukur pada kondisi standar. Breaking Length adalah panjang jalur kertas dengan lebar sama
dimana beratnya dapat memutuskan jalur tersebut jika salah satu ujungnya digantung. Alat yang digunakan adalah Tensile Tester Type Schopper dan
Precision Cutter ukuran 15 x 220 mm. Alat pada posisi diam jarak antara ke-2 penjepit 180±5 mm dan jarum
penunjuk menunjukkan angka nol lalu beban dikunci. Lembaran kertas dipotong sejajar mesin MD dengan precision cutter dengan ukuran panjang 220 mm dan
lebar 15 mm, kemudian dijepit dengan penjepit pada bagian atas lebih lalu bagian ujung bawah dijaga terpasang agar jalur kertas merata dan tidak melintir.