analisis 5K
yaitu karakter, kapasitas, kapital,kolateral, dan kondisi. Akan tetapi dari ke 5 hal tersebut yang sangat diperhatikan perusahaan yaitu kapasitas atau
kemampuan konsumen dalam membayar hutangnya. Konsumen diharapkan memiliki bonafiditas, kredibilitas, dan integritas yang baik. Untuk konsumen hunian pada
dasarnya merupakan perorangan, serta konsumen mempunyai kemampuan keuangan yang diandalkan untuk membayar segala transaksi penjualan dengan perusahaan.
Akan tetapi analisis 5K ini pada praktiknya perusahaan tidak menerapkan secara detail karena adanya keterbatasan untuk sumber daya manusia atau karyawan
cabang yang berjumlah 16 orang, sehingga tidak ada tim yang khusus untuk mengolah pemberian kredit, untuk saat
ini hal yang berkaitan dengan penjualan atau pemberian kredit dikelola oleh tim sales sehingga langsung dianalisis oleh
consultant kelayakan konsumennya. Tetapi hal ini sangat penting karena kesepakatan yang disetujui kurang
mengikat karena jasa pengendalian yang diberikan perusahaan sudah dilakukan dan tidak dapat dikembalikan seperti perusahaan pembiayaan apabila terjadi kredit
macet dapat ditarik agunan atau barang yang dibiayakan.
4.3.2. Analisis Kinerja Pemantauan Posisi Piutang
Analisis yang digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam hal pemantauan posis piutang adalah dengan menganalisis secara vertikal dan
horizontal. a.
Analisis Vertikal Analisis vertikal ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi pada setiap
pos dalam laporan laba rugi terhadap pos dasar. Selain itu analisis vertikal digunakan untuk membandingkan masing-masing pos dalam periode berjalan
dengan jumlah total pada laporan yang sama dapat bermanfaat untuk menyoroti hubungan yang signifikan dalam laporan keuangan. Analisis vertikal yang
dibandingkan adalah laporan keuangna laba rugi tahun 2009 sampai tahun 2012 Lampiran 5. Dalam analisis vertikal terhadap laba rugi masing-masing pos
dinyatakan sebagai persen dari total pendapatan atau penghasilan perusahaan. Adapun analisis vertikal untuk laporan laba rugi disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Analisis Vertikal Laba Rugi Tahun 2009-2012 Keterangan
Tahun Rata-
rata
2009 2010
2011 2012
Penjualan
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Harga Pokok Penjualan
36.30 36.14
39.67 36.65
37.19
Laba Usaha
63.70 63.86
60.33 63.35
62.81
Beban Penyusutan
2.11 2.06
2.37 1.57
2.03
Laba Setelah Penyusutan
61.59 61.79
57.96 61.79
60.78
Biaya Umum dan Administratif
25.97 25.65
29.35 27.54
27.13
Laba Bersih Usaha
35.62 36.14
28.61 34.24
33.65
Sumber: Data PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor Residential 2012
Dari Tabel 2. Dapat diketahui pos penjualan bersih perusahaan tidak terlalu mengalami perubahan yang fluktuatif. Harga pokok sebesar 36,30 persen
pada tahun 2009 menyatakan bahwa 36,30 persen penjualan tahun 2009 yang terserap dalam harga pokok penjualan dan perlakuan yang sama untuk tahun 2010
sampai 2012. Selain itu dari laporan laba rugi perusahaan juga dapat diketahui pada tahun 2010 lebih banyak melakukan pekerjaan yang menyebabkan kenaikan
pada laba bersih usaha sebesar 36.14 persen. Pada pos biaya pada tahun 2011 terjadi peningkatan persentase karena adanya pemutahiran aktiva yang dapat
meningkatkan kebutuhan biaya yang tinggi. b.
Analisis Horizontal Dengan menggunakan analisis horizontal perusahaan dapat mengetahui
perubahan pos yang sama pada tahun sebelumnya apakah terjadi perubahan yang signifikan, analisis horizontal yang dibandingkan adalah laporan keuangna laba
rugi tahun 2009 sampai tahun 2012 Lampiran 5. Adapun analisis horizontal laba rugi perusahaan disajikan pada Tabel 3. berikut ini.
Tabel 3. Analisis Horizontal Laba Rugi Tahun 2009-2012
Keterangan Tahun
Rata- rata
2009 2010
2011 2012
Penjualan 100.00
177.27 24.20 112.43 103.47
Harga Pokok Penjualan 100.00
176.52 26.56 103.87 101.74
Laba Usaha 100.00
177.69 22.86 118.05 104.65
Beban Penyusutan 100.00
172.85 27.82 74.26
93.73 Laba Setelah Penyusutan
100.00 177.86 22.70
119.84 105.10 Biaya Umum dan
Administratif 100.00
175.11 27.68 105.52 102.08
Laba Bersih Usaha 100.00
179.86 19.16 134.54 108.39
Sumber: Data PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor Residential 2012
Dari tabel 3. diketahui pos penjualan dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan yang signifikan yaitu dari 177.27 persen menjadi 24.20
persen, hal ini terjadi karena adanya pembagian jenis pengendalian yang pada awalnya antara komersil dan hunian digabung menjadi terpisah agar lebih fokus
dalam memberikan pelayanan kepada konsumen, sehingga dalam hal perhitungannya penjualan 2010 lebih tinggi dibandingkan dengan 2011. Akan
tetapi pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang sangat baik dari 24,20 persen menjadi 112,43 persen, karena pada tahun 2012 cabang bogor residential sudah
stabil. Selain adanya perubahan jenis pengendalian komersil dan hunian, terjadi pula perubahan karyawan untuk tiap departmen, sehingga masa transisi ini
berpengaruh untuk produktifitas cabang. Setelah masa perubahan tersebut pada tahun 2010 Laba bersih perusahaan mencapai puncaknya sebesar 179,86 persen
dan untuk rata-rata laba bersih perusahaan dari tahun 2009 sampai tahun 2012 sebesar 108.39 persen.
4.3.3. Analisis Kinerja Kebijakan Penagihan Piutang