2 Investasi dalam piutang
Investasi dalam barang jadi berkaitan erat dengan periode kredit yang ditetapkan, semakin longgar periode kredit, semakin besar pula dana yang
tertanam dalam piutang 3
Biaya piutang ragu-ragu Tanpa penjualan kredit perusahaan tidak akan mengalami kerugian karena
piutang ragu-ragu. Kerugian piutang ragu-ragu berupa ongkos yang harus diperhitungkan sebagai faktor yang mengurangi keuntungan
4 Harga Pokok Penjualan
Yaitu biaya yang berhubungan dengan bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya tidak langsung.
5 Biaya administrasi
Yaitu biaya yang berhubungan dengan transaksi penjualan, pencatatan penjualan, piutang dan urusan administrasi lainnya
6 Biaya penagihan
Yaitu biaya yang berhubungan dengan upaya penagihan piutang 7
Biaya Diskon Yaitu biaya yang berhubungan dengan potongan tunai yang diberikan
kepada pembeli yang membeli tunai 8
Biaya kesempatan Yaitu biaya yang berhubungan dengan peningkatan hasil yang disebabkan
oleh tidak adanya piutang atau peningkatan biaya dengan adanya piutang.
b. Pemantauan Piutang Usaha
Pemantauan piutang usaha adalah proses evaluasi atas kebijakan kredit yang telah dijalankan khususnya pemantauan apabila perubahan pola pembayaran
pada pelanggan. Misalnya, pelanggan yang semula tergolong patuh dalam membayar kini mulai terlambat membayar kewajibannya.
c. Kebijaksanaanpengumpulan
piutang, dan
faktor-faktor lain
yang relevan.Keputusan
kredit ini
menyangkut tradeoff
antara keuntunganmarginal profit dan biayatambahan marginal cost yang
disebabkan oleh perubahan dalam salah satu ataukombinasi elemen-elemen tersebut.
Efektivitas kebijakan pengumpulan piutang atau penagihan akan mempengaruhi kredit macet yang meningkat yang pada dasarnya kredit ini
menyangkut trade off anatara keuntungan dan biaya tambahan yang disebabkan oleh perubahan dalam salah satu atau kombinasi elemen-elemen tersebut. Dengan
melonggarkan persyaratan pemberian kredit, penjualandiharapkan akan meningkat, yang berarti laba juga akan meningkat, tetapi disamping itu
perusahaan menaggung tambahan biaya lain, piutang yang semakin besar karena jumlah penjualan yang besar ataupun pembayaran semakin lama.
2.3.2. Risiko Kerugian Piutang
Menurut Muslich 2004, menyatakan risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam piutang yaitu:
a. Risiko tidak dibayarkan seluruh tagihan piutang
Risiko tidak dibayarkan seluruh tagihan piutang merupakan risiko yang terjadi apabila jumlah risiko kerugian piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali.
Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya karena seleksi yang kurang baik dalam memilih langgannya yang tidak potensial dalam membayar
tagihan juga dapat terjadi karena adanya stabilitas ekonomi dan kondisi Negara yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat dikembalikan. Untuk
memperkecil risiko tersebut, biasanya perusahaan menekan piutang sekecil mungkin dengan cara melakukan penagihan secara langsung kepada
pelanggan dan menarik semua asset milik perusahaan. b.
Risiko keterlambatan dalam pelunasan piutang Risiko keterlambatan dalam pelunasan piutang merupakan risiko yang terjadi
karena bagian penagihan kurang efektif dalam menagih piutang sehingga menyebabkan keterlambatan dalam penerimaan piutang.Hal ini juga
menyebabkan timbulnya tambahan biaya penagihan.Oleh karena itu, untuk menanggulangi semua piutang yang macet maka manajemen perusahaan dapat
memberikan sanksi atau denda kepada pelanggan sehingga dapat menekan risiko piutang yang macet.
c. Risiko tidak diterimanya sebagai piutang
Risiko tidak diterimanya sebagai piutang merupakan risiko yang dapat menyebabkan
berkurangnya pendapatan
perusahaan, bahkan
bisa
menimbulkan kerugian jika jumlah piutangnya kurang dari yang seharusnya atau kurang dari harga pokok barang yang dijual secara kredit tentu saja
perusahaan tidak akan mendapatkan laba dari hasil pendapatan yang berkurang.
d. Risiko tertanamnya modal kerja dalam piutang
Risiko tertanamnya modal kerja dalam piutang merupakan risiko yang terjadi karena rendahnya tingkat perputaran piutang, sehingga jumlah modal kerja
yang ditanam dalam piutang terlalu besar dan mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif yang akan mengakibatkan kinerja perusahaan
menjadi menurun.
2.3.3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang
Menurut Keown 2010, faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang adalah sebagai berikut:
a. Persentase Penjualan Kredit
Semakin besar penjualan secara kredit maka semakin besar pula piutang yang akan diperoleh. Ketika perusahaan mengalami pertumbuhan penjualan maka
tingkat investasi dalam piutang juga akan ikut naik. b. Ketentuan Penjualan
Ketentuan penjualan mengidentifikasi kemungkinan diskon untuk pembayaran yang lebih awal, periode diskon, dan periode kredit total. Pada umumnya
ketentuan penjualan dinyatakan dalam bentuk ab, net c, yang menunjukkan bahwa pelanggan dapat mengurangi a persen bila tagihan itu dibayar dalam b
hari, bila tidak maka harus dibayar dalam c hari. c. Tipe Pelanggan
Penentuan tipe pelanggan merupakan variabel yang menentukan dalam melihat kualifikasi pelanggan dalam mendapatkan kredit. Ketika perusahaan
menerima pelanggan yang kurang layak kredit akan mengakibatkan biaya gagal bayar.
d. Usaha Penagihan Kunci mempertahankan kontrol atas penagihan piutang adalah fakta bahwa
probabilitas gagal bayar meningkat seiring dengan umur tagihan. Kontrol atas piutang terfokus pada kontrol dan eliminasi piutang yang sudah lewat jatuh
tempo. Kekuatan dan ketepatan waktu penagihan akan mempengaruhi periode tagihan yang sudah jatuh tempo tetapi masih lalai membayar.
2.3.4.Penagihan Piutang
Penagihan piutang memang tidak mudah, karena hal ini berkaitan dengan masalah keuangan yang cukup sensitife.Tak banyak perusahaaan yang direpotkan
dengan masalah ini, oleh karena itu perusahaan perlu merencanakan dengan sebaik mungkin dalam mpengelolaan piutang dalam penagihan agar pelanggan
membayarkan kewajibannya. Menurut Cahyono 2011, bahwa penagihan piutang pada dasarnya dapat
dilakukan melalui beberapa cara, antara lain komunikasi secara langsung melalui telepon, surat teguran resmi, melalui bagian penagihan, dan jalur hukum. Sebelum
melakukan penagihan piutang, perusahan perlu mempersiapkan segala keperluannya dimulai dari syarat pembayaran, penyusunan surat penagihan
piutang, prosedur penagihan piutang, dan prosedur penghapusan piutang. Kita dapat mengetahuinya lebih lanjut dalam uraian berikut.
a. Syarat Pembayaran
Dalam penjualan secara kredit biasanya ditetapkan syarat pembayaran yang tercantum dalam faktur. Syarat pembayaran tersebut akan dianalisis oleh
bagian piutang perusahaan untuk keperluan penentuan jatuh tempo pembayaran piutang. Dengan demikian perusahaan dapat mengetahui waktu
penagihan piutang kepada pelanggan. b.
Penyusunan Surat Penagihan Piutang Piutang memang dapat mendatangkan risiko pembayaran yang tidak tepat
waktu, bahkan risiko tidak terbayarnya piutang. Agar terhindar dari berbagai risiko tersebut, perusahaan perlu membuat surat penagihan piutang. Surat
penagihan tersebut selanjutnya dikirim kepada pelanggan yang bersangkutan. Penyusunan surat penagihan piutang dapat dibuat dalam beberapa bentuk
sesuai dengan tujuannya. Hal ini biasanya bersangkutan dengan status piutang pelanggan apakah piutang yang sudah jatuh tempo atau piutang yang telah
lewat jatuh tempo.
c. Prosedur Penagihan Piutang
Langkah-langkah dalam penagihan piutang meliputi beberapa tahap. Berikut tahap dalam penagihan pitang beserta bagian perusahaan yang terlibat dalam
pengihan piutang. 1
Bagian Piutang Bagian piutang merupakan bagian perusahaan yang paling menentukan
dalam prosedur penagihan piutang. Bagian piutang merupakan awal dari kegiatan penagihan piutang. Jadi, apabila bagian piutang melakukan
kesalahan pengelolaan, maka bagian-bagian lain juga akan mengalami kesalahan.
2 Bagian Keuangan
Bagian keuangan merupakan bagian perusahaan yang mengendalikan dan mengontrol kegiatan penagihan piutang.
3 Bagian Penagihan
Bagian penagihan merupakan bagian perusahaan yang menentukan tertagih atau tidak tertagihnya piutang.
4 Bagian Kasa
Bagian kasa merupakan bagian perusahaan yang bertugas menerima uang hasil penagihan piutang.
5 Bagian Juranal dan Laporan
Bagian jurnal dan laporan merupakan bagian perusahaan yang bertugas mencatat mutasi piutang kedlam jurnal dan buku besar yang nantinya
sebagai dasar dalam membuat laporan keuangan. d.
Prosedur Penghapusan Piutang Setiap perusahaan tentu menginginkan semua piutang dapat tertagih.
Namun, ada kalanya pelanggan mengalami masalah sehinga tidak mampu melunasi utangnya kepada perusahaan dengan berbagai alas an, misalnya
pelanggan lari dari tanggung jawab, meninggal, dan bangkrut. Piutang yang tidak mampu dilunasi oleh pelanggan menyebabkan adanya piutang tidak tertagih
kepeda perusahaan. Apabila terjadi hal demikian, perusahaan perusahaan perlu melakukan prosedur penghapusan piutang.
2.4. Analisis Manajemen Piutang
Metode analisis yang digunakan untuk pengujian piutang pada penelitian
ini yaitu:
a. Standar Kredit
Standar kredit adalah standarisasi yang digunakan dalam mengukur kualitas minimum apakah permohonan kredit yang diajukan sudah layak atau
tidak oleh sebuah perusahaan.Dalam mengukur penilaian kualitas kredit dapat dilakukan dengan penilaian karakter, kapasitas, kapital, kolateral, dan kondisi.
Menurut Mardiyanto
2009, standar
kredit berguna
untuk mengungkapkan kemampuan keuangan minimum pelanggan sehingga dapat
ditetapkan pelanggan yang tergolong layak memperoleh kredit. Dengan demikian perusahaan dapat meramalkan siapa pelanggan yang akan terlambat dalam
membayar kewajibannya dan siapa pelanggan yang mungkin akan mengakibatkan kerugian piutang piutang usaha yang tak tertagih. Lima aspek yang umum
dijadikan dasar untuk menetapkan kelayakan kredit meliputi hal berikut: 1
Karakter Adalah sejauh mana reputasi pelanggan dapat dipercaya, yang dapat dinilai
dari catatan masa lalu atau informasi dari berbagai pihak yang patut diperhatikan.
2 Kapasitas
Adalah kemampuan pelanggan dalam membayar kewajibannya, yang dapat didasarkan pada kinerja laporan keuangan, khususnya yang berkaitan dengan
aspek likuiditas dan solvabilitas proporsi utang ataupun kemampuan membayar utang
3 Kapital
Adalah kekayaan bersih ekuitas yang dimiliki perusahaan.Rasio utang terhadap ekuitas dan rasio prifitabilitas sering digunakan mengukur aspek
kapital ini. 4
Kolateral Adalah sejumlah aktiva yang dijadikan jaminan. Dalam konteks piutang
usaha, aktiva yang dijaminkan adalah surat berharga.
5 Kondisi
Adalah keadaan ekonomi makro yang mempengaruhi siklus bisnis pelanggan dan mempengaruhi pula kemampuan membayar pelanggan pada waktu
mendatang. b.
Analisis Vertikal Analisis Vertikal adalah analisis yang digunakan untuk menunjukan
proporsi pos terhadap angka dasar tertentu dalam laporan keuangan yang sama. Dengan menggunakan analisis vertikal dapat dilihat bagaimana komposisi laporan
keuangan perusahaan yang digunakan dalam menilai efisiensi kegiatan usaha. Angka dasar yang digunakan adalah total aktiva untuk pos aktiva, total pasiva
untuk pos pasiva dan total penjualan bersih untuk pos laba rugi. Menurut Kasmir 2010, analisis vertikal merupakan analisis yang
dilakukan terhadap hanya 1 periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya
untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui.
c. Analisis Horizontal
Analisis Horizontal merupakan analisis presentase dengan cara membandingkan pos tertentu laporan keuangan dengan pos yang sama pada
laporan keuangan sebelumnya. Selain itu analisis horizontal digunakan untuk mengetahui perubahan dari pos suatu laporan keuangan yang terjadi pada
perusahaan. Menurut Kasmir 2010, analisis horizontal merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat pekembangan perusahaan dari periode yang
satu ke periode yang lain. d. Rasio Aktivitas
1 Receivable Turn Over RTO
Receivable Turn Over digunakan dalam mengukur perbandingan antara penjualan perusahaan dengan besarnya piutang yang belum ditagih oleh
perusahaan serta dapat menggambarkan perusahaan dalam intensitas penagihan kepada pelanggan.
Menurut Kasmir 2010, Receivable Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu
periode. Atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Makin tinggi rasio menunjukan bahwa modal kerja
yang ditanamkan dalam piutang makin rendah dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan makin baik.
Sebaliknya jika rasio makin rendah, maka ada over investmen dalam piutang.
2 Average Collection Period ACP
Average Collection Period dilakukan untuk mengukur rata-rata waktu penagihan atas penjualan serta pengelolaan piutang yang efektif bagi
perusahaan. Menurut Marcus 2012, rata-rata periode penagihan Average Collection
Period mengukur seberapa cepat pelanggan membayar tagihan mereka. Rata-rata periode penagihan mengekspresikan piutang dalam penjualan
harian. 3
Rasio Penagihan Rasio penagihan bertujuan untuk mengetahui berapa besar piutang yang
tertagih dari total piutang yang dimiliki perusahaan. 4
Analisis Umur Piutang Analisis umur piutang digunakan untuk mengetahui masalah seperti apa
dalam penagihan piutang perusahaan. Dalam analisanya menggunakan jadwal yang berisi persentase terhadap total piutang yang masih belum
dapat dibayarkan dalam satu periodenya. e. Analisis Cash Conversion Cycle
Menurut Keown 2005, analisis cash conversion cycle merupakan suatu analisis yang menggunakan pendekatan bahwa tujuan perusahaan meminimalkan
modal kerja dengan syarat modal kerja itu harus cukup untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan.
2.5. Penelitian Terdahulu