Evaluasi Tata Hijau Konsep Pengembangan Lanskap Jalan

2.3. Evaluasi Tata Hijau

Evaluasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menelaah atau menduga hal- hal yang sudah diputuskan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan keputusan tersebut. Selanjutnya ditentukan langkah- langkah alternatif perbaikan bagi kelemahan tersebut Eliza 1997. Evaluasi tata hijau lanskap jalan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menelaah atau menduga penataan tanaman yang telah direncanakan pada daerah jalan, untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan penataan tanaman tersebut dan kemudian menentukan langkah- langkah alternatif untuk memperbaiki kelemahan penataan tanaman lanskap jalan tersebut.

2.4. Konsep Pengembangan Lanskap Jalan

Simonds 1983, menyatakan bahwa lanskap adalah bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu dimana elemen-elemen lanskapnya dibagi menjadi dua yaitu elemen lanskap utama dan elemen lanskap penunjang. Elemen lanskap utama adalah elemen lanskap yang dominan dan tidak dapat diubah, seperti bentukan gunung, sungai, pantai dan sebagainya. Sedangkan elemen lanskap penunjang adalah elemen lanskap yang dapat diubah seperti bukit-bukit, semak, sungai kecil dan sebagainya. Perencanaan lanskap merupakan gabungan antara ilmu pengetahuan dan seni untuk penyusunan kebijakan atau merumuskan apa yang harus dilakukan, untuk memperbaiki keadaan dimasa yang akan datang. Ketidak berhasilan suatu perencanaan disebabkan kurang mendalamnya penghayatan terhadap tapak dan kurang diperhatikannya aspek sosial khususnya pengguna. Penghayatan terhadap tapak merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk mendapatkan gambaran situasi tapak. Pemahaman ini meliputi keadaan tanah, topografi, iklim, vegetasi, satwa, dan sebagainya Simonds 1983. Menurut Simonds 1983, bahwa dalam perencanaan lanskap meliputi empat tahap proses perencanaan yaitu Commission, Research pengumpulan data, analysis, syntesis, contruction pelaksanaan dan operation pemeliharaan. Prinsip yang biasa digunakan dalam perencanaan lanskap adalah mengeliminasi elemen-elemen yang jelek dan menonjolkan elemen-elemen yang baik, dimana karakter tapak yang menarik harus diciptakan dan dipertahankan menjadi satu kesatuan yang harmonis. Menurut Reid 1993, prinsip desain terdiri dari Unity sebagai unsur penyatu; Harmony sebagai unsur penyelaras; Simplicity sebagai unsur kesederhanaan yang dicapai dengan mengurangi atau menghilangkan hal-hal yang tidak perlu; Emphasis atau dominasi adalah menitikberatkan pandangan pada elemen atau pola tertentu; Balance sebagai unsur penyeimbang; Scale and Proportion yang mengacu pada perbandingan relatif antara ketinggian, panjang, luas, massa, dan volume; dan Sequence atau keberlanjutan adalah unsur yang berhubungan dengan pergerakan. Menurut Booth 1987, faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas estetik suatu perencanaan tanaman adalah ukuran, bentuk, dan tekstur. Ukuran tanaman merupakan karakteristik visual penting unsur tanaman, karena ukuran tanaman secara langsung mempengaruhi ukuran ruang, daya tarik komposisi dan keseluruhan kerangka kerja perancangan. Bentuk tanaman, yang merupakan faktor membentuk struktur komposisi tanaman yang dapat mempengaruhi kesatuan dan keanekaragaman, berperan sebagai aksen atau latar belakang, dan menyelaraskan tanaman dengan unsur-unsur padat lain dalam perancangan. Warna tanaman dapat memberikan karakter pada ruang. Warna-warna terang menimbulkan suasana cerah dan menyenangkan, sedangkan warna gelap mengesankan suasana suramgelap.

III. METODE