Tata Hijau Lanskap Jalan

a. Jalan arteri, yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh dengan kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien. b. Jalan kolektor, merupakan jalan yang melayani angkutan pengumpul pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. c. Jalan lokal, jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, jumlah jalam masuk tidak dibatasi. Peraturan jalan No 131980 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga tentang bagian-bagia jalan adalah: a. Damaja Daerah Manfaat Jalan merupakan ruas sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi dan kedalaman ruang bebas tertentu yang ditetapkan oleh pembina jalan dan dimanfaatkan untuk kontruksi jalan. Terdiri dari badan jalan, saluran tepi jalan dan ambang pengamannya. Badan jalan meliputi jalur lalu lintas dengan atau tanpa jalur pemisah dan bahu jalan. Ambang pengaman jalan terletak di bagian paling luar dari damaja dan ditujukan untuk mengamankan bangunan jalan. b. Damija Daerah Milik Jalan merupakan ruas sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu, dikuasai oleh pembina jalan. Dimanfaatkan untuk dama ja, pelebaran jalan maupun menambahkan jalur lalu intas di kemudian hari serta kebutuhan ruang untuk pengamanan jalan. c. Dawasja Daerah Pengawasan Jalan merupakan ruas di sepanjang jalan di luar damija yang penggunaannya diawasi oleh pembina jalan. Dengan tujuan agar tidak mangganggu pandangan pengemudi dan kontruksi bangunan jalan.

2.2. Tata Hijau Lanskap Jalan

Penggunaan tanaman dalam lanskap dapat berupa tanaman semusim annual plant, tanaman dua musim biennial plant, dan tanaman tahunan perennia l plant. Tanaman semusim adalah tanaman yang hidup hanya satu musim. Tanaman dua musim adalah tanaman yang siklus hidupnya dua kali, pertama pertumbuhan vegetatif dan musim kedua pertumbuhan generatif. Sedangkan tanaman tahunan adalah tanaman yang hidupnya sepanjang tahun Carpenter 1975. Pemilihan tanaman dapat diklasifikasikan secara hortikulturis-ekologis, serta berdasarkan sifat fisiknya. Secara hortikulturis dan ekologis, meliputi: 1 syarat tumbuh dan toleransi terhadap suhu, air, cahaya, tanah, angin, hama, penyakit, pemangkasan dan sebagainya; 2 sifat penyebaranya; 3 sifat adaptasi. Sedangkan klasifikasi secara fisik meliputi tujuan disain, ukuran dewasa tanaman, kecepatan tumbuh, sifat umur, bentuk, tekstur, warna, aroma, dan sifat budidaya Arifin 2001. Menurut Nasrullah 1999, dasar pemilihan tanaman untuk daerah jalan adalah: 1 sesuai persyaratan tumbuh tanaman, 2 toleran terhadap polusi udara, 3 tipe jalan dan posisi pada bagian jalan, 4 pemeliharaan minimum; 5 sesuai dengan fungsi yang ingin dimunculkan, apakah keselamatan, kenyamanan, konservasi lingkungan atau estetika. Dalam pemilihan tanaman pertama yang harus diperhatikan adalah persyaratan tumbuh tanaman, yang mencakup adaptasi tanaman terhadap lingkungan hidupnya. Tanaman pada lingkungan jalan dipilih tanaman yang dapat mengurangi polusi udara, sehingga dapat memperbaiki kondisi lingkungan. Sedangkan tipe jalan berkaitan dengan kecepatan kendaraan dan luas damija yang tersedia untuk penanaman. Pada jalan lokal tanaman yang dipilih adalah tanaman yang dapat tumbuh pada lahan yang sempit dan dapat memberi naungan dan menyajikan keindahan, sehingga tanaman dapat memberi kenyamanan bagi pengemudi atau pejalan kaki. Pada jalan arteri dan kolektor dengan damija yang lebih luas, maka pemilihan tanaman lebih luas, sehingga segenap fungsi- fungsi penanaman dapat diefektifkan. Dalam pemilihan tanaman untuk jalan dipilih tanaman yang pemeliharaannya tidak intensif Nasrullah 1999. Kriteria tanaman jalan dalam kota Nasrullah 1999 adalah: 1 pohon penaung dengan tinggi sedang atau tinggi 15 m; 2 bentuk tajuk bulat atau kolumnar; 3 tinggi cabang paling bawah 5 m; 4 tidak membahayakan bagi pengguna jalan; 5 perakaran tidak ekstensif; 6 berdaun kecil sampai sedang dan tidak menggugurkan daun secara serempak; 7 baik pohon dan semak memiliki karakter fisik yang menarik seperti warna daun maupun bunga; 8 menghindari penggunaaan tanaman yang membutuhkan pemeliharaan secara intensif. Tanaman yang dikomposisikan dalam daerah jalan dapat difungsikan Nasrullah1999 sebagai berikut: a. Fungsi kenyamanan: tanaman jalan meningkatkan kenyamanan dengan memperbaiki iklim mikro, menurunkan temperatur jalan dan memberikan naungan kepada pejalan kaki. b. Fungsi keselamatan pengemudi: tanaman dapat memberikan petunjuk arah lurus atau belokan jalan atau mengarahkan pengemudi kesuatu pemberhentian. c. Fungsi mencegah kecelakaan: tanaman jalan dapat mengurangi silau sinar matahari atau lampu kendaraan. d. Fungsi estetika: tanaman yang dikomposisikan dengan baik akan memberikan keragaman pemandangan, sehingga dapat mencegah suasana monoton pada jalan. Disamping itu tanaman dapat memberi identitas lokasi yang penting dalam pembentukan mental map pengemudi. Tanaman juga dapat memberi harmoniai pemandangan dengan lingkungan sekitar, dalam hal ini tanaman dipergunakan untuk menutup pemandangan yang tidak menarik, sebaliknya tanaman juga dipergunakan untuk membingkai pemandangan yang menarik. e. Fungsi konservasi lingkungan: tanaman dapat mencegah erosi. f. Fungsi Harmonisasi dengan lingkungan: pemilihan tanaman harus dapat mengurangi dampak negatif jalan seperti polusi udara dan kebisingan, serta memberi keindahan kepada pemakai jalan dan masyarakat di sekitar jalan. Menurut Departeman Pekerjaan Umum 1996, hal- hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan lanskap jalan adalah: 1. Pada jalur tepi jalan Jalur tanaman pada daerah ini diletakkan di tepi jalur lalu lintas, yaitu diantara jalur lalu lintas kendaraan dan jalur pejalan kaki trotoar. Penentuan jenis tanaman yang akan ditanam pada jalur ini harus memenuhi kriteria teknik peletakan tanaman dan disesuaikan dengan lebar jalur penanaman. 2. Pada Jalur tengah median Lebar jalur median yang dapat ditanami harus mempunyai lebar minimum 0,80 m, sedangkan lebar ideal adalah 4-6 m. 3. Pada daerah tikungan Persyaratan yang harus diperhatikan dalam penempatan dan pemilihan jenis tanaman, antara lain jarak pandang henti, panjang tikungan dan ruang bebas samping ditikungan. Tanaman rendah perdusemak yang berdaun padat dan berwarna terang dengan ketinggian maksimum 0,8 m yang ditempatkan pada ujung tikungan. 4. Pada daerah persimpangan Persyaratan geometrik yang ada kaitannya dengan perencanaan lanskap jalan adalah adanya daerah bebas pandang yang harus terbuka agar tidak mengurangi jarak pandang pengemudi. Berikut adalah contoh penanaman tanaman pada lingkungan jalan. Penanaman berdasarkan letak penanaman, fungsi tanaman pada daerah jalan, dan bentuk penanaman. Tabel 1 Kriteria Fungsi Tanaman, bentuk Poho n dan Pola Penanaman Fungsi Bentuk a. Peneduh - Ditempatkan pada jalur tanaman minimal 1,5 m - Percabangan 5 m di atas tanah - Bentuk percabangan batang tidak merunduk - Bermassa daun padat - Ditanam sedara berbaris - Contoh: kiara payung Filicium deficiens, tanjung Mimusops elengi, angsana Pterocarpus indicus b. Penyerap polusi udara - Terdiri dari pohon, semakperdu - Memiliki ketahanan tinggi terhadap pengaruh udara - Jarak tanam rapat - Bermassa daun rapat - Contoh: angsana Pterocarpus indicus, akasia daun besar Accasia mangium, oleander Nerium oleander, Bogenvil ungu Bougenvilea glabra, teh-tehan Acalypha microphylla Tabel 1 Lanjutan c. Pereduksi kebisingan - Terdiri dari pohon, perdusemak - Membentuk massa - Bermassa daun rapat - Berbagai bentuk tajuk - Contoh: tanjung Mimusa elengi, kiara payung Filicium decipiens, teh-tehan Acalypha microphylla, kembang sepatu hibiscus rosasinensis, bogenvil ungu Bogenvilea glabra, oleander Nerium oleander d. Pembatas pandangvisual - Tanaman tinggi, perdusemak - Bermassa daun padat - Ditanam berbarismassal - Jarak tanam rapat - Contoh: bambu pagar Bambusa multiplek, cemara anginCassuaria equisetifolia, kembang sepatu Hibiscus rosasinensis, oleander Nerium oleander Sumber: Departemen Pekerjaan Umum 1996 Tabel 2 Jalur penanaman pada median jalan Fungsi Bentuk a.Penahan silau lampu kendaraan - Tanaman perdusemak - Ditanam rapat - Ketinggian 1,5 m - Bermassa daun padat - Contoh: bogenvil orange Bogenvilea spectabilis, kembang sepatu Hibiscus rosasinensid, oleander Netrium oleander, nusa indah Mussaenda erytthrophylla Sumber: Departemen Pekerjaan Umum 1996 Tabel 3 Penanaman pada daerah tikungan persimpangan Fungsi Bentuk a. Pengarah - Tanaman Pohon atau perdu dengan tinggi 2 m - Ditanam secara massal atau berbaris - Jarak tanam rapat - Untuk tanaman perdusemak dipilih tanaman yang berwarna hijau muda - Contoh: Pohon: cemara angin Cassuaria equisetifolia, mahoni Switenia mahagoni, hujan mas Cassia multijuga, kembang merak Caesalphinia pulcherrima, kol banda Pisonia alba Semak: akalipa Acalypha microphilla, pangkas kuning Duranta repens g. Pembentuk pandangan - Tanaman tinggi 3 m - Pada bagian tertentu dibuat terbuka - Diutamakan tajuk konikal atau kolumnar - Contoh: Pohon: cemara Cassuaria equisetifolia, glodokan tiang Polyaltea fragrans, bambu pagar Bambusa multiplek, Semak: akalipha Acalypha microphylla pangkas kuning Duranta repens Sumber: Departemen Pekerjaan Umum 1996

2.3. Evaluasi Tata Hijau