Payback Period PP Break Even Point BEP

11 tertangkap 2. rata rata ukuran ikan relatif tetap; 3. rata rata ukuran ikan semakin panjang Ikan yang tertangkap sebelum dewasa 1. 50 2. 25 - 50 3. 0 - 25 Jangkauan daerah penangkapan 1. Lokasi fishing ground semakin jauh 2. Relatif tetap 3. Lokasi fishing ground semakin dekat Ekonomi Pendapatan rata rata nelayan 1. rata-rata UMR 2. =rata-rata UMR 3. rata-rata UMR Pasar utama telur 1. Pasar lokal 2. Pasar nasional 3. Pasar Internasional Sumber modal Kerja 1. Ponggawa 2. KoperasiBank 3. Modal sendiri Harga jual telur 1. Rp. 250.000kg 2. Rp. 250.000-350.000kg 3. Rp. 350.000kg Sosial Sistem ponggawa sawi 1. Ada dan nelayan terikat pada ponggawa 2. Ada tetapi nelayan tidak terikat pada ponggawa 3.Tidak ada Pengalaman nelayan 1. 2 tahun 2. 2-5 tahun 3. 5 tahun Pemanfaatan TEK traditional ecological knowledge 1. Tidak ada 2. Ada tapi tidak efektif 3. Ada dan efektif digunakan Pola kerja 1. Individu 2. Keluarga 3. Kelompok Teknologi Perubahan Alat Tangkap Bale Bale 1. Hasil tangkapan meningkat 100 2. Hasil tangkapan meningkat 26 – 50 3. Hasil tangkapan meningkat 0– 25 Selektivitas Alat Tangkap pada TKG 1. Selektivitas rendah 2. Selektivitas sedang 3. Selektivitas tinggi Kesesuaian Ukuran Kapal 1. Sangat tidak sesuai 2. Tidak sesuai 3. Sesuai Sumber: modifikasi modul EAFM Ecolocical Aproach for Fisheries Management dari KKP, WWF dan PKSPL-IPB 2012; Ali 2012 2. Penentuan Nilai Setiap Atribut Setiap atribut yang ada dalam dimensi pengelolaan sumberdaya ikan terbang akan diberikan salah satu nilai dari ketiga kategori nilai yang telah 12 ditentukan seperti yang tercantum pada Tabel 2.3. Pemberian nilai terhadap setiap atribut memberikan gambaran terhadap kondisi keberlanjutan sumberdaya ikan terbang, apakah baik ataupun buruk. Mengacu pada metode RAPFISH Pitcher et al . 1998; Pitcher Preikshot 2001; Susilo 2003, menerangkan bahwa nilai buruk merupakan cerminan kondisi yang paling tidak menguntungkan dalam suatu pengelolaan, sedangkan nilai baik yaitu nilai yang mencerminkan kondisi yang paling menguntungkan dalam pengelolaan sumberdaya. Dan diantara nilai buruk dan nilai baik terdapat satu nilai yang disebut dengan nilai antara atau nilai tengah. Tabel 2.3 Kriteria dalam penentuan nilai setiap atribut Dimensi dan Atribut Kriteria Nilai Baik Buruk Dimensi Ekologi CPUE Ukuran ikan Ikan tertangkap sebelum dewasa Jangkauan daerah penangkapan Dimensi Ekonomi Pendapatan rata-rata nelayan Pasar utama telur Sumber modal Harga jual telur Dimensi Sosial Sistem ponggawa sawi Pengalaman nelayan Pemanfaatan TEK Pola kerja Dimensi Teknologi Perubahan alat tangkap bale - bale Selektivitas alat tangkap pada TKG Kesesuaian ukuran kapal 1; 2; 3 1; 2; 3 1; 2; 3 1; 2; 3 1; 2; 3 1; 2; 3 1; 2; 3 1; 2; 3 1; 2; 3 1; 2; 3 1; 2; 3 1; 2; 3 1; 2; 3 1; 2; 3 1; 2; 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3. Ordinasi RAPFISH Multidimensional Scaling untuk setiap atribut Ordinasi RAPFISH dengan metode MDS Multidimensional Scaling digunakan untuk menentukan satu titik yang mencerminkan posisi relatif dari perikanan ikan terbang yang dikaji terhadap dua titik acuan utama yaitu titik baik good dan titik buruk bad. Pemilihan metode MDS dilakukan mengingat metode Multi-Variate Analysis yang lain seperti factor analysis dan Multi- Attribute Utility Theory MAUT terbukti tidak menunjukkan hasil yang stabil Pitcher dan Preikshot 2001. Hasil penggunaan metode MDS adalah berupa objek atau titik yang dipetakan kedalam ruang dua atau tiga dimensi dan diupayakan titik tersebut berada sedekat mungkin dengan titik asal dua titik atau objek yang sama dipetakan dalam satu titik yang saling berdekatan satu sama lain. Sebaliknya, objek atau titik yang tidak sama digambarkan dengan titik - titik yang berjauhan. Teknik ordinasi penentuan jarak dalam MDS didasarkan pada Euclidian Distance yang dalam ruang yang berdimensi n dapat ditulis sebagai berikut Fauzi dan Anna 2005: