Usaha Penangkapan di Laut Seram

36 Gambar 3.15 Hasil ordinasi RAPFISH untuk dimensi ekologi Gambar 3.16 Hasil ordinasi RAPFISH untuk dimensi ekonomi Gambar 3.17 Hasil ordinasi RAPFISH untuk dimensi sosial 32.54 GOOD BAD UP DOWN -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 O the r D is ti ng is hi ng F e a tur e s Skala Keberlanjutan Dimensi Ekologi Posisi Keberlanjutan Titik Referensi Utama Titik referensi tambahan 26.36 GOOD BAD UP DOWN -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 O the r D is ti ng is hi ng F e a tur e s Skala Keberlanjutan Dimensi Ekonomi Posisi Keberlanjutan Titik referensi utama Titik referensi tambahan 56.29 GOOD BAD UP DOWN -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 O the r D is ti ng is hi ng F e a tur e s Skala Keberlanjutan Dimensi Sosial Posisi Keberlanjutan Titik referensi utama Titik referensi tambahan 37 Gambar 3.18 Hasil ordinasi RAPFISH untuk dimensi teknologi Hasil analisis ordinasi RAPFISH terhadap keempat dimensi keberlanjutan seperti yang tertera pada Gambar 3.15 sampai Gambar 3.18.menunjukkan nilai indeks keberlanjutan yang bervariasi. Misalkan pada dimensi teknologi, hasil analisis menunjukkan nilai indeks sebesar 25,3. Hal ini berarti bahwa status keberlanjutan untuk dimensi teknologi dikategorikan tidak berkelanjutan karena nilai indeks keberlanjutan yang dihasilkan masuk dalam kategori nilai 0 – 25. Selanjutnya, dimensi ekologi dan dimensi ekonomi memperoleh nilai indeks keberlanjutan masing-masing sebesar 32.54 dan 26.36. Nilai indeks keberlanjutan pada kedua dimensi tersebut berada pada selang nilai 26 – 50. Artinya, status keberlanjutan perikanan ikan terbang untuk dimensi ekologi dan ekonomi dikategorikan kurang berkelanjutan. Dimensi terakhir yaitu dimensi sosial, nilai indeks keberlanjutan yang dihasilkan berbeda dengan ketiga dimensi keberlanjutan yang lain. Nilai indeks pada dimensi sosial berada pada kisaran nilai 51 – 75 yang mengkategorikan status keberlanjutan ikan terbang di Kabupaten Takalar untuk dimensi sosial yaitu cukup berkelanjutan. Selain hasil ordinasi RAPFISH dari setiap dimensi keberlanjutan, diperoleh juga hasil ordinasi metode RAPFISH untuk gabungan seluruh dimensi atau multi-dimensi. Nilai yang dihasilkan merupakan nilai indeks yang mencerminkan keberlanjutan perikanan ikan terbang di Kabupaten Takalar secara menyeluruh. Hasil ordinasi RAPFISH untuk gabungan seluruh dimensi disajikan pada Gambar 3.19. Kondisi keberlanjutan perikanan ikan terbang antar dimensi juga disajikan dalam diagram layang pada Gambar 3.20. 25.3 GOOD BAD UP DOWN -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 O the r D is ti ng is hi ng F e a tur e s Skala Keberlanjutan Dimensi Teknologi Posisi Keberlanjutan Titik referensi utama Titik referensi tambahan 38 Gambar 3.19 Status keberlanjutan perikanan ikan terbang gabungan seluruh dimensi multi-dimensi Gambar 3.20 Diagram layang indeks keberlanjutan perikanan antar dimensi Hasil ordinasi metode RAPFISH gabungan seluruh dimensi seperti yang tertera pada Gambar 3.19 dan Gambar 3.20 menunjukkan bahwa status keberlanjutan perikanan ikan terbang di Kabupaten Takalar dikategorikan kurang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan nilai indeks yang dihasilkan hanya sebesar 30.93. Status keberlanjutan perikanan ikan terbang yang dikategorikan kurang berkelanjutan terjadi karena adanya ketimpangan antar dimensi yang ada. Dari keempat dimensi yang dipertimbangkan, 2 diantaranya termasuk kategori kurang berkelanjutan dan 2 dimensi lainnya berkategori tidak berkelanjutan dan cukup berkelanjutan. Dimensi teknologi merupakan dimensi yang paling lemah diantara semua dimensi karena atribut teknologi didominasi oleh atribut yang berkriteria 30.93 GOOD BAD UP DOWN -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 O the r D is ti ng is hi ng F e a tur e s Skala Keberlanjutan Multi-dimensi Posisi Keberlanjutan Titik referensi utama Titik referensi tambahan 32.54 26.32 56.29 25.3 10 20 30 40 50 60 Dimensi Ekologi Dimensi Ekonomi Dimensi Sosial Dimensi Teknologi Skala Keberlanjutan