24
fishingground ke wilayah Laut Seram karena untuk kegiatan penangkapan di
wilayah tersebut memerlukan biaya operasional sekurangnya 45 juta per kapal.
Gambar 3.10 CPUE Telur Ikan Terbang di Selat Makassar dan Laut Seram pada tahun 2011 dan 2013 yang diolah dari data primer
4.3 Potensi Maksimum Lestari MSY dan Pendugaan Populasi Induk
Pemanfaatan sumberdaya perikanan pada umumnya didasarkan pada konsep Maximum Sustainable Yield MSY yang dikembangkan oleh seorang ahli
biologi bernama Schaefer pada tahun 1957. Inti dari konsep MSY adalah menjaga keseimbangan biologis dari sumberdaya ikan agar dapat dimanfaatkan secara
maksimum dalam waktu yang panjang. Seperti yang dikutip dari Effendi 2002, bahwa MSY merupakan salah satu usaha dalam perikanan untuk menentukan
penangkapan yang seimbang tetapi maksimum. Kelebihan konsep MSY adalah hanya diperlukan data yang terbatas, sederhana dalam menganalisis, dan mudah
dimengerti oleh siapa saja termasuk para penentu kebijakan.
Perhitungan potensi lestari menggunakan model surplus produksi bertujuan untuk mengetahui upaya tangkap optimum dan hasil tangkap
maksimum lestari dari suatu perairan. Dalam analisisnya dibutuhkan data time series
upaya tangkap dan hasil tangkap per unit upaya tangkap CPUE minimal lima tahun. Berdasarkan data tangkapan catch dan upaya penangkapan effort
ikan terbang pada Tabel 3.4 diatas, maka dilakukan perhitungan MSY berdasarkan Model Surplus Produksi Schaefer dengan menggunakan bantuan
Microsoft Excel
. Berdasarkan perhitungan MSY berdasarkan Model Surplus Produksi
Schaefer, diperoleh nilai intersept a sebesar 0.0459 dan nilai slope b sebesar -
0.00000065 sehingga upaya tangkap optimum F
opt
dan hasil tangkap maksimum lestari MSY berdasarkan model Schaefer dapat dihitung. Persamaan produksi
lestari Schaefer berdasarkan nilai intersept dan slope adalah:
Y = 0.0458f + -0.00000065f
2
0.0 2.0
4.0 6.0
8.0 10.0
12.0
Mei Juni
Juli Agustus
C P
U E
Kg Ka
p a
l
Selat Makassar 2011 Selat Makassar 2013
Laut seram 2011 Laut seram 2013
25
Tangkapan maksimum lestari MSY dan upaya tangkap optimum F
opt
berdasarkan model Schaefer adalah masing-masing sebesar 818 ton dan 35.711 trip. Hal ini berarti, dalam upaya memanfaatkan sumberdaya ikan terbang dengan
tetap menjamin kelestariannya, ikan terbang hanya boleh ditangkap dalam satu tahun maksimal 818 ton dengan jumlah trip optimum 35.711 trip dalam satu
tahun. Hubungan antara produksi lestari dengan effort dan produksi aktual dengan effort
pada perikanan ikan terbang di Kabupaten Takalar berdasarkan Model Surplus Produksi Schaefer disajikan pada Gambar 3.11.
Gambar 3.11 Hubungan antara produksi lestari dengan effort dan produksi aktual dengan effort pada perikanan ikan terbang di Kabupaten Takalar
berdasarkan Model Surplus Produksi Schaefer Berdasarkan pada Gambar 3.11 dapat dikatakan bahwa sumberdaya ikan
terbang belum sepenuhnya mengalami overfishing. Penurunan produksi ikan terbang dikarenakan upaya penangkapan yang rendah dan terus menurun dari
tahun 2006 hingga tahun 2012. Rendahnya upaya penangkapan ikan terbang yang dilakukan nelayan disebabkan karena terjadinya pengalihan usaha penangkapan di
Kabupaten Takalar, yang mulanya melakukan usaha penangkapan ikan beralih menjadi penangkapan telur ikan terbang. Peralihan usaha penangkapan terjadi
tidak lain karena dipicu oleh nilai ekonomi telur ikan terbang yang jauh lebih tinggi dibandingkan ikan terbang itu sendiri.
Dengan menggunakan persamaan model Schaefer tersebut diatas maka dapat dilakukan pendugaan terhadap produksi lestari setiap tahunnya. Produksi
lestari MSY, produksi aktual, dan effort aktual di Kabupaten Takalar disajikan pada Tabel 3.5, serta tingkat pemanfaatan perikanan ikan terbang berdasarkan
produksi lestari model Schaefer dan produksi aktual selama 7 tahun terakhir yang disajikan pada Gambar 3.12.
Tabel 3.5 Effort aktual, produksi aktual, dan produksi lestari model Schaefer
penangkapan ikan terbang di Kabupaten Takalar
Tahun Effort trip
Catch ton TAC
2006 2007
2008 2009
2010 2011
2012
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
10000 20000
30000 40000
50000 60000
70000 80000
90000
P ro
duk si
to n
Trip
Produksi Aktual Produksi Lestari Schaefer
26
Produksi Aktual Produksi Schaefer ton
2006 37158
832.00 816.331
2007 34058
822.00 815.920
2008 30966
786.00 803.235
2009 20986
741.50 678.646
654,4 2010
20395 620.00
667.262 2011
12150 533.00
461.740 2012
13872 420.50
511.866
Gambar 3.12 Tingkat pemanfaatan perikanan ikan terbang berdasarkan produksi lestari Schaefer dan produksi aktual tahun 2006 - 2012
Tingkat pemanfaatan perikanan ikan terbang yang tertera pada Tabel 3.5 dan Gambar 3.12 memberikan gambaran mengenai kondisi pemanfaatan
sumberdaya ikan terbang di Kabupaten Takalar. Pada tahun 2006 dan 2007 pemanfaatan sumberdaya ikan terbang telah melebihi jumlah tangkapan
maksimum lestari yaitu masing - masing sebesar 832 ton dan 822 ton dalam setahun. Begitu pula pada tahun 2009 dan 2011 dimana aktvitas penangkapan ikan
terbang di Kabupaten Takalar telah melebihi MSY. Namun, hal yang berbeda terjadi pada tahun 2010 dan 2012, dimana produksi ikan terbang di Kabupaten
Takalar diketahui tidak melebihi dari MSY. Rendahnya produksi pada tahun tersebut dikarenakan penurunan jumlah trip penangkapan ikan terbang. Penurunan
trip penangkapan ikan terbang di Kabupaten Takalar disebabkan karena beberapa faktor yaitu Pertama, hasil tangkapan ikan terbang di Selat Makassar telah dan
Kedua,
adanya perubahan pola penangkapan nelayan menjadi penangkapan telur ikan terbang.
Hal lain yang dapat diketahui dari Tabel 3.5 adalah Nilai TAC atau lebih dikenal dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan yaitu jumlahnya 80 dari
MSY ikan terbang yaitu 654,4 ton per tahun. Berdasarkan hal ini maka dikatakan bahwa produksi aktual ikan terbang di Kabupaten Takalar mulai tahun 2006
hingga tahun 2012 seluruhnya berada diatas titik atau nilai TAC yang ditentukan. Besarnya produksi aktual yang berada diatas nilai TAC jelas akan berdampak
buruk bagi kelestarian sumberdaya ikan terbang. Menurut Nikijuluw 2002 in Supardan 2006, pengaturan penangkapan melalui penetapan Jumlah Tangkapan
100 200
300 400
500 600
700 800
900
2006 2007
2008 2009
2010 2011
2012
Tan gk
ap an
to n
Tahun
Aktual Schaefer
27
ikan yang diperbolehkan JTB merupakan salah satu pendekatan untuk mengatasi kondisi tangkap lebih yang terjadi pada suatu perairan.
Pengelolaan sumberdaya ikan dengan pendekatan MSY memang dinilai masih memiliki beberapa kelemahan. Mengacu pada Ghofar 2003, kelemahan
yang dimiliki dari konsep pengelolaan dengan pendekatan MSY antara lain adalah I tidak bersifat stabil karena perkiraan stok yang tidak tepat dapat mengarah ke
pengurasan stok, II tidak memperhitungkan nilai ekonomis apabila stok ikan tdk dipanen, dan III sulit diterapkan pada kondisi perikanan yang memiliki ciri
ragam jenis.
Analisis lain yang dilakukan dalam mengkaji aspek ekologi ikan terbang adalah pendugaan populasi induk. Pendugaan populasi ikan terbang dilakukan
untuk mengetahui seberapa besarkah jumlah induk ikan terbang yang ikut tertangkap dalam aktivitas penangkapan nelayan selama satu tahun. Data yang
digunakan berupa data panjang dan berat ikan, serta tingkat kematangan gonad dari ikan yang ditangkap nelayan selama satu musim penangkapan yaitu pada
bulan maret – september tahun 2012. Berdasarkan data tersebut maka diketahui persentase ikan terbang yang tertangkap dalam setahun berdasarkan kategori
Tingkat Kematangan Gonad ikan terbang TKG. Informasi mengenai tingkat kematangan gonad ikan terbang juga telah dilaporkan Nessa et al. 1977 dan Ali
1981. Nessa et al. 1977 dalam penelitiannya menggunakan klasifikasi tingkat kematangan gonad dalam tujuh tahapan perkembangan gonad pada tiga spesies
ikan terbang dari Selat Makassar. Ali 1981 dalam penelitiannya di Laut Flores memakai lima tahapan perkembangan gonad dan tidak menemukan ikan yang
belum matang tingkat kematangan I, II, dan III. Selain itu, Nessa et al. 1977 dan Ali 1981 juga menjelaskan bahwa rasio jenis kelamin jantan dan betina
H.oxycephalus
tidak berbeda secara signifikan setiap bulan, baik di perairan selat Makassar maupun di perairan Laut Flores. Komposisi TKG ikan terbang yang
tertangkap satuan bulan dan tahun disajikan pada Gambar 3.13 dan 3.14.
Gambar 3.13 Komposisi TKG ikan terbang yang tertangkap setiap bulan pada tahun 2012
Komposisi TKG ikan terbang yang tersaji pada Gambar 3.13 menjelaskan bahwa dalam aktivitasnya, nelayan menangkap ikan - ikan dengan berbagai fase
mulai dari ikan muda hingga ikan yang siap mijah. Pada bulan maret hingga agustus, ikan terbang yang tertangkap pada saat aktivitas penangkapan dimulai
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0 70.0
80.0 Maret - Mei
Juni - Agustus Sept - Nov
TKG IV TKG III
TKG II TKG I