Batas Waktu Mualaf Bazis DKI Jakarta

51

BAB IV DISTRIBUSI ZAKAT BAGI NON MUSLIM

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Mualaf Dalam Hukum Islam 1. Muallaf Dalam Pandangan Imam Mazhab a. Menurut Mazhab Hanafi Muallaf terbagi kepada tiga golongan, pertama, orang kafir yang Rasulullah saw berikan kepada mereka harta agar masuk kedalam Islam, kedua, kelompok yang diberikan harta untuk meredam kejahatan, ketiga, orang yang baru masuk Islam namun Iman mereka masih lemah maka tujuan diberikan zakat itu adalah untuk menguatkan keimanan mereka. 1 b. Menurut Mazhab Maliki Muallaf adalah orang kafir yang diberikan harta agar mau masuk agama Islam dan yang baru masuk Islam. Zakat diberikan agar kuat hatinya menyukai agama Islam. Nabi saw. pernah memberi zakat kepada orang-orang mualaf dari kalangan kaum Muslimin dan kaum kafir 2 c. Menurut Mazhab Syafi’i Muallaf baru memeluk Islam ialah orang yang tidak beragama, atau beragama selain Islam, kemudian masuk Islam, tetapi hati mereka 1 Muhammad Amin Ibnu Abidin, Roddu al- Mukhtar ‘ala durri al-mukhtar, Syarh Tanwirul Absor Hasyiyah Ibnu Abidin, t.t: Maktabah Ilmiah, t.th Juz 2, h. 60 2 Wahbah as-Zuhaili, al-Fiqhul Islam Wa Adillatuhu 3, Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani, dkk; Jakarta: Gema Insani, 2011 Cet. 1., H. 283 masih lemah, 3 Zakat bagi mualaf juga diberikan kepada pembesar yang tidak beragama Islam, tetapi menjadi sahabat pemimpin Islam. Agar hati mereka tertarik masuk Islam, mereka dapat diberikan zakat. Kemudian orang kafir yang anti-Islam untuk mencegah kejahatan mereka terhadap umat Islam, maka boleh diberikan zakat, Sekalipun mereka itu pemimpin orang kafir 4 Dapat dibedakan mualaf bagi Syafi’iyah terdiri dari dua macam, pertama, mualaf Islam yang berjihad bersama kaum muslimin sehingga dapat memperkuat barisan Islam. Kedua, mualaf non muslim dimana Rasulullah SAW pernah memberi bagian zakat atau ghanimah kepada Shafwan bin Umayyah sebelum ia masuk Islam, Setelah pemberian itu Shafwan bin Umayyah masuk Islam bersama kaumnya dari suku Quraisy. 5 d. Menurut Mazhab Hanbali Orang kafir yang mempunyai pengaruh, sedangkan ia ada harapan masuk Islam, ditakuti kejahatannya, orang Islam yang ada harapan imannya akan bertambah teguh, atau ada harapan orang lain akan masuk Islam karena pengaruhnya. 6 3 Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqih Madzhab Syafi’i; Buku 1: Ibadah, Bandung, CV Pustaka Setia, 2005 Cet. 2., H. 227 4 Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqih Madzhab Syafi’i; Buku 1: Ibadah, Cet. 2., H. 227 5 Imam Syafi’i Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Ringkasan kitab Al Umm Imam Syafi’i Abu Abdullah Muhammad bin Idris; penerjemah Mohammad Yasir Abd Mutholib Jakarta; Pustaka Azzam, 2004 H. 521-522 6 Imam ‘Alauddin al-Mardawi, al-Insof fi Ma’rifati arrojih mina alkhilaf, Tahqiq: Abi Abdillah Muhammad Hasan Muhammad Hasan Ismail as- Syafi’i, Beirut Libanon: Darul Kutub Ilmiah, 1997 Cet. 1., Juz 3., h. 205