Distribusi zakat bagi Mualaf

masih lemah, 3 Zakat bagi mualaf juga diberikan kepada pembesar yang tidak beragama Islam, tetapi menjadi sahabat pemimpin Islam. Agar hati mereka tertarik masuk Islam, mereka dapat diberikan zakat. Kemudian orang kafir yang anti-Islam untuk mencegah kejahatan mereka terhadap umat Islam, maka boleh diberikan zakat, Sekalipun mereka itu pemimpin orang kafir 4 Dapat dibedakan mualaf bagi Syafi’iyah terdiri dari dua macam, pertama, mualaf Islam yang berjihad bersama kaum muslimin sehingga dapat memperkuat barisan Islam. Kedua, mualaf non muslim dimana Rasulullah SAW pernah memberi bagian zakat atau ghanimah kepada Shafwan bin Umayyah sebelum ia masuk Islam, Setelah pemberian itu Shafwan bin Umayyah masuk Islam bersama kaumnya dari suku Quraisy. 5 d. Menurut Mazhab Hanbali Orang kafir yang mempunyai pengaruh, sedangkan ia ada harapan masuk Islam, ditakuti kejahatannya, orang Islam yang ada harapan imannya akan bertambah teguh, atau ada harapan orang lain akan masuk Islam karena pengaruhnya. 6 3 Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqih Madzhab Syafi’i; Buku 1: Ibadah, Bandung, CV Pustaka Setia, 2005 Cet. 2., H. 227 4 Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqih Madzhab Syafi’i; Buku 1: Ibadah, Cet. 2., H. 227 5 Imam Syafi’i Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Ringkasan kitab Al Umm Imam Syafi’i Abu Abdullah Muhammad bin Idris; penerjemah Mohammad Yasir Abd Mutholib Jakarta; Pustaka Azzam, 2004 H. 521-522 6 Imam ‘Alauddin al-Mardawi, al-Insof fi Ma’rifati arrojih mina alkhilaf, Tahqiq: Abi Abdillah Muhammad Hasan Muhammad Hasan Ismail as- Syafi’i, Beirut Libanon: Darul Kutub Ilmiah, 1997 Cet. 1., Juz 3., h. 205

2. Mualaf Dalam Pandangan Ahli Tafsir

a. Menurut Pendapat Muhammad Nasib Ar-Rifa’i Tafsir Ibnu Kasir 7 Mualaf adalah orang yang dibujuk hatinya diberikan zakat supaya masuk agama Islam sebagaimana Nabi saw. memberi kepada Sofwan bin Umayah. Golongan mualaf lainnya ialah orang yang diberi zakat supaya Islamnya bagus dan hatinya kokoh sebagaimana Nabi memberikan seratus unta dalam Peristiwa Hunain kepada sekelompok orang yang menjadi teman dan pemuka kaum ‘yang membebaskan diri’. b. Menurut Pendapat Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As- Suyuti, Tafsir Jalalain Mualaf adalah yang dibujuk hatinya supaya mau masuk Islam, atau untuk memantapkan keislaman mereka, atau supaya mau masuk Islam orang-orang yang semisal dengannya, atau supaya mereka melindungi kaum muslim. Mualaf itu bermacam jenisnya; menurut pendapat Imam Syafi’i, jenis Mualaf yang pertama dan yang terakhir pada masa sekarang zamannya Imam Syafi’i tidak berhak lagi mendapatkan bagiannya karena Islam telah kuat, berbeda dengan dua jenis Mualaf yang lainnya, maka keduanya masih berhak untuk diberi bagian. Demikianlah menurut pendapat yang sahih. 8 Mualaf yang dibujuk hatinya adalah mereka yang hatinya terpikat kepada Islam namun belum berhak mendapatkan 7 Muhammad Nasib, Ar- Rifa’i, Kemudahan dari Allah: ringkasan ibnu katsir, Penerjemah, Syihabuddin Jakarta: Gema Insani Press, 1999 Cet. 1., Jilid 2, H. 622 8 Imam Jalaluddin Al-Mahalli, Imam Jalaluddin As-Suyuti, Terjemahan Tafsir Jalalain berikut Asbabun Nuzul Jilid 1, Penerjemah Bahrun Abubakar Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009 cet. 9 H. 744 pertolongan. Tujuannya adalah memperbaiki hubungan dengan dirinya dan keluarganya, seperti Abu Sufyan bin Harb, Uyainah bin Badr, Al-Aqra bin Habis, dan pembesar kabilah yang seperti mereka. 9 c. Menurut Pendapat Syaikh Imam Al Qurthubi Tafsir Al Qurthubi 10 Distribusi zakat bagi mualaf diperuntukkan bagi orang-orang yang keimanannya belum kuat menghujam di dalam hati kecuali dengan pemberian tersebut. Seakan-akan pemberian ini adalah satu bentuk jihad, agar mereka bersedia memantapkan keimanan dalam hati mereka. Mualaf terbagi kepada tiga golongan, yaitu: 1 Mereka yang bersedia masuk islam dengan memperlihatkan bukti yang nyata 2 Mereka yang bersedia masuk Islam dengan menggunakan sedikit kekerasan 3 Mereka yang bersedia masuk Islam dengan kemurahan hati. Seorang pemimpin Islam yang cerdas tentu akan mempergunakan cara-cara yang tepat untuk berinteraksi dengan setiap bentuk kemusyrikan, pemberian zakat agar orang-orang tersebut terlepas dari kekufuran dan menghilangkan kemusyrikan yang ada dalam hati mereka higga ke akar- akarnya. 9 Abu Jafar Muhammad, bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari;Jilid 12, Penerjemah Abdul Somad,dkk Jakarta: Pustaka Azzam, 2008 H. 887 10 Syaikh Imam, Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, penerjemah, Budi Rosyadi, dkk, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008 Jilid 8 H. 435