Ibnu Sabil Mustahik Zakat
besar, khusunya di DKI Jakarta. Untuk memperluas sasaran operasional dan karena semakin kompleknya permasalahan zakat di Jakarta, maka pada tahun
1973 Gubernur Prov. DKI Jakarta melalui Surat Keputusan No. D.IIIB14673 tertanggal 22 Desember 1973 menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil
Zakat dan InfakSedekah yang kini popular dengan sebutan BAZIS. 2.
Dasar Hukum
Realitas perkembangan produksi maupun distribusi zakat yang tiap tahun makin meningkat hal ini didukung dengan ketentuan hukum yang telah ditetapkan
di Indonesia. Adapun ketentuan Bazis DKI Jakarta didasarkan pada dasar hukum berikut:
a. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 sebagai penganti Undang-undang
Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. b.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan
Republik Indonesia. c.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Zakat. d.
Instruksi Menteri Agama No. 16 Tahun 1968 tentang Pembinaan Zakat dan InfakSedekah.
e. Instruksi Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 1991
dan Nomor 47 Tahun 1991 tentang Pembinaan Badan Amil Zakat dan InfakSedekah.
f. SK Gub Nomor D.IIIB14673 tentang penyempurnaan BAZ menjadi
BAZIS DKI Jakarta.
g. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 120 Tahun 2002 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja BAZIS Provinsi DKI Jakarta. h.
Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 121 Tahun 2002 Tentang Pola Pengelolaan Zakat, Infak dan Sedekah di Provinsi DKI Jakarta.
i. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 26 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Zakat, Infak dan Sedekah Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
j. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 51 Tahun 2006 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pengumpulan dan Pendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.