57
D-W, dengan tingkat kepercayaan = 5. Apabila D-W terletak antara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi Santoso. 2002 : 219.
Pendapat lain untuk mendeteksi tentang uji autokorelasi secara umum bisa diambil patokan Singgih, 2000:218:
1 Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif 2 Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak autokorelasi
3 Angka D-W diatas +2, berarti ada korelasi negatif. Pendapat lain dari Danang Sunyoto 2011:134 salah satu ukuran dalam menentukan
adanya tidaknya masalah autokolerasi adalah dengan uji Durbin Watson DW dengan ketentuan sebagai berikut :
1 Terjadi autokolerasi positif jika nilai DW dibawah -2 DW -2 2 Tidak terjadi autokolerasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan =2
atau -2 DW , +2 3 Terjadi autokolerasi negatif jika nilai DW berada diatas +2 atau DW
+2
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda. Penggunaan regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui
secara terpisah parsial berbagai variabel independen yang ada dalam hal ini mudharabah, musyarakah, FDR, inflasi, dan ROE tanpa ada pengaruh
unsur variabel lain. Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan alat analisis regresi
berganda. Selain dapat melihat pengaruh masing-masing variabel
58
independen, analisis regresi berganda dapat juga digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh interaksi variabel independen terhadap variabel
dependen Persamaan regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai
berikut: = � + �
+ � + �
+ � + �
Keterangan: Y
: Profitabilitas dengan perhitungan Return on Equity ROE β
: Konstanta �
: Mudharabah �
: Musyarakah �
: FDR �
: Inflasi β
: Koefisien regresi ε
: Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F untuk uji simultan dan Uji t untuk uji parsial.
a. Uji Simultan Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukan dalam model regresi secara bersama-sama
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0.05. Jika
59
nilai signifikan 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sebaliknya jika signifikan 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak Ghozali, 2006: 84.
b. Uji Parsial Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0.05, jika nilai probability t lebih besar dari 0.05 maka ada pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen Ghozali, 2006:84.
c. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi digunakan untuk membuat presentase variasi variabel independen terhadap variabel dependen serta seberapa besar
pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian. Jika nilai koefisien determinasi adalah 1 berarti kuatnya kemampuan
fluktuasi variabel dependen, sebaliknya jika nilainya mendekati angka 0, maka semakin rendah kemampuan fluktuasi variabel dependen Ghozali,
2006:83. E.
Operasional Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai Indriantoro dan Supomo, 2002:61. Tipe-tipe variabel dalam penelitian ini
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu variabel independen, variabel intervening dan variabel dependen. Seluruh variabel dalam penelitian ini akan
diukur dengan indicator-indikator tertentu yang kemudian akan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Pengukuran variabel dalam penelitian ini
60
menggunakan skala pengukuran Likert atau Ordinal. Berikut ini adalah operasionalisasi variabel yang akan diteliti, yaitu:
1. Variabel Dependent Y
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas ROE yaitu menunjukan kemampuan manajemen bank dalam
laba selama periode tertentu dan untuk mengetahui stabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang
diukur kemampuan perusahaan membayar beban bunga atau hutangnya. ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income Kasmir, 2012:328. ROE dirumuskan sebagai berikut :
ROE =
ℎ � −
�
2. Variabel Independent X
Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : a. Pembiayaan Mudharabah X
1
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah
proses seseorang memukul kakinya dalam menjalankan usaha Antonio, 2010:95
b. Pembiayaan Musyarakah X
2
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
61
kontribusi dana atau amalenterptise dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan
Antonio, 2010:90. c. FDR X
3
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih.
Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah
diajukan Kasmir, 2012:315. d. Inflasi X
4
Dalam ekonomi, inflasi memiliki pengertian suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. dengan
kata lain, inflasi merupakan proses suatu peristiwa dan bukan tinggi- rendahnya tingkat harga Rodoni Ali, 2014:195
62
BAB IV PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. PT Bank Muamalat Indonesia
a. Sejarah PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius
Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan
operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-
Indonesia ICMI dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari
komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara
silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam
modal senilai Rp 106 miliar Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,
Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank
syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.