94
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari adanya masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi, pengujian dilakukan
dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Run Test, dimana data residual yang acak random ditandai dengan nilai signifikansi di atas
0,05.
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Value
a
-,26708 Cases Test Value
20 Cases = Test Value
20 Total Cases
40 Number of Runs
15 Z
-1,762 Asymp. Sig. 2-tailed
,078 a. Median
Sumber: Data diolah hasil SPSS Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
adalah 0,078 yang berarti nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan artinya data residual acak random.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi.
D. Pengujian Hipotesis
1. Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Firm Age, Firm Size, Growth Asset dan Business Risk Terhadap Struktur Modal Secara Parsial
Uji signifikansi secara parsial uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial atau masing-masing dari variabel independen yang
95
terdiri dari penerapan corporate governance, age, size, growth, dan risk dalam menerangkan variasi variabel dependen yaitu DER.
Tabel 4.11 Hasil Uji t Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
9,284 20,443
,454 ,653
Ln_CGPI -12,703
5,617 -,228
-2,262 ,030
Ln_AGE -4,995
1,245 -,286
-4,012 ,000
SIZE 4,201
,542 ,875
7,747 ,000
GROWTH -,570 2,089
-,020 -,273
,786 RISK
-6,901 3,450
-,168 -2,000
,054 a. Dependent Variable: DER
Sumber: Data diolah hasil SPSS Dari hasil output SPSS di atas didapat kesimpulan sebagai berikut:
Variabel penerapan corporate governance dengan nilai signifikansi sebesar 0,030 lebih kecil dari nilai α 0,05 0,030 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H ditolak dan H
a
diterima, yang berarti variabel penerapan corporate governance berpengaruh signifikan terhadap DER
secara parsial. Variabel age dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil
dari nilai α 0,05 0,000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak
dan H
a
diterima, yang berarti variabel penerapan age berpengaruh signifikan terhadap DER secara parsial.
Variabel size dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α 0,05 0,000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H
ditolak dan H
a
diterima, yang berarti variabel size berpengaruh signifikan terhadap DER secara parsial.
96
Variabel growth dengan nilai signifikansi sebesar 0,786 lebih besar dari nilai α 0,05 0,786 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H
diterima dan H
a
ditolak, yang berarti variabel growth tidak berpengaruh signifikan terhadap DER secara parsial.
Variabel risk dengan nilai signifikansi sebesar 0,054 pada α 0,05
berarti H diterima dan H
a
ditolak 0,054 0,05, namun dengan α 0,1
variabel risk berpengaruh signifikan terhadap DER secara parsial karena lebih besar dari nilai
α 0,05 0,054 0,1. Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.13 dapat diketahui pula bahwa
variabel size merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi DER pada penelitian ini. Hal ini dapat dilihat dari nilai
Standardized Coefficients yang dimiliki oleh variabel size paling besar yaitu sebesar 0,875 dibandingkan dengan nilai dari keempat variabel
lainnya.
2. Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Firm Age, Firm Size, Growth Asset dan Business Risk Terhadap Struktur Modal Secara Simultan.
Uji signifikansi secara simultan uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yang terdiri dari penerapan corporate
governance, age, size, growth, dan risk terhadap DER secara simultan atau keseluruhan.
97
Tabel 4.12 Hasil Uji F Simultan
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square F
Sig. 1
Regression 349,402
5 69,880
34,639 ,000
b
Residual 68,591
34 2,017
Total 417,992
39 a. Dependent Variable: DER
b. Predictors: Constant, RISK, Ln_AGE, Ln_CGPI, GROWTH, SIZE
Sumber: Data diolah hasil SPSS Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa variabel penerapan
corporate governance, age, size, growth, dan risk secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DER. Hal ini dapat dilihat
dari nilai signifikansi Sig. sebesar 0,000. Kondisi ini berarti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dan karena 0,000 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan corporate governance, age, size, growth, dan risk berpengaruh secara simultan terhadap DER.
3. Uji R
2
Koefisien Determinasi Uji R
2
Koefisien Determinasi bertujuan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R-Square yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Jadi jika nilai R
2
mendekati angka 1 berarti variabel-variabel independennya menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variabel dependen. Namun terdapat kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien
determinasi R
2
yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang
98
dimasukkan ke dalam model. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R-Square.
Tabel 4.13 Hasil Uji R
2
Koefisien Determinasi
Sumber: Data diolah hasil SPSS Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa nilai koefisien
Adjusted R-Square sebesar 0,812. Hal ini menunjukkan bahwa besar persentase variasi DER yang dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima
variabel bebas yaitu penerapan corporate governance, age, size, growth, dan risk sebesar 81,2 sedangkan sisanya sebesar 18,8 dijelaskan oleh
variabel-variabel lain diluar penelitian, seperti pajak, stabilitas perusahaan, profitabilitas, kondisi pasar, struktur aktiva, dan leverage operasi.
E. Analisis Regresi Linier Berganda