100
F. Pembahasan
1. Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap Struktur Modal Pada hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa
variabel penerapan corporate governance yang diukur dengan GCPI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal yang diukur
dengan DER. Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis pertama H
1
yang menyatakan bahwa penerapan corporate governance berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji
hipotesis yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai α 0,05 yaitu 0,030 0,05.
Hasil yang diperoleh untuk hipotesis ini adalah negatif dan signifikan secara statistik. Artinya dalam perusahaan, struktur modal
dipengaruhi oleh penerapan corporate governance. Nilai yang negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi penerapan corporate governance
perusahaan, maka semakin rendah tingkat DER yang dimiliki perusahaan tersebut yang artinya hutang yang dimiliki perusahaan semakin rendah.
Pada perusahaan yang termasuk dalam penelitian ini umumnya telah memiliki tingkat kesadaran dalam menerapkan corporate governance
yang semakin baik. Hal ini disebabkan perusahaan menginginkan transparansi dalam perusahaan tersebut di semua bagian perusahaan baik
internal maupun eksternal. Semakin tinggi DER berarti semakin besar hutang yang dimiliki
perusahaan. Perusahaan yang dibangun dengan pondasi hutang yang terlalu besar akan menyebabkan semakin tingginya risiko gagal bayar pada
101
perusahaan. Penerapan corporate governance dalam penelitian ini terbukti dapat menurunkan risiko ini. Hal ini dikarenakan adanya penerapan
corporate governance pada perusahaan dapat bekerja secara maksimal. Dengan adanya kinerja yang baik maka perusahaan dapat lebih mandiri
dengan mendanai aktivitas perusahaannya dengan modal sendiri. Semakin baik penerapan corporate governance maka akan semakin meningkat
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Penerapan corporate governance akan meningkatkan kinerja perusahaan secara positif karena
proses pengambilan keputusan akan berlangsung secara lebih baik sehingga akan menghasilkan keputusan yang optimal, dan dapat
meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya kerja yang sehat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pornsit Jirapon dkk. 2012 yang menyatakan bahwa kualitas corporate governance memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap
struktur modal.
2. Pengaruh Age terhadap Struktur Modal Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa
variabel age memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal yang diukur dengan DER. Dengan demikian penelitian ini menerima
hipotesis kedua H
2
yang menyatakan bahwa age berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang
menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang lebih kecil dari nilai α 0,05 yaitu 0,000 0,05.
102
Hasil yang diperoleh untuk hipotesis ini adalah negatif dan signifikan secara statistik. Artinya, dalam perusahaan struktur modal
dipengaruhi oleh age. Nilai yang negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi age perusahaan, maka semakin rendah tingkat DER yang dimiliki
perusahaan tersebut yang artinya hutang yang dimiliki perusahaan semakin rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa pada perusahaan ini ada kecenderungan ketika memiliki usia yang lebih panjang perusahaan akan
lebih menghindari sumber dana pinjaman. Dengan usia perusahaan yang panjang artinya perusahaan telah memiliki berbagai pengalaman usaha
dalam mengatasi krisis maupun gejolak dalam menjalankan usahanya. Berbekal pengetahuan dan pengalaman dari perusahaan ini maka
memberikan dampak positif terhadap perusahaan untuk mengantisipasi terjadinya kebangkrutan. Walaupun sebenarnya pada perusahaan ini
peluang untuk memanfaatkan sumber dana eksternal juga masih terbuka karena sebenarnya memperoleh tingkat kepercayaan dari kreditor kepada
perusahaan yang memiliki pengalaman usaha yang lama, tetapi demi keamanan dan mengeliminasi tingkat risiko usahanya, maka lebih banyak
perusahaan yang memanfaatkan sumber dana internal tersebut, sehingga akan mengurangi struktur modalnya.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Imam Syafi’I 2013 yang menyatakan bahwa age berpengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal. Hal ini bisa dikarenakan sampel perusahaan dan periode penelitian yang dilakukan berbeda.
103
3. Pengaruh Size terhadap Struktur Modal Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa
variabel size memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal yang diukur dengan DER. Dengan demikian penelitian ini menerima
hipotesis ketiga H
3
yang menyatakan bahwa sizge berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang
menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang lebih kecil dari nilai α 0,05 yaitu 0,000 0,05.
Hasil yang diperoleh untuk hipotesis ini adalah positif dan signifikan secara statistik. Artinya, dalam perusahaan struktur modal
dipengaruhi oleh size. Nilai yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi size perusahaan, semakin tinggi pula tingkat DER yang dimiliki
perusahaan tersebut yang artinya hutang yang dimiliki perusahaan semakin tinggi.
Hasil yang positif pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada perusahaan yang berukuran besar tentunya memiliki jumlah asset yang
lebih besar pula, yang memungkinkan untuk digunakan sebagai jaminan. Demikian pula dari sisi kreditorcalon kreditor akan memberikan tingkat
keamanan yang lebih tinggi atas dana yang dipinjamkan kepada perusahaan. Dampaknya bagi perusahaan yang memiliki ukuran besar ini
akan lebih mudah untuk mengakses sumber dana pinjamannya guna meningkatkan nilai investasinya pada modal kerja maupun pada aktiva
tetapnya, sehingga akan meningkatkan struktur modalnya, sebagai upaya
104
meningkatkan produktifitas
usahanya, sehingga
akan mampu
meningkatkan profitabilitasnya di masa-masa mendatang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Imam Syafi’I 2013 yang menyatakan bahwa size berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Namun penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Minda Maulinda Sebayang dan Pasca Dwi Putra 2013 yang menyatakan bahwa ukuran prusahaan
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap struktur modal. Dan juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Husnul
Khotimah 2013 yang menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap struktur modal.
4. Pengaruh Growth terhadap Struktur Modal Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa
variabel growth tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal yang diukur dengan DER. Dengan demikian penelitian ini menolak
hipotesis keempat H
4
yang menyatakan bahwa growth berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang
menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang lebih besar dari nilai α 0,05 yaitu 0,786 0,05.
Hasil yang diperoleh untuk hipotesis ini adalah negatif dan tidak signifikan secara statistik. Artinya, dalam perusahaan struktur modal tidak
dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya tingkat growth.
105
Hasil yang negatif pada penelitian ini berarti suatu perusahaan dengan laju pertumbuhan yang tinggi memiliki kecenderungan untuk
menghasilkan arus kas yang tinggi, sehingga memungkinkan perusahaan untuk menggunakan hutang yang rendah. Akan tetapi pada penelitian ini
growth tidak berpengaruh signifikan karena pada tahun 2009 masih mengalami tekanan akibat krisis tahun 2008, sehingga menyebabkan
memperlambatnya pertumbuhan ekonomi di tahun 2009, hal ini juga disebabkan akibat penurunan ekspor serta suku bunga perbankan yang
masih tinggi sehingga terjadi penurunan investasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Andi Setiawan 2010 yang menyatakan bahwa variabel growth tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Namun berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Asih Suko Nugroho 2006 yang menyatakan bahwa variabel growth berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal. Dan juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Husnul Khotimah 2013 yang menyatakan bahwa variabel
growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
5. Pengaruh Risk terhadap Struktur Modal Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa
variabel risk tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal yang diukur dengan DER. Dengan demikian penelitian ini menolak
hipotesis kelima H
5
yang menyatakan bahwa risk berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang
106
menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang lebih besar dari nilai α 0,05 yaitu 0,054 0,05.
Hasil yang diperoleh untuk hipotesis ini adalah negatif dan tidak signifikan secara statistik. Artinya, dalam perusahaan struktur modal tidak
dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya tingkat risk. Hasil yang negatif ini mengindikasikan bahwa pada perusahaan
dalam penelitian ini banyak yang menyadari jika perusahaannya dengan tingkat risiko bisnis yang tinggi maka mereka akan lebih memilih sedikit
dalam penggunaan hutang karena hal ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya kebangkrutan. Akan tetapi pada penelitian ini risk tidak
berpengaruh signifikan karena pada tahun 2009 masih mengalami tekanan akibat krisis tahun 2008, sehingga menyebabkan memperlambatnya
pertumbuhan ekonomi di tahun 2009, hal ini juga disebabkan akibat penurunan ekspor serta suku bunga perbankan yang masih tinggi sehingga
terjadi penurunan investasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Minda Maulinda Sebayang dan Pasca Dwi Putra 2013 yang menyatakan bahwa risiko bisnis tidak signifikan terhadap struktur modal. Namun
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Syahril Ferdiansyah dan Isnurhadi 2013 yang menyatakan bahwa risiko bisnis
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
107
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan