65
BAB IV ANALISIS DAN PEBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan dan analisis
data yang berhubungan anatara variabel dependen dengan variabel independen.
Variabel independen
meliputi penerapan corporate
governance dalam bentuk GCPI Good Corporate Perspective Index, age, size, growth, dan risk. Sedangkan untuk variabel dependennya yaitu
struktur modal yang diukur dengan DER. Dalam bab ini juga akan dibahas mengenai pengumpulan data analisis deskriptif, pengujian hipotesis, dan
pembahasan hasil pengujian yang telah dilakukan selama penelitian. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan aplikasi program SPSS 22.0. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu
variabel independen bebas X yang dalam penelitian ini yaitu penerapan corporate governance dalam bentuk GCPI Good Corporate Perspective
Index, age, size, growth, dan risk, terhadap variabel dependen terikat Y yaitu struktur modal yang diukur dengan DER.
Objek penelitian ini menggunakan sampel perusahaan dari The Indonesian Institute for Corporate Governance IICG dan termasuk juga
ke dalam perusahaan yang terdaftar di BEI Bursa Efek Indonesia. IICG berdiri pada tanggal 2 Juni 2000 atas prakarsa Masyarakat Transparansi
66
Indonesia MTI, praktisi dan profesional, serta tokoh masyarakat yang memiliki visi dan kepedulian terhadap masa depan Indonesia yang lebih
baik. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan periode 2009-2013. Data ini diperoleh dari IICG dan melalui
situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan yang masuk dalam daftar IICG selama periode penelitian 2009-2013, dan perusahaan tersebut juga termasuk dalam daftar BEI, yaitu
terdapat 11 perusahaan. Dari keseluruhan populasi, dilakukan teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan menyeleksi perusahaan
yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Dan berdasarkan teknik pengambilan sampel maka diperoleh 8 perusahaan
yang layak dijadikan sampel dalam penelitian ini.
2. Profil Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian a. PT Aneka Tambang Tbk ANTM
PT Aneka Tambang Tbk didirikan dengan nama Perusahaan Negara PN Aneka Tambang tanggal 05 Juli 1968 dan mulai
beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Kantor pusat ANTM berlokasi di Gedung Aneka Tambang, Jl. Letjen T.B.
Simatupang No. 1, Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia. Pemegang saham pengendali Aneka Tambang Persero Tbk
adalah Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham Preferen Saham Seri A Dwiwarna dan 65 di saham Seri B.
67
Pada tanggal 27 Nopember 1997, ANTM memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham ANTM IPO kepada masyarakat sebanyak 430.769.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp500,- per saham
dan Harga Penawaran Perdana sebesar Rp1.400,- per saham. Saham- saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada
tanggal 27 Nopember 1997. b. PT Bank Mandiri Tbk BMRI
PT Bank Mandiri Tbk didirikan 02 Oktober 1998 dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999. Kantor pusat Bank Mandiri
berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36 – 38 Jakarta Selatan. Saat ini, Bank Mandiri mempunyai 12 kantor wilayah domestik, 74
kantor area, dan 1.080 kantor cabang pembantu, 897 kantor mandiri mitra usaha, 261 kantor kas dan 6 cabang luar negeri yang berlokasi di
Cayman Islands, Singapura, Hong Kong, Dili Timor Leste, Dili Timor Plaza dan Shanghai Republik Rakyat Cina.
Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi Daya Persero “BBD”, PT Bank Dagang Negara Persero
“BDN”, PT Bank Ekspor Impor Indonesia Persero “Bank Exim” dan PT Bank Pembangunan Indonesia Persero “Bapindo”.
Pemegang saham pengendali Bank Mandiri adalah Negara Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 60.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BMRI adalah melakukan usaha di bidang perbankan.
68
Pada tanggal 23 Juni 2003, BMRI memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham BMRI IPO kepada masyarakat sebanyak 4.000.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp500,- per saham
dengan harga penawaran Rp675,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 14 Juli 2003.
c. PT Bank Negara Indonesia Tbk BBNI PT Bank Negara Indonesia Tbk didirikan 05 Juli 1946 di
Indonesia sebagai Bank Sentral. Pada tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi Bank
Umum Milik Negara. Kantor pusat BNI berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta.
Saat ini Bank BNI memiliki 168 kantor cabang, 912 cabang pembantu domestik serta 644 outlet lainnya. Selain itu, jaringan BNI
juga meliputi 4 kantor cabang luar negeri yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo dan London serta 1 kantor perwakilan di New York.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Bank BNI adalah melakukan usaha di bidang perbankan
termasuk melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah. Selain itu, Bank BNI juga menjalankan kegiatan usaha melalui anak usahanya,
antara lain PT BNI Life Insuranse Asuransi Jiwa kepemilikan 60, PT BNI Multifinance pembiayaan kepemilikan 99,98, PT BNI
Securities Sekuritas kepemilikan 75, BNI Remittance Ltd. jasa
69
keuangan kepemilikan 100 dan PT Bank BNI Syariah perbankan kepemilikan 99,90.
Pada tanggal 28 Oktober 1996, BBNI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham BBNI IPO Seri B kepada masyarakat sebanyak 1.085.032.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran
Rp850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 25 November 1996.
d. PT Bukit Asam Tbk PTBA PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk atau disingkat menjadi
Bukit Asam Tbk didirikan tanggal 02 Maret 1981. Kantor pusat PTBA terletak di Menara Kadin Indonesia Lt. 9 15. Jln. H.R. Rasuna Said
X-5, Kav. 2-3, Jakarta 12950. Pemegang saham yang memiliki 5 atau lebih saham Bukit
Asam Persero Tbk adalah Negara Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 65,017. Pada tahun 1993, Bukit
Asam Persero Tbk ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Satuan Kerja Pengusahaan Briket.
Pada tanggal 03 Desember 2002, PTBA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham PTBA IPO kepada masyarakat sebanyak 346.500.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga
penawaran Rp575,- per saham disertai Waran Seri I sebanyak
70
173.250.000. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 23 Desember 2002.
e. PT Garuda Indonesia Tbk GIAA PT Garuda Indonesia Tbk didirikan tanggal 31 Maret 1950 dan
mulai beroperasi komersial pada tahun 1950. Kantor pusat Garuda beralamat di Jl. Kebon Sirih No. 44, Jakarta.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GIAA terutama adalah sebagai berikut:
Angkutan udara niaga berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;
Angkutan udara niaga tidak berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;
Reparasi dan pemeliharaan pesawat udara, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;
Jasa penunjang operasional angkutan udara niaga, meliputi catering dan ground handling baik untuk keperluan sendiri
maupun untuk pihak ketiga; Jasa layanan sistem informasi yang berkaitan dengan industri
penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;
Jasa layanan konsultasi yang berkaitan dengan industri penerbangan;
71
Jasa layanan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun
untuk pihak ketiga; Jasa layanan kesehatan personil penerbangan, baik untuk
keperluan sendiri maupun pihak ketiga. f. PT Jasa Marga Tbk JSMR
PT Jasa Marga Tbk didirikan tanggal 01 Maret 1978 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1978. Kantor pusat
JSMR beralamat di Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta 13550.
Pemegang saham mayoritas Jasa Marga adalah Negara Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 70,00.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan JSMR adalah turut serta melaksanakan dan menunjang
kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya pembangunan
dibidang pengusahaan jalan tol dengan sarana penunjangnya dengan menerapkan prinsip-prinsip perusahaan terbatas. Saat ini, Jasa Marga
mengoperasikan 26 ruas jalan tol yang dikelola oleh 9 Kantor Cabang. Selain itu, Jasa Marga juga menjalankan usaha lain melalui
cabang pengelolaan rest area di jalan tol dan SPBU; penyelenggara pelatihan dan pengembangan SDM dan anak usaha melalui PT Jasa
Layanan Pemeliharaan
menjalankan usaha
jasa konstruksi,
72
perdagangan dan persewaan kendaraan; dan PT Jasamarga Properti menjalankan usaha pembangunan, penjualan dan jasa properti.
Pada tanggal 01 Nopember 2007, JSMR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham JSMR IPO kepada masyarakat sebanyak 2.040.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp500,- per saham
dengan harga penawaran Rp1.700,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 12
Nopember 2007. g. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Telkom pada mulanya merupakan bagian dari “Post en Telegraafdienst”, yang didirikan pada
tahun 1884. Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991, status Telkom diubah menjadi perseroan terbatas milik
negara “Persero”. Kantor pusat Telkom berlokasi di Jalan Japati No. 1, Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Telkom adalah menyelenggarakan jaringan dan jasa
telekomunikasi, informatika, serta optimalisasi sumber daya
perusahaan, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, TLKM
menjalankan kegiatan yang meliputi: a Usaha Utama: Merencanakan, membangun,
menyediakan, mengembangkan,
mengoperasikan, memasarkan atau menjual, menyewakan, dan memelihara jaringan
73
telekomunikasi dan informatika b Usaha Penunjang: 1.Menyediakan jasa transaksi pembayaran dan pengiriman uang melalui jaringan
telekomunikasi dan informatika. 2.Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perusahaan,
yang antara lain meliputi pemanfaatan aktiva tetap dan aktiva bergerak, fasilitas sistem informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan,
dan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan. Jumlah saham TLKM sesaat sebelum penawaran umum
perdana Initial Public Offering atau IPO adalah 8.400.000.000, yang terdiri dari 8.399.999.999 saham Seri B dan 1 saham Seri A Dwiwarna
yang seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 14 November 1995, Pemerintah menjual saham Telkom yang
terdiri dari 933.333.000 saham baru Seri B dan 233.334.000 saham Seri B milik Pemerintah kepada masyarakat melalui IPO di Bursa Efek
Indonesia “BEI” dahulu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, dan penawaran dan pencatatan di Bursa Efek New York
“NYSE” dan Bursa Efek London “LSE” atas 700.000.000 saham Seri B milik Pemerintah dalam bentuk American Depositary Shares
“ADS”. Terdapat 35.000.000 ADS dan masing-masing ADS mewakili 20 saham Seri B pada saat itu.
h. PT Timah Tbk TINS PT Timah Tbk didirikan pada tanggal 02 Agustus 1976. TINS
berdomisili di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung dan kantor pusat terletak di Jl. Medan Merdeka Timur No.15 Jakarta 10110 serta
74
memiliki wilayah operasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara serta Cilegon,
Banten. Pemegang saham utama pengendali TINS adalah Pemerintah Republik Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TINS meliputi bidang pertambangan, perindustrian,
perdagangan, pengangkutan, dan jasa. Kegiatan utama TINS adalah sebagai perusahaan induk yang melakukan kegiatan operasi
penambangan timah dan melakukan jasa pemasaran kepada kelompok usaha.
Pada tanggal 27 September 1995, TINS memperoleh persetujuan dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham TINS sebanyak 176.155.000 saham Seri B dan Global Depositary Receipts GDR milik Perusahaan. Terhitung mulai tanggal
12 Oktober 2006, Perusahaan melakukan penghentian pencatatan atas GDR milik Perusahaan di Bursa Saham London. Penghentian
pencatatan tersebut dilakukan mengingat jumlah GDR yang beredar semakin kecil dan tidak likuid.
B. Analisis Uji Statistik Deskriptif