Larangan Berlaku Boros Mata Pencaharian Yang Baik Penghamburan Harta Kekayaan

18 harus disesuaikan dengan kemampuan tingkat penghasilan saat ini. Jumlah cicilan bulanannya tidak melebihi 30 dari tingkat penghasilan perbulan. Jadi disarankan berhutang hanya untuk kebutuhan dasar bersifat produktif bukan untuk memenuhi keinginan. 24 g. Assurance kepastianjaminan, kesadaran akan datangnya kematian akan membuat kita berfikir, apa yang akan terjadi seandainya kita meninggalkan istri dan anak-anak tanpa mempersiapkan bekal untuk mereka. kita perlu melakukan ikhtiar sesuai kemampuan untuk mempersiapkan pasangan dan anak-anak kita agar mereka masih dapat perlindungan secara finansial, sepeninggal kita. Sebagai contoh keikutsertaan dalam program asuransi jiwa atau asuransi pendidikan paling tidak akan membantu meringankan beban financial bagi orang- orang terkasih sepeninggal kita. 25

2. Mengatur Keuangan Anda

a. Larangan Berlaku Boros

Pertama kali yang harus disikapi oleh seorang Muslim adalah hendak-nya ia tidak berlaku boros dalam membelanjakan hartanya demi kepentingan pribadinya. 24 Eko P Pratomo dan Tim Hijrah Institute, Membangun Kecerdasan Finansial dengan Nilai- Nilai Spiritualitas, h.36. 25 Eko P Pratomo dan Tim Hijrah Institute, Membangun Kecerdasan Finansial dengan Nilai- Nilai Spiritualitas,h.39. 19                       “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” Al Isra: 26-27 26

b. Mata Pencaharian Yang Baik

Islam telah menjelaskan bahwa sesuatu yang halal dan baik adalah yang diterima di sisi Allah. Jadi tidak diperbolehkan bagi seorang Muslim menjual minuman keras lalu memberikan hasil jualnya kepada keluarga dan kerabatnya. Lebih tidak diperbolehkan lagi jika hasil penjualan tersebut disedehkahkan pada jalur-jalur kebaikan.             “…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu keadaan kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri …” Ar Rad: 11. 27 26 Agustianto dan Lutfi T Rizki, Fiqh Perencanaan Keuangan Syariah, h. 92. 27 Agustianto dan Lutfi T Rizki, Fiqh Perencanaan Keuangan Syariah, h. 11. 20

c. Penghamburan Harta Kekayaan

Jika Islam telah melarang berlaku boros, maka Islam juga telah menetapkan balasan bagi orang yang menghamburkan harta kekayaan, yaitu dengan mencegahnya dari membelanjakan harta tersebut. Inilah yang disebut hajr. Menurut para fuqaha hajr adalah mencegah seseorang dari bertindak secara utuh oleh sebab-sebab tertentu. Diantara sebab-sebab itu adalah kecilnya usia sehingga harta itu tidak musnah karena kecurangan, tipu muslihat, dan tindakan yang tidak dipertanggungjawabkan. Ada beberapa hal yang dapat anda jadikan pegangan ketika menentukan tujuan. Suatu hal yang sederhana yaitu SMART. 28 Specific -spesifik- “saya ingin pergi ke bunaken liburan panjang akhir tahun ini” lebih spesifik bila dibandingkan “saya ingin pergi ketempat yang menyenangkan liburan panjang pertengahan tahun”. Measurable -terukur- “saya butuh uang sebesar Rp 3 juta untuk membeli Ac dikamar tid ur” lebih terukur dibandingkan “saya butuh uang kurang dari juta untuk membeli Ac dikamar tidur”. Attainable “saya ingin pergi ke Surabaya naik kereta api 28 Agustianto dan Lutfi T Rizki, Fiqih Perencanaan Keuangan Syariah, h.58. 21 -dapat dicapai- argo bromo dengan bujet Rp 500 ribu” lebih dapat dicapai dibandingkan “saya ingin pergi ke Surabaya naik pesawat Garuda kelas bisnis dengan bujet Rp 300 ribu”. Realistic -realistis- “saya akan menyisihkan setiap bulannya 600 ribu untuk membeli iphone 6 bulan lagi” lebih realistis dibandingkan “saya menunggu dapat undian berhadiah untuk mendapatkan iphone”. Time bound -jangka waktu- “saya ingin pergi ke singapura tanggal 13 juli” berikan tanggal lebih baik dibandingkan “saya akan pergi ke singapura pertengahan juli”. Membuat catatan pendapatan adalah langkah awal untuk memegang kendali atas keuangan anda. Setelah itu anda perlu mengidentifikasi setiap pengeluaran. Jadi, anda bisa meihat apakah sisanya positif surplus atau negatif defisit. 1 Catat semua pendapatan anda Uang yang didapat setiap bulannya, baik itu dari gaji maupun hasil usaha sendiri, atau dari sumber pendapatan lainnya seperti bonus, tunjangan hari raya, dividen, hasil sewa, dll. Semua sumber 22 pendapatan dicatat kedalam laporan keuangan dengan terperinci untuk memudahkan perhitungan. 2 Catat pengeluaran anda Pengeluaran harus diatur atau dikelola dengan baik, karena pengeluaran itu adalah pengendalian biaya. Biaya mana yang pasti tetap setiap bulannya dan biaya mana yang dapat berubah-ubah variable, lalu biaya mana yang terlalu berlebihan agar biaya tersebut dikurangi, serta biaya mana yang tidak perlu atau kurang perlu dan buatlah skala prioritas atas pengeluaran tersebut. 3 Hitung sisa pendapatan Berapa sisa hasil pendapatan yang anda peroleh, jika positif surplus uangnya dapat anda gunakan untuk berinvestasi atau menambah tabungan dana darurat. Jika negatif defisit maka anda harus mencari tambahan dana untuk menutupinya. 29

3. Berpikir Ke Masa Depan