commit to user
49 Internasional
di SMP Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 20092010. Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya, maka berikut ini
dijelaskan deskripsi masalah tentang Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo, kendala-kendala yang
dihadapi SMP Negeri 1 Surakarta dalam mengarahkan sekolahnya menuju bertaraf Internasional SBI dan usaha-usaha yang dilakukan sekolah untuk
mengatasi kendala tersebut.
1. Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo
Penerapan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo dimulai sejak tahun ajaran 20072008. Seperti yang diungkapkan oleh
informan 1 wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010 sebagai berikut : ”Ya perlu diketahui sebelumnya bahwa kami SMP Negeri 1 Sukoharjo
pada saat itu tidak mencalonkan sebagai sekolah yang ingin menuju bertaraf internasional RSBI, tetapi kita dipilih sendiri oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai wakil Kabupaten Sukoharjo untuk tingkat SMP yang ber-title Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional RSBI. SMP Negeri 1 Sukoharjo dipilih sebagai RSBI oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah karena
prestasi sekolah yang baik selama 3 tahun berturut-turut. Pada saat itu juga
pemerintah mencanangkan program RSBI untuk tingkat SMP adalah sebanyak 200 sekolah se-Indonesia dan 20 sekolah se-Propinsi Jawa
Tengah sehingga sekolah ini terpilih menjadi salah satunya dan dikeluarkan SK-nya oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah pada Tahun Ajaran 20072008. Sejak dikeluarkan SK sebagai sekolah RSBI tersebut, Alhamdulillah SMP Negeri 1 Sukoharjo sekarang
menjadi sekolah RSBI dan paling favorit di kabupatennya.”
Hal senada juga diungkapkan oleh informan 2 wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010 sebagai berikut :
”Sebagai satuan
pendidikan SMP,
kami saling
bekerjasama mewujudkan tekad bulat kami untuk menjadikan sekolah ini bertaraf
internasional SBI. Terpilihnya sekolah ini menjadi RSBI pada tahun ajaran 20072008 adalah modal awal yang baik untuk kami teruskan
perjuangan kami untuk menjadi sekolah bertaraf internasional SBI. Kami disini yakin bahwa dengan adanya kerja keras yang ulet dan
profesionalitas serta kualitas dari tenaga-tenaga kami baik dari tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan yang kami miliki dan mampu
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
50 bekerja secara individual maupun tim, itu juga merupakan modal awal
yang cukup baik bagi kami untuk melangkah lebih maju.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo menjadi salah satu rintisan sekolah berstandar internasional RSBI karena
prestasi sekolah yang baik selama 3 tahun berturut-turut. Kemudian dengan
dikeluarkan Surat KeputusanSK oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah pada Tahun Ajaran 20072008 maka SMP Negeri 1 Sukoharjo ber-title
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI. Tujuan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI, adalah
menciptakan lulusan yang dapat bersaing di era globalisasi baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional. Seperti yang diungkapkan oleh informan 1
wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010 sebagai berikut : ”Tujuan kami untuk melaksanakan program RSBI adalah untuk mempersiapkan lulusan yang mampu
bersaing di era globalisasi. Kemudian membekali lulusan tersebut dengan kompetensi yang standarnya nasional maupun internasional untuk melanjutkan ke
jenjang berikutnya yaitu SMA atau SMK”. Kemudian hal yang sama diungkapkan oleh informan 2 wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010 sebagai berikut :
”Tujuan dari pada pelaksanaan RSBI adalah mewujudkan pencapaian Standar Kompetensi Lulusan yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan SNP
yang diperkaya dan dikembangkan sesuai dengan kurikulum internasional. Kemudian untuk mewujudkan lulusan yang berdaya saing tinggi.
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa tujuan SMP Negeri 1 Sukoharjo melaksanakan program RSBI antara lain :
a. Untuk mempersiapkan lulusan yang mampu bersaing di era globalisasi. b. Membekali lulusan tersebut dengan kompetensi yang standarnya nasional
maupun internasional untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu SMA atau SMK.
c. Mewujudkan pencapaian Standar Kompetensi Lulusan yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan SNP yang diperkaya dan dikembangkan sesuai
dengan kurikulum internasional
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
51 Penerapan Komponen utama yang menjadi bahan penilaian suatu satuan
pendidikan sekolah dalam menuju Sekolah Bertaraf Internasional RSBI dapat dilihat dalam pelaksanaan delapan komponen, yaitu meliputi standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar pengelolaan, dan
standar penilaian. Adapun penjabaran dari komponen-komponen pemberdayaan sekolah yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
1 Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan sekolah yang bertaraf internasional adalah mengacu pada:
a. Mendapat Input Siswa dengan nilai 75 Hal ini berkaitan dengan pelaksanaan penerimaan siswa baru PSB.
Untuk sekolah SMP RSBI, harus mendapat input peserta didik SD yang memiliki nilai rata-rata 75. Seperti yang diungkapkan oleh informan 5
wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010 sebagai berikut : ”Memang ada syarat untuk menjadi siswa SMP Negeri 1 Sukoharjo yaitu bagi siswa SD yang ingin
mendaftar di SMP ini harus memiliki rata-rata nilai rapor 75 untuk semua mata pelajaran mulai dari kelas 3, 4, 5, dan kelas 6 semester 1.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 wawancara pada tanggal 23 Agusturs 2010 sebagai berikut :
”Nilai rata-rata rapor kelas 3 sampai 6 semester 1 minimal harus 75 bagi calon pendaftar dan setelah itu mereka juga harus melewati beberapa tes
yang kami berikan, meliputi tes tertulis, tes komputer, psikotes, tes IQ, dan wawancara. Dan apabila lolos maka tinggal menunggu hasil ujian
UAN dari anak tersebut, jika lolos ujian UAN maka siswa tersebut diterima menjadi siswa SMP Negeri 1 Sukoharjo.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah melakukan penyaringan peserta didik baru yang sesuai dengan standar
sekolah RSBI. Penyaringan peserta didik baru dengan syarat sebagai berikut : 1. Nilai rata-rata rapor Sekolah Dasar SD minimal harus 75 untuk kelas
3,4,5 dan 6 semester 1.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
52 2. Lolos tes tertulis,
3. Lolos tes komputer, 4. Lolos psikotes,
5. Lolos tes IQ, 6. Lolos tes wawancara,
7. Lolos ujian UAN b. Mencapai nilai KKM 75
Kinerja Ketuntasan Minimal KKM untuk peserta didik SMP RSBI harus mencapai 75. nilai tersebut meliputi nilai tugas, nilai ulangan, nilai ujian
mid semester dan nilai ujian semester. Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010 sebagai berikut :
”Untuk kelas RSBI SMP Negeri 1 Sukoharjo nilai rata-rata Kinerja Ketuntasan Minimal KKM sedang berjalan untuk menuju KKM idial
yaitu 75 sehingga untuk KKM setiap mata pelajaran berbeda-beda ada yang 71,72,73 dan sudah ada yang 75 misalnya untuk mata pelajaran
agama dan senitari KKM nya sudah 75 sedangkan untuk mata pelajaran matematika, ips dan ipa KKM nya masih 71.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 wawancara pada tanggal 23 Agustus 2010 sebagai berikut :
”Untuk kelas RSBI di SMP ini hanya mata pelajaran tertentu yang nilai KKM nya mencapai 75 yaitu untuk mata pelajaran pendidikan agama,
karawitan dan senitari. untuk mata pelajaran lainnya KKM nya berbeda- beda masih kurang dari 75 seperti hal nya mata pelajaran Biologi yang
saya ajarkan untuk KKM nya masih 71. Dimana nilai KKM itu meliputi nilai tugas, ulangan, ujian mid semester dan ujian semesteran. Apabila
ada peserta didik yang belum mencapai nilai rata-rata KKM tersebut maka kami adakan remedial agar nilai minimal KKM tersebut tercapai.”
Berdasarkan data lapangan di atas menunjukkan bahwa nilai Kinerja Ketuntasan Minimal KKM di SMP Negeri 1 Sukoharjo sedang berjalan untuk
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
53 menuju KKM idial yaitu 75. Sehingga untuk KKM setiap pelajaran masih ada
yang belum mencapai KKM 75 seperti IPA,IPS dan Matematika KKM nya masih 71. Nilai KKM itu meliputi nilai tugas, ulangan, ujian mid semester dan ujian
semesteran. Apabila ada peserta didik yang belum mencapai nilai rata-rata KKM tersebut maka kami adakan remedial agar nilai minimal KKM tersebut tercapai.”
c. Mencapai nilai Ujian Nasional UN 75 Sesuai dengan standar sebagai sekolah RSBI, nilai ujian nasional untuk
setiap mata pelajaran yang diujikan minimal harus mencapai 75. Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010 sebagai
berikut : Sudah tercapai untuk UN sudah minimal 75 untuk kelas RSBI. Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 wawancara pada tanggal 23 Agustus 2010
sebagai berikut : ”Alhamdulillah selama ini untuk kelas RSBI kami bisa mencapai nilai
UN dengan nilai rata-rata UN 75, bahkan rata-rata peserta didik kami kemarin bisa lebih dari 75 untuk setiap mata pelajaran yang diujikan
dalam UN. Termasuk mata pelajaran yang diujikan oleh Dirjen Dikdasmen yang meliputi IPA, matematika, bahasa inggris dan TIK yang
pengantarnya dengan menggunakan bahasa inggris.”
Berdasarkan data lapangan di atas menunjukkan bahwa rata-rata peserta didik RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo dapat melebihi nilai UN 75 untuk setiap
mata pelajaran yang diujikan termasuk ujian yang diberikan oleh Dirjen Dikdasmen.
d. Memenuhi SNP dan diperkaya keunggulan mutu lulusan dengan keunggulan tertentu yang berasal dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 4 wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010 sebagai berikut :
” Untuk kelulusannya sudah sesuai dengan standar SNP, Kami menggunakan kurikulum yang berlaku di indonesia sekarang yaitu
KTSP, juga ada muatan lokal berupa bahasa jawa. Namun disamping itu, untuk kelas RSBI ada tambahan kompetensi-kompetensi lain yang harus
diberikan pada anak didik kami yang standarnya internasional. Misalnya saja ada Englishday yang wajib dilakukan setiap warga sekolah setiap
hari selasa. Pembelajaran yang tidak hanya dari buku saja namun juga memanfaatkan ICT misalkan dengan menggunakan internet. Selain itu
juga ada penambahan jam mata pelajaran tertentu berupa pengayaan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
54 untuk mata pelajaran IPA, matematika, bahasa inggris dan TIK dalam
pembelajaran bilingual .”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 3 wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010 sebagai berikut :
“Sudah kami lakukan mengenai hal ini namun baru sedikit yang baru kami lakukan seperti Englishday, pembelajaran menggunakan ICT dan
laboratorium, pembelajaran bilingual untuk mata pelajaran IPA,
matematika, bahasa inggris dan TIK. Selain itu model pembalarannya lebih dituntut yang mampu menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan PAKEM.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa di SMP Negeri 1 Sukoharjo
sudah memenuhi
Standar Nasional
Pendidikan SNP
yaitu menggunakan kurikulum KTSP dan terdapat muatan lokal berupa bahasa jawa.
Disamping itu, SMP Negeri 1 Sukoharjo juga sudah diperkaya keunggulan mutu lulusan yang standarnya internasional misalnya dengan adanya Englishday,
pembelajaran menggunakan ICT dan laboratorium, pembelajaran bilingual untuk mata pelajaran IPA, matematika, bahasa inggris dan TIK. Selain itu model
pembalarannya mampu menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan PAKEM.
2 Standar Isi Kurikulum
Sekolah bertaraf internasional menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Penidikan KTSP yang diperkaya agar memenuhi standar nasional pendidikan
plus kurikulum internasional yang digali adopsi dan adaptasi dari berbagai sekolah mitra baik dalam maupun luar negeri, yang memiliki reputasi
internasional. Namun untuk SMP Negeri 1 Sukoharjo belum mengadopsi dan mengadaptasi kurikulum tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh informan 1
wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010 sebagai berikut : ”Untuk acuan penyelenggaraan kegiatan dalam pembelajaran di SMP
Negeri 1 Sukoharjo itu menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Hanya saja untuk memenuhi syarat sebagai sekolah
SBI itu harus Standar Nasional Produk SNP + X. Namun untuk SMP Negeri 1 Sukoharjo belum sampai pada unsur X karena belum dapat
mengadopsi dan mengadaptasi kurikulum dari negara OECD hanya
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
55 melakukan penekanan pada pengembangan proses dan isi materi dari
membaca referensi-referensi saja untuk mengembangkan kurikulum dan diterapkan pada saat proses pembelajaran Maka disini kami Sebut
kurikulum tersebut dengan KTSP plus .”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 4 wawancara pada tanggal 20 Agusturs 2010 sebagai berikut :
“Untuk masalah kurikulum kita memakai KTSP Plus yang mana kurikulum tersebut memenuhi standar-standar nasional dan diperkaya
lagi dengan adanya unsur Plus tersebut, yang mana unsur Plus tersebut artinya bahwa kita menekankan dalam hal proses pembelajaran yaitu :
a. Pertama, pembelajaran bilingual Bahasa Inggris di beberapa mata
pelajaran terutama mata pelajaran sains IPA, matematika, TIK Teknik Informasi dan Komunikasi serta khusus pada Hari Selasa
seluruh warga sekolah wajib memakai Bahasa Inggris.
b. Kedua, pembelajaran berbasis IT Teknologi Informasi yang
diwujudkan dengan
penyediaan LCD
disetiap kelas
untuk pembelajaran dan ruang laboratorium yang memenuhi standar untuk 1
anak 1 alat. c. Ketiga, ada tambahan muatan lokal bahasa Jawa dan setiap hari kamis
seluruh warga sekolah wajib memakai bahasa jawa.” Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa di SMP Negeri 1
Sukoharjo menggunakan KTSP Plus yang mana di dalam kurikulum tersebut terdapat penekanan dalam hal proses pembelajaran yang meliputi :
1. Pertama, pembelajaran bilingual Bahasa Inggris di beberapa mata pelajaran terutama mata pelajaran sains IPA, matematika, TIK
Teknik Informasi dan Komunikasi serta khusus pada Hari Selasa seluruh warga sekolah wajib memakai Bahasa Inggris.
2. Kedua, pembelajaran berbasis IT Teknologi Informasi yang
diwujudkan dengan
penyediaan LCD
disetiap kelas
untuk pembelajaran dan ruang laboratorium yang memenuhi standar untuk 1
anak 1 alat. 3. Ketiga, memasukkan muatan lokal berupa bahasa Jawa dan setiap hari
kamis seluruh warga sekolah wajib memakai bahasa jawa.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
56
3 Standar Proses Proses Pembelajaran
Standar proses pembelajaran Sekolah Bertaraf Internasional hendaknya memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Pro-perubahan yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk
menemukan kemungkinan-kemungkinan baru. Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal 21
Agustus 2010 sebagai berikut : “Tersedianya ruang lab. dan media pembelajaran yang lengkap membuat anak-anak senang pada saat KBM, dan tentunya
membantu sekali bagi kami dalam menyampaikan materi. Dengan begitu pula peserta didik
mampu mengembangkan daya
kreasi, inovasi,
nalar dan
eksperimentasi dalam model pembelajaran baru seperti di RSBI ini.” Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 wawancara pada tanggal
23 Agustus 2010 sebagai berikut : “Daya kreasi, inovasi dan ekperimentasi anak didik bisa kami rangsang
melalui pembelajaran di laboratorium. Misalkan saja mempraktekkan bagaimana terjadinya gerhana matahari dengan menggunakan alat
peraga,
eksperimen anatomi tubuh hewan dengan
bantuan alat mikroskop, menggambar melalui corel draw pada saat pelajaran
komputer, dan lain lain. Kemudian untuk nalar bisa kami rangsang pada anak, misalkan saja pada saat melakukan tanya jawab presentasi dan
diskusi kelompok.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran kelas RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah dapat merangsang peserta didik
untuk mampu berinovasi, berkreasi, dan bereksperimen pada saat pembelajaran di laboratorium. Untuk merangsang daya nalar peserta didik, dapat diwujudkan
misalnya pada saat tanya jawab presentasi dan diskusi kelompok. Dan semua itu tidak lepas dari faktor tenaga pendidik yang mampu mengarahkan serta
merangsang peserta didik agar dapat berinovasi, berkreasi, berdaya nalar dan dapat bereksperimen.
b. Menerapkan model pembelajaran aktif cooperative learning, kreatif quantum
learning, efektif learning
revolution dan
menyenangkan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
57 contextual
learning, yang
kesemuanya itu
telah memiliki
standar internasional.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010 sebagai berikut :
“Rata-rata guru di sini sistem mengajarnya sudah modern, maksudnya sudah tidak seperti jaman dahulu yang hanya bercerita, kemudian peserta
didik diperintah untuk mengerjakan soal dan begitu terus berulang-ulang membosankan. Tetapi sekarang sudah ada model diskusi kelompok dan
presentasi untuk melatih peserta didik untuk berani dan berapresiasi di depan kelas serta menggunakan internet sebagai sumber belajar tidak
hanya dengan buku. Kemudian rutin memberikan tugas dan ulangan baik yang sifatnya lisan, tertulis atau praktek.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 wawancara pada tanggal 23 Agustus 2010 sebagai berikut : “Dalam proses pembelajaran, sering kami
adakan diskusi kelompok, presentasi, dan bahkan kami melakukan e-learning atau pembelajaran dengan menggunakan media internet. Semua itu kami upayakan
agar dapat merangsang terciptanya pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan PAKEM.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran kelas RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo juga berusaha untuk menciptakan
PAKEM dengan cara seperti sering mengadakan presentasi, diskusi kelompok, dan E-learning atau pembelajaran dengan menggunakan media internet.
c. Menerapkan proses
pembelajaran berbasis
teknologi informasi
dan komunikasi.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010 sebagai berikut : “Dalam proses pembelajaran bagi kami,
sekolah yang berstandar internasional itu harus berbasis teknologi informasi IT. Jadi untuk sekolah ini kami wujudkan dalam pembelajaran E-learning.
Selain itu, setiap kelas RSBI itu tersedia LCD dan 1 unit Laptop untuk membantu guru dalam menyampaikan materi.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 wawancara pada tanggal 23 Agustus 2010 sebagai berikut :
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
58 “Kami sediakan lab. komputer yang bagus sesuai dengan standar
internasional dan sudah 1 alat untuk 1 anak didik. Untuk kelas juga sudah dilengkapi LCD untuk kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga
whiteboard semakin jarang digunakan oleh guru. Tapi meskipun begitu tetap kami sediakan whiteboard juga disetiap kelas RSBI. Namun untuk
perpustakaan belum bisa kami wujudkan digital library karena terbentur dengan dana yang minim dan tidak adanya tenaga yang bisa
mengoperasikannya. Namun ke depan akan kami wujudkan.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran kelas RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah memenuhi standar internasional
dalam hal penggunaan IT dalam proses pembelajaran berupa penyediaan LCD dan 1 unit laptop disetiap kelas kemudian pembelajaran E-learning serta laboratorium
yang sesuai dengan standar internasional. Namun ada beberapa yang belum bisa dikembangkan oleh sekolah, yaitu digital library pada perpustakaan sekolah
karena terbentur oleh dana dan belum tersedianya tenaga yang dapat mengoperasikannya.
d. Proses pembelajaran menggunakan Bahasa Inggris khususnya mata pelajaran sains, matematika, dan teknologi.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010 sebagai berikut : “Pembelajarannya menggunakan pengantar
Bahasa Inggris yaitu untuk mata pelajaran matematika, sains IPA dan TIK, serta buku panduan belajarnya.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 wawancara pada tanggal 23 Agustus 2010 sebagai berikut : ”Pada hari selasa baik saat proses
pembelajaran maupun pada
saat istirahat
sekolah, peserta
didik wajib
menggunakan bahasa inggris yang kita sebut hari itu sebagai Englishday. Untuk beberapa mata pelajaran juga di wajibkan dengan pengantar bahasa inggris yaitu
mata pelajaran Sains, matematika dan TIK.” Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
kelas RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah memenuhi standar internasional dalam hal penggunaan bahasa inggris. Hal tersebut diwujudkan ketika hari selasa
adalah Englishday, penggunaan bahasa inggris pada mata pelajaran tertentu
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
59 seperti pelajaran matematika, sains IPA dan TIK serta didukung dengan buku
materi yang menggunakan pengantar bahasa inggris.
4 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Untuk standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan mencakup kualifikasi dan tingkat penguasaan
kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan serta
memiliki sertifikat kompetensi. Selain itu, persyaratan lainnya bagi sekolah yang berstandar
internasional SBI terutama bagi karyawan, tenaga pendidik, dan kepala sekolah harus mampu berbahasa inggris dengan standar minimal yang telah ditetapkan
sebagai berikut : a. Karyawan harus memiliki TOEFL minimal 400
b. Tenaga Pendidik harus memiliki TOEFL minimal 450 c. Kepala Sekolah harus memiliki TOEFL minimal 500
Seperti yang diungkapkan oleh informan 7 wawancara pada tanggal 23 Agustus 2010 sebagai berikut :
“Guru-guru di SMP Negeri 1 Sukoharjo,sebagian besar telah memiliki sertifikat TOEFL dengan capaian nilai 450. Namun juga masih ada
beberapa guru yang belum meiliki sertifikat tersebut. Ada juga yang masih kurang nilainya sehingga harus mengulang lagi. Untuk pegawai
administrasi masih ada beberapa yang belum memiliki sertifikat TOEFL dengan capaian nilai minimal 400. Dan ada beberapa juga dari mereka
yang
ikut kursus
bahasa inggris
untuk lebih
memperdalam kemampuannya dan untuk kepala sekolah sudah memcapai nilai 500
untuk TOEFL”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010 sebagai berikut : ”Di SMP sini, sebagian besar karyawan dan
guru-guru sudah memiliki sertifikat TOEFL dengan nilai minimal 450 bagi guru dan 400 bagi tenaga administrasi.. Kemudian untuk kepala sekolah tentunya juga
otomatis memiliki sertifikat TOEFL tetapi nilainya lebih tinggi dari kami.” Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dalam standar tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan di SMP Negeri 1 Sukoharjo sebagian besar tenaga administrasi dan tenaga pendidik sudah memiliki sertifikat TOEFL dan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
60 nilainya sesuai standarnya masing-masing yaitu untuk tenaga pendidik minimal
450 dan untuk tenaga administrasi minimal 400. Ada beberapa dari mereka yang belum memiliki sertifikat tersebut namun mereka juga berupaya untuk
memperolehnya dengan cara mengikuti pelatihan dan tes TOEFL. Jadi dengan adanya kondisi tersebut, maka SMP Negeri 1 Sukoharjo belum sepenuhnya
memenuhi standar ketenagaan sebagai sekolah berstandar internasional RSBI. Sedangkan untuk kepala sekolah SMP Negeri 1 sukoharjo telah memiliki
sertifikat TOEFL sesuai dengan yang di syaratkan untuk sekolah standar internasional RSBI yaitu 500.
Standar kepala sekolah pada jenjang Sekolah Menengah Pertama SMP yang berstandar internasinal SBI harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Kepala sekolah berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 1 wawancara pada tanggal 18 Agustus 2010 sebagai berikut : “Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo telah
mengenyam riwayat pendidikan yang baik. Di perguruan tinggi negeri, baik pendidikan S1-nya maupun pendidikan S2-nya dan terakreditasi A”. Hal yang
sama diungkapkan oleh informan 4 wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010 sebagai berikut : “Beliau telah memenuhi persyaratan sebagai kepala sekolah,
misalnya dalam hal riwayat pendidikan. Beliau lulusan S1 FKIP Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah di UNS dan kemudian melanjutkan kuliah S2-nya dengan
jurusan yang sama juga di UNS, yang pada waktu itu telah terakreditasi A.” Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Sukoharjo telah memiliki riwayat pendidikan yang sesuai dengan persyaratan. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo menyelesaikan pendidikan
S1 S2 di UNS yaitu FKIP Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah yang pada saat itu telah terakreditasi A.
2. Kepala sekolah telah menempuh pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh Pemerintah.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 7 wawancara pada tanggal 23 Agustus 2010 sebagai berikut : “Beliau telah mengikuti kepelatihan sebagai
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
61 kepala sekolah dan melakukan studi banding di Singapura.”. Hal yang sama
diungkapkan oleh informan 1 wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010 sebagai berikut : “Kepala sekolah telah mengikuti kepelatihan di turki dan singapura yang
gunanya untuk meningkatkan manajemen dan pengelolaan sekolah.” Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Sukoharjo telah menempuh pelatihan kepala sekolah yang tarafnya internasional di turki dan di singapura. Kepelatihan tersebut berbentuk studi
banding yang berguna untuk meningkatkan manajemen dan pengelolaan sekolah. 3. Kepala sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 1 wawancara pada tanggal 18 Agustus 2010 sebagai berikut : “Beliau juga dapat berbahasa Inggris dengan baik
dan lancar. Saya pernah berdialog menggunakan bahasa Inggris dengan Beliau”. Hal yang sama diungkapkan oleh informan 4 wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010 sebagai berikut : “Beliau mampu berbahasa Inggris dan memiliki nilai TOEFL yang telah sesuai dengan standar untuk sekolah RSBI.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo mampu berbahasa Inggris aktif dan telah memiliki sertifikat
TOEFL yang nilainya sudah sesuai dengan standar untuk menjadi kepala sekolah RSBI.
4. Kepala sekolah memiliki visi internasional, mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan
enterprenual yang kuat. Seperti yang diungkapkan oleh informan 1 wawancara pada tanggal 18
Agustus 2010 sebagai berikut : “Kepala sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo memiliki visi internasional
yang cemerlang sehingga mampu mengantarkan SMP Negeri 1 Sukoharjo menjadi SMP RSBI, memiliki jiwa kepemimpinan dan
kewirausahaan baik serta
mampu memanajerial sekolah yang ingin berkembang ini untuk memenuhi syarat SBI meskipun sekolah tidak
memiliki cukup dana untuk melakukan itu”.
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 4 wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010 sebagai berikut :
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
62 “Beliau mampu memanfaatkan dan memanajerial sumber daya yang ada
di sekolah ini sehingga menjadi lebih baik dan selalu berperan aktif dalam memajukan sekolah ini untuk menjadi SMP unggulan yang
bertaraf
internasional, selain
itu juga
mengajarkan kemampuan
manajerialnya kepada peserta didik, misalnya peserta didik dilatih untuk wajib menabung dan mempunyai rekening di bank agar suatu saat
apabila peserta didik itu membutuhkan keperluan sekolah baik itu sifatnya mendadak ataupun tidak, mereka tidak membebani para orang
tua mereka. Selain itu beliau juga mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada peserta didik yang diwujudkan ketika kelas
meeting, siswa kami didik untuk berwirausaha kecil-kecilan berjualan makanan dengan modal sendiri-sendiri dari setiap kelas dan kami jadikan
ajang lomba untuk mengisi kelas meeting.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah memiliki syarat-syarat sebagai kepala sekolah yang
berstandar internasional. Ide-ide dan usahanya dapat mengantarkan sekolah tersebut menjadi sekolah bertaraf internasional RSBI. Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Sukoharjo memiliki visi internasional, jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan yang baik serta mampu memanajerial sekolah untuk diarahkan
menuju sekolah bertaraf internasional SBI.
5 Standar Sarana dan Prasarana
Semua sarana
dan prasarana
pendidikan bagi
sekolah bertaraf
internasional harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Rasio jumlah siswa 1:24 dan minimum satu kelas untuk tiap- tiap tingkat
memiliki satu sel perangkat ICT. Seperti yang diungkapkan oleh informan 6 wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010 sebagai berikut : “Rata-rata rasio perbandingan jumlah siswa RSBI kita adalah 1:28 anak dan dapat dikatakan masih belum bisa menyesuaikan
dengan standar SBI yang 1 kelasnya 1:24 anak. Kemudian untuk kelas RSBI sudah dilengkapi 1 unit LCD dan 1 unit Laptop untuk membantu tenaga pendidik
dalam proses pembelajaran.” Hal yang sama diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal
20 Agustus 2010 sebagai berikut : “Di SMP 1 Sukoharjo per kelas untuk kelas
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
63 RSBI itu perbandingan rasio jumlah siswanya bermacam macam, ada yang 1 kelas
isinya 21 anak,23 anak, 24 anak, 27 anak dan ada juga yang 28 anak. Tapi yang paling banyak itu 1 kelas diisi dengan 28 anak. Namun setiap kelasnya sudah
dilengkapi seperangkat ICT berupa LCD dan Laptop.” Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar sarana
prasarana di SMP Negeri 1 Sukoharjo khususnya dalam hal rasio jumlah siswa per kelas, ternyata belum memenuhi standar sebagai sekolah yang berstandar
internasional RSBI. Rata-rata rasio jumlah siswa per kelas di SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah 1:28 anak per kelas, sedangkan standar yang sebenarnya adalah
harus 1:24 anak per kelas. Kemudian untuk kelas RSBI sudah dilengkapi 1 unit LCD dan 1 unit Laptop untuk proses pembelajaran.
b. Perpustakaan memiliki buku teks dalam bentuk cetak digital untuk setiap mata pelajaran minimal sama dengan jumlah siswa dalam satu kelas.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 6 wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010 sebagai berikut : “untuk buku teks semua pelajaran Sudah tersedia
di perpustakaan dan jumlahnya juga mencukupi siswa perkelas”. Kemudian hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010 sebagai berikut : “Perpustakaan kami sudah tercukupi buku teksnya untuk siswa dan tersedia juga untuk semua mata pelajaran. Dan buku-
buku tersebut selalu terawat dan tertata rapi di perpustakaan kami.” Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar sarana
prasarana di SMP Negeri 1 Sukoharjo khususnya dalam hal penyediaan buku teks ternyata telah mencukupi bagi setiap siswa per kelas. Selain itu tersedia untuk
setiap mata pelajaran dan selalu terawat serta tertata rapi di perpustakaan.
c. Laboratorium komputer memiliki jumlah komputer sesuai dengan rata-rata jumlah siswa maksimum 24 siswa per rombel.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 6 wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010 sebagai berikut : “Untuk penyediaan komputer di sekolah ini sudah
mencukupi untuk jumlah siswa perkelas dan spesifikasi komputernya sudah pentium 4 serta dilengkapi dengan jaringan internet”. Kemudian hal yang sama
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
64 juga diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010
sebagai berikut : “Lab. Komputer sudah mencukupi bagi siswa, malah jumlahnya itu 30 unit komputer berarti melebihi dari jumlah siswa per kelas.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar sarana prasarana di SMP Negeri 1 Sukoharjo khususnya dalam hal penyediaan komputer
laboratorium ternyata sudah mencukupi dari jumlah peserta didik per kelas. Bahkan jumlah komputer yang berada di laboratorium ada 30 unit melebihi
jumlah siswa per kelas dan untuk spesifikasi komputernya pentium 4. d. Memiliki buku referensi bagi guru sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan. Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010 sebagai berikut : “Buku panduan untuk guru itu sudah disediakan oleh sekolah”. Kemudian hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 6
wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010 sebagai berikut : “Buku ajar yang kami pakai ini pemberian dari sekolah, jadi kami tinggal memakainya saja.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar sarana prasarana di SMP Negeri 1 Sukoharjo khususnya dalam hal penyediaan buku ajar
bagi tenaga pendidik itu telah disediakan oleh sekolah. e. Memiliki sistem penjaminan keselamatan kerja di dalam unit kesehatan.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 6 wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010 sebagai berikut : “Untuk asuransi kesehatan itu hanya
mengandalkan askes kami sebagai pegawai negeri yang diberikan dari pemerintah.”. Kemudian hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 5
wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010 sebagai berikut : “Untuk jaminan kesehatan kami itu hanya sebatas pada kepemilikan askes kami sebagai pegawai
negeri yang selebihnya itu tidak ada, maka dari itu untuk pegawai GTT dan PTT kami tidak ada jaminan kesehatannya, melainkan hanya bergantung pada rasa
solidaritas dan kekeluargaan kami saja sebagai warga sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar sarana prasarana di SMP Negeri 1 Sukoharjo khususnya dalam hal jaminan kesehatan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
65 masih kurang baik. Untuk pegawai PNS mendapatkan asuransi kesehatan hanya
berupa Askes yang diberikan dari pemerintah sedangkan Guru tidak tetap GTT dan pegawai tidak tetap PTT tidak mendapatkan asuransi kesehatan, namun
hanya sebatas solidaritas dan rasa kekeluargaan saja apabila ada diantara mereka yang sakit.
6 Standar Pembiayaan
Dana Sekolah Bertaraf Internasional dapat bersumber dari pemerintah pusat, daerah, komite sekolah, sponsor dunia usaha dan industri, dan unit produksi
sekolah. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 1 wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010 sebagai berikut :”SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah
salah satu sekolah yang bertaraf internasional RSBI yang mendapat bantuan dana dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah kabupaten, pemerintah
propinsi, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.” Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada
tanggal 21 Agustus 2010 sebagai berikut : “Untuk pengembangan sekolah, SMP Negeri 1 Surakarta ini mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat berupa BOS,
APBN, dan pemerintah daerah dan kabupaten”. Hal senada juga diungkapkan oleh informan 6 wawancara Tanggal 21 Agustus 2010 sebagai berikut :
”Dalam memperoleh bantuan dana pengembangan sekolah ini di peroleh dari
pemerintah pusat lewat Bantuan Operasional Sekolah BOS, pemerintah
daerah, pemerintah
kabupaten, pemerintah
propinsi, Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah. Alokasinya untuk KBM, Pembelian buku
wajib, pembelian
buku perpus,
alat tulis
kantor, materi
pembelajaran, manajemen rapat, pajak telepon, listrik dan air, perawatan dan pemeliharaan, honor guru tidak tetap GTT dan pegawai tidak tetap
PTT, Gaji guru dan karyawan.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar pembiayaan, SMP Negeri 1 Sukoharjo memperoleh bantuan dana dari pemerintah pusat.
Bantuan tersebut berupa Bantuan Operasional Sekolah BOS, dan bantuan- bantuan lain dari pemerintah daerah, pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi,
Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN, dan dari Direktorat Jenderal
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
66 Pendidikan Dasar dan Menengah. Alokasinya untuk KBM, pembelian buku wajib,
pembelian buku
perpustakaan, alat
tulis kantor,
materi pembelajaran,
manajemenrapat, pajak telepon, listrik dan air, perawatan dan pemeliharaan, honor guru tidak tetap GTT dan pegawai tidak tetap PTT, Gaji guru dan
karyawan.
7 Standar Pengelolaan Manajemen
Untuk memenuhi standar pengelolaan manajemen, satuan pendidikan sekolah yang berstandar internasional harus memenuhi syarat, antara lain :
a. Memenuhi standar pengelolaan yang diperkaya dengan standar pengelolaan sekolah di negara anggota OECD atau negara maju lainnya.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 3 wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010 sebagai berikut : “Untuk sistem manajemennya, kami telah
berupaya untuk memakai sistem manajemen yang sama dengan sistem manajemen di negara OECD. Hanya saja pelaksanaannya mungkin kurang maksimal bila
dibandingkan negara OECD”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 4 wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010 sebagai berikut :
“Sebenarnya kita sudah memakai sama dengan sistem manajemennya sana, namanya sistem manajemen mutu ISO. Kayaknya SDM kami yang
mungkin perlu beradaptasi dan lebih disiplin dalam menjalankan sistem manajemen tersebut. Apabila SDM kami mampu beradaptasi dan lebih
disiplin, bukan hanya sistem manajemennya saja yang sama tetapi hasilnya juga akan sama.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar manajemen yang dipakai di SMP Negeri 1 Sukoharjo ini sebenarnya sudah memakai sistem
manajemen yang dipakai di negara OECD yaitu sistem manajemen mutu ISO. Namun demikian, tetap saja dalam pelaksanaannya masih kurang maksimal bila
dibandingkan negara OECD tersebut. Hal itu terjadi karena SDM di SMP Negeri 1 Sukoharjo kurang dapat beradaptasi dan kurang disiplin sehingga hasil yang
diperoleh berbeda dengan yang dilakukan oleh negara-negara OECD. b. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dan ISO 14000 versi terakhir.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
67 Seperti yang diungkapkan oleh informan 3 wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010 sebagai berikut : “Sistem manajemen yang kita pakai adalah SMM ISO 9001:2008. Di
dalam kegiatan manajemennya itu ada yang bertindak sebagai pengawas mutu manajemennya yaitu QMR Quality Management Representatif.
Jadi selalu ada kontrol dalam melakukan aktivitas manajemen dan selalu berpegang teguh pada klausul-klausulsyarat-syarat yang terdapat dalam
ISO 9001:2008. Segala syarat-syaratnya telah ditulis dalam dokumen ISO 9001:2008, dan klausul-klausulsyarat-syarat tersebut harus dipenuhi
dengan apa yang telah ditetapkan dalam dokumen ISO. Apabila tidak dapat dipenuhi maka akan terjadi suatu kesalahan prosedur yang
berakibat negatif pada saat kegiatan evaluasi baik internal dari pihak sekolah maupun evaluasi eksternal dari pihak luar sekolah.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 1 wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010 sebagai berikut : “Sekolah kami memakai SMM ISO
9001:2008 dan telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 pada tahun ajaran 20082009.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah memakai Sistem Manajemen Mutu ISO versi 9001:2008 sejak tahun ajaran
20082009. Di dalamnya terdapat klausul-klausulsyarat-syarat yang harus dipenuhi. Karena apabila klausul-klausul tersebut ada yang tidak terpenuhi, maka
akan terjadi kesalahan prosedur yang berakibat negatif pada saat kegiatan evaluasi baik internal dari pihak sekolah maupun evaluasi eksternal dari pihak luar
sekolah. Dan yang menjadi tim pengawas mutu di SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah QMR Quality Management Representatif.
c. Mempersiapkan peserta didik yang diharapkan mampu meraih prestasi tingkat nasional danatau internasional pada aspek ilmu pengetahuan, teknologi
danatau seni. Seperti yang diungkapkan oleh informan 3 wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010 sebagai berikut : “Kaitannya untuk mempersiapkan peserta didik yang berprestasi, bisa kami ambil langkah misalnya pada saat Penerimaan Peserta
Didik Baru PPDB, disitu kita bisa memperoleh informasi tentang prestasi anak tersebut sejak SD. Setelah kita mempunyai bibit-bibit baru, langkah selanjutnya
kita lakukan pengembangan diri melalui ekstrakurikuler.”
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
68 Hal yang sama juga diungkapkan oleh informa 5 wawancara pada
tanggal 21 Agustus 2010 sebagai berikut : “Bisa kita persiapkan melalui pembinaan secara terus menerus kepada peserta didik yang berprestasi di setiap
bidang akademik dan non akademik. Selain itu juga melakukan program karantina bagi peserta didik yang akan mengikuti lomba.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa langkah yang dilakukan oleh SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam mempersiapkan peserta didik yang
berprestasi, antara lain : a. Mencari informasi bibit-bibit baru melalui PPDB
b. Melakukan pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler c. Melakukan pembinaan secara terus menerus kepada peserta didik
yang berprestasi di setiap bidang akademik dan non akademik. d. melakukan program karantina bagi peserta didik yang akan mengikuti
lomba
8 Standar Penilaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian sekolah bertaraf internasional adalah :
a. Menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model penilaian berbasis teknologi informasi dan komunikasi TIK.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 2 wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010 sebagai berikut : ” Model penilaian berbasis teknologi informasi
dan komunikasi TIK sudah kami lakukan bahkan untuk untuk kalangan guru sudah
memakai sistem Computerize
yang didalamnya
sudah dibuatkan
perhitungan untuk penilaian hasil pembelajaran peserta didik”. Kemudian hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal 21
Agustus 2010 sebagai berikut : “Pengembangan TIK dalam sistem penilaian itu sudah kami lakukan, rata-rata semua guru disini sudah menggunakan komputer
untuk perhitungan nilai yang mana sudah diprogramkan rumusnya di masing- masing laptopnya..”
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
69 Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar penilaian di
SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah mengembangkan sistem penilaian yang berbasis IT. Tenaga pendidik sudah menggunakan sistem komputerisasi dalam mengolah
nilai peserta didik yang telah terprogram di laptopnya masing-masing. b. Melaksanakan ujian nasional.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010 sebagai berikut : ”Ujian nasional pasti selalu wajib dilakukan
disekolah manapun di Indonesia”. Kemudian hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 2 wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010 sebagai berikut :
“Pastinya ada ujian nasional.” Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa di SMP Negeri 1
Sukoharjo juga melaksanakan ujian nasional. c. Dapat melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan
pendidikan yang bersangkutan dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal 21
Agustus 2010 sebagai berikut : ”Sudah kami lakukan dan diwujudkan ketika ujian semester untuk yang kelas RSBI mendapat soal ujian dari Dirjen Dikdasmen
dengan pengantar bahasa inggris untuk mata pelajaran IPA, Matematika, Bahasa inggris dan TIK”. Kemudian hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 2
wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010 sebagai berikut : “Selain soal ujian dari pusat, peserta didik di SMP Negeri 1 Sukoharjo juga menempuh tes tambahan
dari Dirjen Dikdasmen pada saat ujian semester dan ujian UN khusus untuk mata pelajaran IPA, matematika, bahasa inggris dan TIK menggunakan pengantar
bahasa inggris.” Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa di SMP Negeri 1
Sukoharjo selain melaksanakan ujian dari pusat, sekolah tersebut juga
melaksanakan ujian dari Dirjen Dikdasmen yang meliputi mata pelajaran IPA, matematika, bahasa inggris dan TIK menggunakan pengantar bahasa inggris.
d. Memfasilitasi peserta didik untuk mengakses sertifikasi yang diakui secara internasional danatau mengikuti ujian akhir sekolah yang sederajat dari negara
anggota OECD atau negara maju lainnya.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
70 Seperti yang diungkapkan oleh informan 2 wawancara pada tanggal 19
Agustus 2010 sebagai berikut : ”Peserta didik belum dapat melakukan akses sertifikasi yang diakui secara internasional dikarenakan belum adanya hubungan
tindak lanjut dengan negara mitra yang berada di luar negeri sehingga tidak mungkin hal tersebut terjadi.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010 sebagai berikut : “Belum dilakukan dan hanya
sertifikasi internasional yang diakui dari Dirjen Dikdasmen.” Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa peserta didik di SMP
Negeri 1 Sukoharjo belum dapat melakukan akses sertifikasi dengan sekolah mitra yang ada di luar negeri. Hal tersebut dikarenakan belum adanya tindak lanjut dari
MoU yang dilakukan oleh SMP Negeri 1 Sukoharjo dengan sekolah mitra yang berada di luar negeri. Peserta didik SMP Negeri 1 Sukoharjo sementara hanya
mendapat sertifikasi internasional yang diakui dari Dirjen Dikdasmen.
2. Kendal-kendala yang