commit to user
72 bahasa inggris yang baik seperti yang diharapkan standar sekolah yang
bertaraf internasional SBI.” Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 7
wawancara pada tanggal 23 Agustus 2010 sebagai berikut : “Ya kalau untuk berbahasa inggris ketika KBM di kelas, saya lumayan
bisa mbak namun saya kadang mengalami kesulitan juga ketika saya menemui kata-kata baru yang tidak bisa saya artikan atau ketika mau
ngomong begitu tapi kadang lupa bahasa inggrisnya apa. Kemudian dalam melakukan pembelajaran IT, Alhamdullillah sekarang saya tidak
mengalami kesulitan lagi karena sudah terbiasa.”
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas, menunjukan bahwa tenaga pendidik dan staf administrasi di SMP Negeri 1
Sukoharjo masih dikatakan kurang untuk memenuhi standar sebagai sekolah RSBI karena dibuktikan dengan hasil wawancara yaitu masih terdapatnya beberapa
tenaga pendidik yang belum mampu berbahasa inggris dengan baik terutama bagi
Tenaga Pendidik yang sudah berusia setengah baya atau tua dan sudah hampir pensiun. Selain itu, tenaga administrasi di SMP Negeri 1 Sukoharjo belum
semuanya memenuhi syarat, ada beberapa yang belum begitu mahir dalam mengoperasikan komputer, selain itu juga belum memiliki kemampuan bahasa
inggris yang baik seperti yang diharapkan standar sekolah yang bertaraf internasional SBI.
c. Kurikulum Sekolah RSBI yang Belum Memenuhi Standar
Sebagai sekolah yang bertaraf internasional RSBI hendaknya mampu mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum negara-negara OECD, namun
SMP Negeri 1 Sukoharjo belum mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum negara-negara OECD tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh
informan 1 wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010 sebagai berikut : “KTSP Plus yang kami pakai memang belum mengadopsi dan
beradaptasi dengan negara OECD, namun baru mengupayakan prosesnya belum pada tahap adopsi dan adaptasi karena hal tersebut membutuhkan
dana yang besar dan kami terbentur dengan hal anggaran tersebut. Jadi selama ini kita hanya pengembangan proses dan isi materi dari
maembaca referensi-referensi saja untuk mengembangkan kurikulum dan diterapkan pada saat proses pembelajaran. Belum sampai melihat bentuk
kurikulum dan proses pembelajaran di sekolah-sekolah negara mitra
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
73 sehingga belum dapat dikatakan sudah adopsi dan adaptasi dengan
kurikulum negara mitra. Karena untuk mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum dengan negara mitra dibutuhkan kerjasama MoU.
Sebenarnya kami sudah melakukan MoU dengan negara mitra tetapi untuk tindak lanjutnya belum kita lakukan karena hal itu membutuhkan
biaya yang tidak sedikit dan kami sekali lagi jelaskan bahwa kami kita belum bisa melakukan itu karena terbentur dengan dana.”
Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 2 wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010 sebagai berikut :
“Kami memang belum mampu untuk pada taraf mengadopsi dan mengadaptasi kurikulum di negara-negara OECD dengan kondisi sekolah
yang hanya bergantung pada bantuan pemerintah saja dan ditambah pelaksanaan program sekolah gratis. Jadi kalau dengan waktu secepat itu
saya kira tidak akan mampu karena butuh biaya yang besar untuk mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum negara-negara OECD
tersebut, namun kami semua optimis dan yakin bahwa itu mampu kami wujudkan dengan perlahan namun pasti.”
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas, menunjukan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo belum dapat mengadopsi dan
beradaptasi dengan kurikulum di negara-negara OECD namun hanya melakukan penekanan pada pengembangan proses dan isi materi dari membaca referensi-
referensi saja untuk mengembangkan kurikulum dan diterapkan pada saat proses pembelajaran sehingga kurikulum tersebut dinamakan KTSP plus.
3. Usaha-Usaha yang Dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk Mengatasi Kendala dalam Pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
Usaha-usaha yang dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan rintisan Sekolah Bertaraf Internasional antara lain:
a. Kekurangan Dana