commit to user
73 sehingga belum dapat dikatakan sudah adopsi dan adaptasi dengan
kurikulum negara mitra. Karena untuk mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum dengan negara mitra dibutuhkan kerjasama MoU.
Sebenarnya kami sudah melakukan MoU dengan negara mitra tetapi untuk tindak lanjutnya belum kita lakukan karena hal itu membutuhkan
biaya yang tidak sedikit dan kami sekali lagi jelaskan bahwa kami kita belum bisa melakukan itu karena terbentur dengan dana.”
Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 2 wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010 sebagai berikut :
“Kami memang belum mampu untuk pada taraf mengadopsi dan mengadaptasi kurikulum di negara-negara OECD dengan kondisi sekolah
yang hanya bergantung pada bantuan pemerintah saja dan ditambah pelaksanaan program sekolah gratis. Jadi kalau dengan waktu secepat itu
saya kira tidak akan mampu karena butuh biaya yang besar untuk mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum negara-negara OECD
tersebut, namun kami semua optimis dan yakin bahwa itu mampu kami wujudkan dengan perlahan namun pasti.”
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas, menunjukan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo belum dapat mengadopsi dan
beradaptasi dengan kurikulum di negara-negara OECD namun hanya melakukan penekanan pada pengembangan proses dan isi materi dari membaca referensi-
referensi saja untuk mengembangkan kurikulum dan diterapkan pada saat proses pembelajaran sehingga kurikulum tersebut dinamakan KTSP plus.
3. Usaha-Usaha yang Dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk Mengatasi Kendala dalam Pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
Usaha-usaha yang dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan rintisan Sekolah Bertaraf Internasional antara lain:
a. Kekurangan Dana
Tidak banyak usaha yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan sekolah untuk mengatasi kekurangan dana bagi sekolah RSBI yang sumber dananya dari
pemerintah saja melainkan hanya dapat menunggu dana tersebut dengan batas waktu yang tidak menentu. Keadaan seperti itu membuat sekolah RSBI tersebut
terhambat untuk melakukan pengembangan sekolah sedangkan dana yang
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
74 dibutuhkan untuk pengembangan sekolah RSBI itu tidak sedikit. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh informan1 wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010 sebagai berikut : ”Terus rajin mengajukan permohonan bantuan berbentuk
proposal baik kepada pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, dan pemerintah propinsi agar dapat mengembangkan sekolah kita menjadi sekolah yang bertaraf
internasional SBI”. Dan hal senada juga diungkapkan oleh informan 6 wawancara
pada tanggal 21 Agustus 2010 sebagai berikut : “Sekolah tidak dapat berbuat banyak untuk mengatasi kekurangan dana, sekolah hanya bisa
berupaya untuk mengajukan proposal untuk pengembangan sekolah dan meningkatkan prestasi peserta didik agar pemerintah tidak segan-segan untuk
memberikan bantuan kepada sekolah ini”. Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas,
menunjukan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo tidak dapat berbuat banyak untuk mengatasi kekurangan dana melainkan hanya dapat mengajukan proposal kepada
pemerintah dan hanya dapat menunggu dana tersebut diberikan. Tetapi sekolah juga berupaya untuk meningkatkan prestasi peserta didik agar pemerintah tidak
segan-segan dalam memberikan bantuan dana untuk pengembangan SMP Negeri 1 Sukoharjo.
b. Kualitas SDM yang Masih Rendah dalam Sekolah RSBI
Usaha yang dapat dilakukan sekolah untuk mengatasi kendala kurangnya kualitas SDM agar memenuhi persyaratan tenaga pendidik RSBI, maka yang
dapat dilakukan sekolah untuk peningkatan kualitas tenaga pendidik yaitu dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
oleh informan 3 wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010 sebagai berikut : ”Untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru usaha sekolah antara lain
ada pelatihan-pelatihan seperti diklat, penataran, mengikuti MGMP yang tingkat kabupaten dan tingkat propinsi serta antar RSBI, kemudian
kursus-kursus berupa kursus komputer dan kursus bahasa inggris yang bekerja sama dengan ELTI, English First EF dan ALFABANK dan
kursus ini diperuntukkan bagi staf administrasi dan guru”.
Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 5 wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010 sebagai berikut : “Untuk kepelatihan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
commit to user
75 guru ada diklat, penataran, MGMP sedangkang untuk staf administrasi ada kursus
computer dan bahasa inggris.” Dan senada juga seperti yang diungkapkan oleh informan 6 wawancara tanggal 21 Agustus 2010 sebagai berikut : “Saat ini
sekolah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru melalui berbagai cara diantaranya seminar workshop, diklat, penataran, MGMP antar
RSBI, Lokakarya ICT, kursus bahasa inggris, pembuatan model-model pembelajaran, dll”.
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas, menunjukan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo juga berupaya untuk meningkatkan
kualitas tenaga pendidik misalnya dengan diklat, penataran, seminar workshop, MGMP antar RSBI, Lokakarya ICT, kursus bahasa inggris, pembuatan model-
model pembelajaran, dll. Sedangkan untuk staf administrasi biasanya diberikan kursus komputer dan bahasa inggris yang bekerja sama dengan lembaga
pendidikan seperti ELTI, English First EF dan ALFABANK.
c. Kurikulum Sekolah RSBI yang Belum Memenuhi Standar