c. Penentuan tegangan permukaan Penentuan tegangan permukaan akan dilakukan dengan metode kenaikan
kapiler dengan pembanding air. Hasil biotransformasi minyak jagung dari ekstrak kloroform yang ditambahkan ke dalam hidrokarbon minyak
sawit sebesar 9 mg. 5. Aplikasi Hasil Biotransformasi Minyak Jagung
a. Supernatan hasil biotransformasi minyak jagung digunakan untuk pengambilan logam berat Cd
2+
. Supernatan hasil biotransformasi minyak jagung sebanyak 2 ml ditambah
larutan logam Cd
2+
2,5 ppm 8 ml, pada kondisi pH 6 waktu kontak 5 dan 10 menit, kemudian disaring dengan kertas saring Whatman 42. Filtrat
yang diperoleh dianalisa dengan spektrofotometer serapan atom SSA.
b. Hasil biotransformasi minyak jagung dari ekstrak kloroform digunakan untuk pengambilan logam berat Cd
2+
. Hasil biotransformasi minyak jagung dari ekstrak kloroform sebanyak
0,01 g ditambahkan ke dalam larutan logam Cd
2+
2 ppm 10 ml, pada kondisi pH 6, waktu kontak 5 dan 10 menit, kemudian disaring dengan
kertas saring Whatman 42. Filtrat yang diperoleh dianalisa dengan SSA.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data
1. Optimasi kondisi a. Spektrofotometer UV-Vis
Aktivitas bakteri dapat memperkeruh larutan, sehingga akan mempunyai serapan pada spektrofotometer UV-Vis, nilai serapan ini menunjukkan
kepadatan sel optical density. Kepadatan sel menunjukkan bahwa bakteri dapat tumbuh dalam media fermentasi dengan semakin meningkatnya harga
kepadatan sel. Oleh karena itu untuk optimasi kondisi dapat menggunakan spektrofotometer UV-Vis yaitu dengan mengetahui absorbansi masing-masing
sampel. Untuk mencari absorbansi maksimum sampel digunakan panjang
gelombang maksimum dari media cair. Kemudian masing-masing sampel dianalisa dengan spektrofotometer UV-Vis, kondisi optimal diperoleh pada
saat absorbansi mulai konstan. b. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan diukur dengan metode kenaikkan kapiler. Besarnya tegangan permukaan dapat diketahui dengan persamaan:
air x
x air
air x
x x
air air
x x
air air
x air
d h
d h
d h
d h
g d
rh g
d rh
2
2
dimana: γ
x
= tegangan permukaan zat cair yang ditentukan γ
air
= tegangan permukaan air d
air
= berat jenis air d
x
= berat jenis zat cair h
air
= tinggi permukaan air h
x
= tinggi permukaan zat cair Surfaktan bekerja untuk menurunkan tegangan permukaan suatu cairan
karena surfaktan akan terakumulasi di permukaan dengan menurunkan energi bebas, sehingga pada optimasi kondisi biotransformasi minyak jagung dipilih
kondisi yang mempunyai penurunan tegangan permukaan yang besar. c. Indeks emulsi
Dua zat yang tidak saling terlarut dapat bercampur dengan adanya surfaktan karena surfaktan mempunyai sifat sebagai pengemulsi, sehingga
pada optimasi kondisi dipilih kondisi yang mempunyai indeks emulsi terbesar. Indeks emulsi dapat ditentukan dengan mencampur larutan media
fermentasi dengan suatu senyawa hidro karbon dengan perbandingan volume 1:1. larutan tersebut kemudian dikocok dengan menggunakan vortex selama 2
menit dan dibiarkan selama 24 jam. Tinggi emulsi dibagi tinggi total adalah indeks emulsi yang diperoleh.
2. Karakterisasi Hasil Biotransformasi Minyak Jagung a. Identifikasi gugus fungsi menggunakan Spektrofotometer Inframerah FT-
IR
Identifikasi dengan
FT-IR akan
menghasilkan puncak-puncak
kromatogram yang akan memberikan informasi gugus fungsi yang ada dalam sampel. Dengan data tersebut dapat diperkirakan struktur dan gugus fungsi
hasil biotransformasi minyak jagung dari ekstrak kloroform. b. Indeks emulsi
Emulsi yang terbentuk antara air dan minyak sawit sebelum dan sesudah penambahan hasil biotransformasi minyak jagung dari ekstrak kloroform
digunakan untuk penentuan indeks emulsi. Stabilitas emulsi diperoleh dengan mengukur emulsi yang masih tersisa selama 14 hari.
c. Penentuan tegangan permukaan Penentuan tegangan permukaan minyak sawit dilakukan dengan
menghitung tegangan permukaan minyak sawit sebelum dan sesudah penambahan hasil biotransformasi minyak jagung dari ekstrak kloroform.
3. Aplikasi Hasil Biotransformasi Minyak Jagung a. Spektrofotometer Serapan Atom
Hasil biotransformasi minyak jagung dapat mengikat logam berat misalnya Cd
2+
, konsentrasi Cd
2+
yang terambil dapat dianalisa menggunakan spektrofotometer serapan atom. Maka konsentrasi logam Cd
2+
yang terambil dapat diketahui dengan mengukur konsentrasi awal Cd
2+
dikurangi konsentrasi Cd
2+
setelah dikontakkan dengan produk hasil biotransformasi minyak jagung.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN