Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Biotransformasi adalah proses mengubah bahan mentah menjadi produk yang lebih berharga, melalui reaksi kimia yang melibatkan organisme. Organisme ini berfungsi sebagai katalis dalam proses biotransformasi http:www.eoearth.orgarticle.Biotransformation-fig-13-gif. Bahan mentah yang murah seperti glukosa, kompleks karbohidrat seperti pati, gula cair atau bahkan air buangan merupakan substrat yang biasa digunakan untuk biotransformasi. Penggunaan biokatalis dalam biotransformasi dapat berasal dari enzim yang diisolasi atau seluruh sel mikroorganisme Kian et al, 1997. Dalam proses biotransformasi oleh suatu mikroorganisme hasil biotransformasi tergantung dari jenis mikroorganisme dan kondisi pertumbuhan seperti sumber karbon, sumber nitrogen, pH, suhu dan aerasi yang digunakan. Struktur hasil biotransformasi merupakan turunan subtrat yang ada dalam media. Beberapa produk berharga baru dihasilkan dari biotransformasi minyak dan lemak oleh aktivitas bakteri, contohnya adalah biosurfaktan surfaktan yang dihasilkan oleh mikroorganisme ketika ditumbuhkan dalam media dan kondisi tertentu, dimana produk ini dapat menjadi aplikasi industri baru. Aplikasi biosurfaktan dalam dunia industri diantaranya sebagai zat pengemulsi, wetting agent, detergen, adsorben logam. Beberapa contoh biotransformasi minyak nabati oleh aktivitas bakteri adalah minyak zaitun yang mengandung asam lemak tak jenuh yang terdiri dari asam oleat 64-80, asam linoleat 8-16.5 dan asam linolenat 1-2 dapat mengalami biotransformasi oleh aktivitas bakteri Pseudomonas, sp menghasilkan biosurfaktan asam dihidroksi oktadekanoat Desai and Banat, 1997. Biotransformasi minyak kelapa sawit oleh Candida bambicola menghasilkan biosurfaktan jenis sophorolipid yang sebagian besar komponenya terdiri dari asam 17 hidroksi stearat Ghazali dan Ahmad,1997. Glukosa dengan konsentrasi 7 vv dalam media fermentasi dapat diubah menjadi biosurfaktan dengan lama fermentasi 4 hari Assadi, et al, 2000, dalam Kresnadipayana, 2006. Biotransformasi minyak kedelai oleh Pseudomonas aeruginosa dengan konsentrasi minyak kedelai 10 vv dan lama fermentasi 6 hari diperkirakan menghasilkan biosurfaktan asam hidroksi alkanoat Muliawati, D.I., 2006. Rhodoccocus rhodochrous dapat digunakan untuk biotransformasi asam lemak tak jenuh pada substrat asam oleat yang menghasilkan asam 10- hidroksistearat 55,1 dan asam 10-ketostearat dan jika menggunakan asam linoleat sebagai substrat menghasilkan asam 10-hidroksi-12-oktadekanoat dan asam 10-keto-12-oktadekanoat Litchfield and pierce,1986 dalam Kian et al, 1997. Minyak jagung adalah salah satu minyak nabati yang mempunyai kandungan asam lemak tak jenuh yang besar yaitu 86-87,6. Berdasarkan hal ini, maka minyak jagung dapat mengalami biotransformasi karena aktivitas R. rhodochrous dan kemungkinan produk hasil biotransformasi minyak jagung adalah biosurfaktan. Salah satu aplikasi biosurfaktan adalah sebagai adsorben logam berat. Biosurfaktan jenis rhamnolipid telah digunakan untuk pengambilan logam Cd, Pb, dan Zn dari dalam tanah. Penggunaan rhamnolipid sebagai adsorben logam berdasarkan pada gugus hidroksil yang dimiliki rhamnolipid mampu berikatan dengan ion logam berat.Herman, et al, 1995 dalam Erawati. S, 2007. Hasil biotransformasi minyak jagung oleh R. rhodochrous diperkirakan membentuk biosurfaktan dan mempunyai gugus hidroksil yang mampu berikatan dengan ion logam berat. Aplikasi produk hasil biotransformasi minyak jagung oleh R. rhodochrous dalam pengambilan berbagai logam dalam limbah cair mempunyai potensi yang sangat bagus, sehingga pengembangan metode pengambilan berat dengan cara ini sangat penting dilakukan.

B. Perumusan Masalah