B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Biotransformasi minyak jagung oleh suatu mikroorganisme kemungkinan dapat menghasilkan biosurfaktan dimana dalam produksinya dipengaruhi oleh
kondisi tertentu, meliputi konsentrasi sumber karbon dalam media, lama fermentasi dan kondisi lingkungan. Minyak jagung mempunyai kandungan asam
lemak tidak jenuh yang cukup besar sehingga dapat juga berfungsi sebagai sumber karbon tambahan dan dapat mengalami biotransformasi. Variasi konsentrasi
minyak jagung dalam media fermentasi diperlukan untuk mengetahui pengaruh sumber karbon tambahan dan konsentrasi optimal dalam proses produksi. Lama
fermentasi mempengaruhi pertumbuhan bakteri, karena dalam pertumbuhannya bakteri mengalami kecepatan membelah maksimum pada waktu tertentu dan akan
mengalami penurunan kecepatan membelah, pada akhirnya bakteri tersebut akan mati. Kondisi lingkungan meliputi pH, temperatur, kecepatan putar agitasi dan
konsentrasi garam dalam media fermentasi. Recovery produk hasil biotransformasi diperlukan untuk mengetahui dan
mengambil produk hasil biotransformasi minyak jagung yang kemungkinan dapat bersifat sebagai biosurfaktan. Recovery dapat dilakukan dengan cara ekstraksi
menggunakan pelarut dengan tingkat kepolaran yang meningkat. Produk hasil biotransformasi minyak jagung merupakan turunan substrat
dalam media yang mempunyai gugus fungsi yang hampir sama dengan struktur substrat, untuk mengetahui gugus-gugus dan jumlah senyawa yang dihasilkan dari
biotransformasi minyak jagung dapat dilakukan dengan identifikasi menggunakan beberapa macam alat, antara lain GC MS Gas Chromatography-Mass
Spectroscophy, HPLC High Performance Liquid Chromatography, KLT Kromatografi Lapis Tipis, FT-IR Fourier Transform-Infra Red, dan NMR
Nuclear Magnetic Resonance. Tiap-tiap biosurfaktan mempunyai karakteristik tersendiri. Karakterisasi
biosurfaktan meliputi pengukuran tegangan permukaan, Konsentrasi Kritik Misel KKM, indeks emulsi, sistem emulsi, stabilitas emulsi, dan viskositas.
Produk hasil biotransformasi minyak nabati oleh aktivitas mikroorganisme dapat diaplikasikan untuk pengambilan logam berat. Proses pengambilan logam
berat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pH larutan, waktu kontak, konsentrasi awal larutan, temperatur dan ukuran adsorben.
2. Batasan Masalah