B. Recovery Hasil Biotransformasi Minyak Jagung
Biotransformasi minyak jagung oleh R. Rhodochrous dilakukan pada kondisi optimum yaitu dengan media fermentasi TSB dan minyak jagung 20
vv lama fermentsi 7 hari. Hasil biotransformasi minyak jagung kemungkinan membentuk biosurfaktan maka untuk recovery hasil biotransformasi minyak
jagung dipilih sampel yang mempunyai nilai tegangan permukaan terendah dan indeks emulsi terbesar. Hasil recovery supernatan hasil sentrifugasi
biotransformasi minyak jagung dengan nilai tegangan permukaan dan indeks emulsi dapat dilihat dalam Tabel 6. Hasil perhitungan tegangan permukaan dari
masing-masing ekstrak secara lengkap tercantum dalam lampiran 6.
Tabel 6. Hasil Recovery Supernatan Hasil Biotransforamsi Minyak Jagung 200 ml Jenis
pelarut Tegangan
permukaan Massa g atau volume ml
air + ekstrak Nm E24
hasil ekstrak Bentuk
n-Heksana 0,0511
62,5 35 ml
cairan kuning kental Kloroform
0,0481 96
0, 983 g padatan coklat tua
Etil asetat Butanol
0,0774 40
1,507 g serbuk kuning
Air 0,0620
32 2,401 g
padatan coklat tua
Ket : Tegangan permukaan Hex-biosrrhocorn tanpa air karena berupa cairan
E24 = indeks emulsi selama 24 jam
Dari tabel 6 terlihat bahwa hasil dari ekstraksi pelarut heksana berupa cairan kuning kental, ini dimungkinkan adalah sisa minyak jagung yang tidak
mengalami biotransformasi atau belum terbiotransformasi sempurna. Sesuai kaidah like dissolve like, hasil dari ekstrak heksana mempunyai sifat nonpolar
sama dengan sifat kepolaran heksana. Hasil dari ekstrak heksana mempunyai nilai tegangan permukaan sebesar 0,0511 Nm dan nilai indeks emulsi sebesar 62,5.
Hasil recovery dari pelarut etil asetat ternyata tidak diperoleh hasil, ini berarti tidak ada senyawa yang sifat kepolarannya sama dengan etil asetat.
senyawa yang terekstrak dalam pelarut kloroform mempunyai nilai tegangan permukaan terkecil yaitu 0,0481 Nm dan indeks emulsi terbesar yaitu 96 .
Karena terekstrak dalam kloroform, maka dimungkinkan hasil biotransforamsi
minyak jagung dari ekstrak kloroform ini mempunyai sifat semipolar sama dengan sifat kepolaran kloroform.
Dari tabel 6 terlihat bahwa hasil recovery dari ekstrak butanol dan sisa air lebih banyak dari hasil dari ekstrak kloroform, namun karena nilai tegangan
permukaan hasil dari ekstrak kloroform ini lebih rendah dibanding keduanya dan indeks emulsinya lebih tinggi dari keduanya, maka diambil kesimpulan bahwa
hasil biotransformasi minyak jagung yang mengindikasikan biosurfaktan adalah hasil biotransformasi minyak jagung dari ekstrak kloroform.
C. Karakteristik Hasil Biotransformasi Minyak Jagung dari Ekstrak kloroform