Penerimaan buah Sterilisasi dan Perontokan Pelumatan Ekstraksi

4 Buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah perikarp dan inti kernel. Serabut buah kelapa sawit terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan luar atau kulit buah yang disebut perikarp, lapisan sebelah dalam disebut mesokarp atau pulp, dan lapisan paling dalam disebut endokarp. Inti kelapa sawit terdiri dari lapisan kulit biji testa, endosperm, dan embrio. Mesokarp mengandung kadar minyak rata-rata sebanyak 56, inti kernel mengandung minyak sebesar 44, dan endokarp tidak mengandung minyak.

B. PENGOLAHAN MINYAK SAWIT KASAR

Minyak kelapa sawit adalah minyak yang diperoleh dari proses ekstraksi daging buah kelapa sawit mesokarp tanaman Elais guineensis Jacq. Kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak yang berlainan sifatnya, yaitu crude palm oil atau CPO dan palm kernel oil atau PKO. CPO adalah minyak yang berasal dari serabut mesokarp kelapa sawit, sedangkan PKO adalah minyak yang berasal dari inti kernel kelapa sawit Hariyadi 2010. Perbedaan kedua jenis minyak ini terletak pada kandungan asam lemaknya. Minyak inti sawit mengandung asam kaproat dan asam kaprilat yang tidak terdapat dalam minyak sawit kasar dan perbedaan lainnya adalah adanya pigmen karotenoid yang berwarna kuning merah pada minyak sawit yang tidak terdapat pada minyak inti sawit. Tahapan pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar dijelaskan sebagai berikut Naibaho 1998:

1. Penerimaan buah

Tandan buah segar TBS hasil pemanenan harus segera diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah, maka kandungan asam lemak bebasnya semakin meningkat. Untuk menghindari hal tersebut, maksimal 8 jam setelah panen, TBS harus segera diolah. Untuk mendapat CPO dengan kualitas yang baik maka harus dilakukan sortasi tandan buah segar dengan memperhatikan tingkat kerusakan buah yang minimal dan tingkat kematangan yang optimal.

2. Sterilisasi dan Perontokan

Tandan buah yang telah disortir kemudian direbus dalam suatu tempat perebusan sterilizer atau dalam ketel rebus pada suhu 143 °C dengan tekanan 3 kgcm 2 selama 60 menit. Akhir perebusan ditandai dengan beberapa gejala, antara lain bau buah yang gurih, empuk, dan buah mudah rontok. Buah yang sudah direbus kemudian dimasukkan ke dalam alat perontok. Proses sterilisasi mempunyai tujuan antara lain: a. Menghentikan aktivitas enzim lipase. Terhentinya proses enzim lipase akan mengurangi kerusakan bahan, antara lain akibat penguraian minyak menjadi asam lemak bebas.. b. Menggumpalkan protein dalam buah sawit, penggumpulan protein bertujan agar protein tidak ikut terekstrak pada waktu pengepresan minyak ektraksi. c. Memudahkan pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang. d. Memperlunak daging buah sehingga mempermudah proses ekstraksi.

3. Pelumatan

Tahap pelumatan ini bertujuan untuk melumatkan biji sawit sehingga daging buah mudah terlepas dari biji serta memudahkan pengeluaran minyak pada tahap pengepresan. Kondisi optimum pada tahap ini yaitu pada suhu 95-100 ºC selama 20 menit. Tahapan pelumatan ini dilakukan pada silinder vertikal yang dilengkapi dengan empat pisau pengaduk dan satu set pisau pelempar yang berputar berlawanan arah. 5

4. Ekstraksi

Ekstraksi minyak dilakukan menggunakan screw press yang terintegrasi langsung dengan alat pelumat digester. Pada tahap ini dihasilkan dua produk yaitu 1 campuran antara minyak, air, dan benda padat lainnya; 2 Padatan berupa serat mesokarp buah sawit dan biji sawit hasil pemisahan dari buah.

5. Pemurnian minyak