Analisis kadar air BSN 2006 Analisis kadar kotoran BSN 2006 Analisis asam lemak bebas BSN 2006

14 16, 24, dan 48 jam. Sampel CPO mula-mula dipanaskan hingga suhu 50 °C kemudian dilakukan penurunan suhu dengan laju 5 °C30 menit hingga suhu CPO mencapai 15 °C. Setelah itu sampel CPO disimpan pada suhu 12 °C dengan waktu penyimpanan 16, 24, dan 48 jam. Kemudian dilakukan separasi dengan penyaring vakum. Dari ketiga proses fraksinasi yang dicobakan tersebut, dipilih proses fraksinasi yang menghasilkan fraksi olein dan stearin dengan karakteristik yang paling baik. Kondisi proses fraksinasi yang dikontrol meliputi suhu kristalisasi, waktu kristalisasi, agitasi, dan separasi.

3. Analisis olein dan stearin

Fraksi olein dan stearin yang diperoleh dari proses fraksinasi kemudian dianalisis karakteristiknya. Parameter yang diuji meliputi analisis kadar karoten, slip melting point, dan bilangan iod. Ketiga parameter tersebut dapat membedakan olein dan stearin yang dihasilkan.

C. METODE ANALISIS

1. Analisis kadar air BSN 2006

Gelas kimia 100 ml dikeringkan dalam oven selama 15 menit kemudian didingankan dalam desikator. Cawan yang sudah kering diambil dengan penjepit, kemudian ditimbang. Sampel minyak dilelehkan dengan memanaskan sampai suhu 50 °C dan diaduk rata. Sebanyak 5-10 g sampel minyak yang sudah dilelehkan ditimbang pada gelas kimia yang sudah kering, kemudian dikeringkan dalam oven selama semalaman 16 jam. Kadar air dihitung dengan persamaan 2 : Kadar air g100 g bahan basah = Keterangan : W = Berat sampel sebelum dikeringkan g W1 = Berat sampel + cawan kering kosong g W2 = Berat cawan kosong g.

2. Analisis kadar kotoran BSN 2006

Kertas saring Whatman No.41 alat penyaring dicuci dengan n-heksana, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 103 °C selama 30 menit, lalu ditimbang. CPO yang digunakan dalam analisis ini yaitu CPO hasil penentuan kadar air yang sudah diketahui beratnya. Sebanyak 50 ml n-heksana ditambahkan ke dalam CPO tersebut dan dipanaskan pada penangas air sambil digoyang-goyang sampai minyak larut seluruhnya. Setelah minyak larut, CPO disaring melalui alat penyaring yang telah disiapkan sebelumnya. Kertas saring tersebut dicuci beberapa kali menggunakan n-heksana setiap kalinya 10 ml sampai alat penyaringnya bersih dari minyak. Alat penyaring dengan seluruh isinya kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 103 °C selama 30 menit. Kadar kotoran dihitung dengan persamaan 3. Kadar kotoran = Keterangan : W = berat sampel g 2 3 15 W1 = berat alat penyaring setelah dikeringkan g W2 = berat alat penyaring kering g

3. Analisis asam lemak bebas BSN 2006

Sampel CPO dipanaskan pada suhu 60-70°C sambil diaduk hingga homogen. Sampel tersebut ditimbang sebanyak 5 g pada erlenmeyer, 50 ml etanol 95 yang sudah dinetralkan ditambahkan ke dalam erlenmeyer tersebut. Sampel dan etanol kemudian dipanaskan di atas pemanas dan suhunya diatur 40 °C hingga sampel larut semua. Sebanyak 1-2 tetes larutan indikator fenolftalin ditambahkan ke dalam erlenmeyer kemudian dititrasi dengan NaOH 0.1 N hingga titik akhir yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah muda yang stabil minimal 30 detik. Volume NaOH 0.1 N yang terpakai kemudian dicatat. Kadar asam lemak bebas dihitung dengan persamaan 4. Asam lemak bebas = Keterangan : V = volume larutan NaOH 0.1 N yang digunakan ml N = normalitas larutan NaOH yang digunakan W = berat sampel uji g 25.6 = konstanta untuk menghitung kadar asam lemak bebas sebagai asam palmitat.

4. Analisis bilangan iod BSN 2006