Bilangan iod PROFIL MUTU MINYAK SAWIT KASAR

21

3. Bilangan iod

Bilangan iod digunakan untuk mengukur derajat ketidakjenuhan suatu minyak atau lemak. Ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak tidak jenuh dapat diadisi oleh senyawa iod sehingga menghasilkan senyawa dengan ikatan jenuh. Semakin tinggi bilangan iod maka semakin banyak ikatan rangkap yang diadisi dan semakin tinggi derajat ketidakjenuhan minyak tersebut. Penetapan bilangan iod dilakukan dengan menambahkan iod secara berlebih ke dalam sampel minyak. Kelebihan iod dititrasi dengan natrium tiosulfat sehingga iod yang digunakan untuk mengadisi minyak dapat diketahui jumlahnya Kusnandar 2010. Reaksi adisi ikatan rangkap asam lemak oleh senyawa iod pada penelitian ini menggunakan larutan KI 10 sebagai carrier. Reaksi yang terjadi dalam penentuan bilangan iod dapat dilihat pada Gambar 8 berikut. Gambar 8. Reaksi penentuan bilangan iod Asam lemak penyusun CPO didominasi oleh asam lemak jenuh 50 dan asam lemak tidak jenuh 50. Asam lemak jenuh penyusun CPO terdiri dari asam palmitat C16:0 dengan komposisi 44.02 dan asam stearat C18:0 dengan komposisi sekitar 4.54. Sedangkan asam lemak tidak jenuh terdiri dari asam oleat C18:1 yang terdapat sekitar 39.15 dan asam linoleat C18:2 sekitar 10.2 Basiron 2005. Dengan komposisi asam lemak yang seperti ini menyebabkan bilangan iod CPO berada dikisaran 50-55 g iod100 g sampel. Tingkat ketidakjenuhan suatu minyak sangat menentukan kondisi minyak pada suhu ruang. Minyak dengan ketidakjenuhan yang tinggi akan berwujud cair pada suhu ruang. Sebaliknya minyak dengan ketidakjenuhan yang rendah cenderung berbentuk padat suhu ruang Patterson 2009. CPO memiliki tingkat ketidakjenuhan yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah sehingga pada suhu ruang CPO akan berbentuk semipadat dan cenderung lebih tahan terhadap oksidasi dibanding minyak nabati lain Basiron 2005. Metode yang sering digunakan dalam menentukan bilangan iod ada dua, yaitu metode Hanus dan metode Wijs. Dalam penelitian ini digunakan metode Wijs. Kusnandar 2010 menyatakan bahwa ada sedikit perbedaan hasil yang diperoleh dengan kedua metode ini, akan tetapi variasi perbedaan ini tidak lebih besar dari variasi bilangan iod dalam minyak itu sendiri. Namun pada kenyataannya metode Wijs memberikan hasil yang lebih baik dibanding metode Hanus. Hasil analisis dari lima sampel CPO menunjukkan bahwa bilangan iod dari kelima sampel CPO yang dianalisis menunjukkan jumlah bilangan iod berkisar antara 50.38-54.15 g iod100 g sampel. Standar CPO berdasarkan SNI 01-2901-2006 menetapkan standar bilangan iod untuk CPO sebesar 50-55 g iod100 sampel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai bilangan iod lima sampel CPO yang dianalisis masih memenuhi standar bilangan iod berdasarkan SNI 01-2901-2006. Hasil analisis bilangan iod sampel CPO dapat dilihat pada Gambar 9. 22 Gambar 9. Bilangan iod sampel CPO

4. Analisis karoten