hak memperoleh kesehatan yang memadai tidak terpenuhi karena kelalaian, ketidakmengertian orang tua, karena ketidakmampuan, atau karena kesengajaan.
Dibandingkan anak yang dijadikan korban tindak kekerasan, anak korban penelantaran sering kali kurang memperoleh perhatian publik secara serius karena
penderitaan yang dialami korban tidak sedramatis sebagaimana layaknya anak- anak yang teraniaya secara fisik, sebagaimana para ahli menyatakan, anak yang
menjadi korban tindak kekerasan seksual, anak yang dianiaya oleh orang tuanya hingga tewas, atau anak yang dipaksa bekerja sektor prostitusi, masalah anak
terlantar acap kali hanya dilihat sebagai masalah intern keluarga per keluarga, hanya bersifat kasuistis dan terjadi pada keluarga-keluarga tertentu saja yang
secara psikologis bermasalah, tindak penelantaran anak baru memperoleh perhatian publik secara lebih serius tatkala korban-korban tindak penelantaran ini
jumlahnya makin meluas, korban bertambah banyak, dan menimbulkan dampak yang tak kalah mencemaskan bagi masa depan anak.
59
C. Kriteria Penelantaran Anak
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Tujuan perlindungan
anak adalah untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup,
59
Modul Program Kesejahteraan Sosial Anak PKSA. Kementria Sosial RI. Milik Dinas Sosial Yogyakarta. 2004.
tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera.
60
Fenomena kekerasan keluarga family volence sering menggelayuti kehidupan kita. Diperkirakan, pada saat kehidupan semakin keras, terutama pada
era indrusialisasi, akan banyak orang mengalami stress dan depresi yang dilampiaskan pada anggota keluarga, termasuk anak. Aapabila perlakuan kasar
orang tua menyebabkan sakit, luka atau kematian anak, hal itu sudah merupakan tindak kriminal dengan konsekuensi dapat dijatuhi hukuman. Tidak sedikit anak
mati di tangan orang tua. Namun, kekerasan terhadap anak bukan hanya dengan kekerasan fisik, dengan penelantaran anak yang di lakukan orang tua terhadap
anak nya juga dapat dikategorikan sebagai tindak kekerasan.
61
Berikut adalah beberapa upaya perlindungan terhadap anak dari tindak kekerasan, adalah:
62
a. Harus ada perhatian penuh dari orng terdekat lainnya terhadap anak yang
mempunyai masalah dengan keluarganya. Jika perlu, ditetapkan perwalian atas anak yang mengalami perilaku yang tidak menyenangkan dari orang
tuanya, dan kekuasaan orang tua atas anaknya dicabut.
60
Psychology Today, Journal Child Abuse, 2002.
61
A. H. Buss, M. Perry, The Aggresion, Journal of Personality and Social. 1992.
62
Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, Jakarta: PT. Bhuana Populer, 2004. Hal. 48.
b. Diperlukan perhatian dari lembaga sosial guna menampung anak yang
menjadi korban kekerasan keluarga. Diberikan bimbingan sosial agar anak dapat keluar dari lilitan permasalahannya. Di samping itu, perlu
ditingkatkan perhatian instansi pemerintah yang mengurusi kesejahteraan anak terhadap nasib anak malang yang menjadi korban kekerasan dalam
keluarga. Kasus seperti penelantaran anak memang sulit dideteksi karena pada masa
lalu, di negara kita hal ini tidak menjadi perhatian dan belum ada dasae hukumnya. Sejauh ini, kasus penganiayaan dan penelantaran anak di Indonesia
belum banyak dilaporkan dan dicatat secara resmi, karena sulitnya memperoleh data dan deteksi kasus-kasus seperti ini. Kesulitan disebabkan karena pelaku
penelantaran anak adalah mereka yang berototitas lebih tinggi dari pada korban anak. Sehingga untuk menutupi kasus seperti ini mereka membiarkan para
korban tanpa mendapatkan bantuan. Oleh karena itu, sangat perlu bantuan dan kerjasama dari semua pihak, terlebih petugas kesehatan untuk mampu melakukan
deteksi penganiayaan atau penelantaran anak, sehingga anak memperoleh pertolongan perlindungan yang semestinya.
D. Tanggung Jawab Ayah Menurut Islam
Anak merupakan anugerah sekaligus ujian bagi pasangan suami istri, dan tugas seorang suami ketika dikaruniai seorang anak akan bertambah tanggung
jawab serta kewajibannya sebagai seorang ayah. Kedudukan seorang ayah sebagai pemimpin keluarga tidak hanya terpusat pada perannya dalam hal
menafkahi keluarga saja, tetapi lebih dari itu, seorang pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah SWT atas segala tindak tanduk juga hasil dari
kepemimpinannya, yang dalam hal ini adalah kepemimpinan keluarga yakni memimpin istri juga anak-anaknya.
Tanggung jawab seorang ayah terhadap anaknya, tidak hanya turut mendampingi perkembangan dan pertumbuhan anak-anaknya, namun ada
beberapa hal seperti berikut ini: 1.
Memberi nama yang baik bagi anak-anaknya Pemberian nama pada seorang anak merupakan salah satu hak dan kewajiban
pertama bagi seorang ayah. Sedangkan dalam Islam, pemberian nama haruslah mengandung arti yang baik dan agung, karena menurut salah satu
sabda Rasulallah SAW, “Pada hari kiamat setoap manusia akan dipanggil menggunakan namanya masing-
masing, juga nama orangtuanya”. Oleh karena itu pemberian sebuah nama pada seorang anak haruslah mengandung makna
yang baik, indah dan tidak ada makna merendah atau menghinakan sang anak.
63
2. Menanamkan keimanan tauhid dan akhlak
Awal pendidikan seorang anak adalah dilingkungan keluarga atau dirumah, dan yang berperan sebagai guru pertama bagi mereka adalah ayah dan ibunya.
Kedua orang tua memiliki porsi yang sama dalam perannya mendidik anak- anaknya agar tumbuh menjadi pribadi yang sesuai dengan yang
63
Ramayulis, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga. Jakarta: Kalam Mulia, 2001. Hal. 60.