melaksanakan shalat wajib. Akan lebih bermakna ketika orang tua mendidik anak dengan memberinya teladan atau contoh yang baik. Anak akan belajar
dari meniru apa yang dilakukan orang tuanya, dan begitupun mereka akan menerapkan hal yang serupa pada keturunannya.
5. Menjaganya dari lingkungan yang tidak baik
Menjaga anak kita dari lingkungan yang tidak baik, salah satunya seperti yang diungkapkan di atas, memilih sekolah yang tepat. Selain itu, lingkungan
disekitar rumah pun turut berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Ketika orang tua dirumah membiasakan anak untuk bertutur kata
dengan bahasa yang baik dan santun, sedangkan diluar rumah dan lingkungan pertemanannya terbiasa berbahasa dengan bahasa yang kasar dan tidak sopan,
tentunya akan mempengaruhi keberhasilan didikan dirumah. Oleh karena itu, memilih rumah sebagai tempat tinggal dilingkungan yang baik, tetap
mengawasi pertemanan anak-anak, tentunya akan menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan dari pola didik kita pada anak-anak. Namun perlu
diingat, menjaga bukan berarti bersikap berlebihan yang malah menjadikan penghambat bagi perkembangan mereka. Ketika seorang ayah mampu
menyadari peranannya sebagai pemimpin dalam rumah tangga, melaksanakan semua tugas dan fungsinya secara baik, rumah tangga yang dibangun akan
menjadi rumah tangga yang bahagia dengan dipenuhi keturunan-keturunan yang akan mejadi penyejuk juga penyelamat bagi orang tuanya kelak.
64
64
Ramayulis, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga. 2001. Hal. 63-64.
E. Hak Anak menurut Islam
Hak anak dalam Islam memiliki aspek universal terhadap kepentingan anak. Meletakkan hak anak dalam pandangan Islam, memberikan gambaran bahwa
dasar tujuan kehidupan umat Islam adalah membangun umat manusia yang memegang teguh ajaran Islam. Dengan demikian, hak anak dalam pandangan
Islam ini meliputi aspek hukum dalam lingkungan seseorang. Cara pandang yang dimaksud tidak saja memposisikan umat Islam yang harus tunduk pada hukum
Islam sebafai formalitasformalitas wajib yang harus ditaati dan apabila dilanggar maka perbuatan tersebut akan mendapatkan laknat baik di dunia maupun di
akhirat.
65
Dimensi Islam dalam meletakkan hak asasi manusia sangatlah luas dan mulia. Dari ajaran kehidupan moral, hal asasi anak juga dipandang sebagai benih
dalam sebuah masyarakat.
66
Dalam pandangan ini Abdur Razak Husein menyatakan “jika benih anak dalam masyarakat itu baik, maka sudah pasti
masyarakat akan terbentuk menjadi masyarakat yang baik pula”, lebig kanjut dikatakan, Islam menyatakan bahwa anak-anak merupakan benih yang akan
tumbuh untuk membentuk masyarakat di masa yang akan datang.
67
Dalam dasar kehidupan, manusia mengalami 4 empat fase yang pasti dilalui yaitu: pertama, dari awal kelahirannya, kedua, dari awal kelahiran sampai
65
Abdul Ghani Abdullah, Pengantara Komplikasi Hukum Islam Dalam Tata Hukum Islam Indonesia, Jakarta: Gema Insani Press, 1994. Hal. 71.
66
Imam Jauhari, Hak-Hak Anak Dalam Islam, Jakarta: Pustaka Bangsa Press, 2003. Hal. 39.
67
Abdur Razak Husein. Hak dan Pendidikan dalam Islam. Alih bahsa H. Azwir Butun, Bandung : Fikahati Aneka, 1992. II. Hal. 19.
anak menjelang dewasa mumayyiz, ketiga, dari awal mumayyiz sampai dewasa baligh, dan keempat, dari awal baligh sampai menjelang meninggal dunia.
68
Selama daur yang dilalui manusia itu dibarengi dengan hak dan kewajiban, baik dalam garis vertikal maupun horizontal.
Hak dan kewajiban vertikal adalah hubungan manusia dengan tuhannya sebagai sang Khaliq penciptanya. Sedangkan hubungan horizontal adalah
kewajiban memperhatikan hak keluarganya, hak suami istri, dan hak anak- anaknya. Subhi Mamasani berpendapat bahwa orang tua memperhatikan hak anak
untuk masa depan mereka yaitu baik hak menyusui, hak untuk mendapat asuhan, hak untuk mendapatkan nama baik dan kewarganegaraan, hak nafkah atau harta,
hak pengajaran, serta hak pendidikan, akhlak dan agama.
69
Secara garis besar, hak anak menurut Islam dapat dikelompokkan menjadi 7 tujuh macam, yaitu:
70
a. Hak anak sebelum dan sesudah lahir.
Allah SWT berfirman:
َ َۡ ق
َ َ ܒس خ
َ ݊ݗܐڭ݃ َ
َܒۡݘ غ۵َ۲ۢ ݐ ܸ سَ ۡمݏ ݃ ۡݑ أَ۱ٓݒ݄ ۼ ق
َ مݐ ق ܓ َܑ ۲ مَ ۱ݒمڭܒ ح ݑَ ٖم݄ۡܯ َڭّ
َ َ ءٓ۱ ܒۼۡف
َ َ ݔ ݄ ܯ
َۚڭّ َ
َ۱ݒ۲ كَ ۲ م ݑَ ۱ݒڮ݄ ضَ ۡ ق
َ ݊ݗ ۼۡݐم
71
َ
68
Ali Hasaballah. Ushul at - Tasyri’ al-Islami. Mesir : Dae al- Ma‟arif, 1959. Hal. 258.
69
Subhi Mamasani. Konsep Dasar Hak-hak Asasi Manusia. Jakarta : Tintamas Indonesia, 1987. Hal. 204.
70
Abdur Razak Husein. Hak dan Pendidikan ….,Hal. 11-34. Hak anak dalam fiqh sering
dirinci menjadi hak nasab, hak rada’ah, hak hadanah, dan hak nafkah. Lihat Abu Zahrah, Ahwal Asy-
Syakhsiyyah. Kairo : Dar al-Fikr, 1957. Hal. 451-471.
71
Lihat, QS. Al- An‟am [6:140]
Maksud ayat ini, upaya anak memperoleh penjagaan dan pemeliharaan akan keselamatan dan kesehatannya. Ditegaskan pula dalam
surat at-Talaq 65: 6 tentang kewajiban seorang suami untuk menjaga istrinya yang sedang hamil.
Islam mengajarkan agar selalu menjaga kehidupan keluarga dari api neraka jalan kesesatan bahkan demi hak asasi manusia diperintahkan
saling menjaga antar sesama manusia. Islam juga melarang membunuh perempuan dan anak-anak dalam keadaan perang.
Dalam Islam ada beberapa hal yang dianjurkan untuk dilakukan pada saat kelahiran anak, yaitu: 1. Disunnahkan menggembirakan bagi yang
melahirkan. 2. Disunnahkan mengiqamati anak yang baru lahir. 3. Disunnahkan mentahnik anak yang baru lahir, dan 4. Disunnahkan
mencukur rambut anak yang lahir. b.
Hak anak dalam kesucian keturunan nasab. Hak nasab hak atas hubungan kekerabatan atau keturunan
merupakan sesuatu yang penting bagi anak. Kejelasan nasab akan sangat penting mempengaruhi perkembangan anak pada masa berikutnya. Allah
SWT berfirman:
َ َۡمݏݒܯ ۡ܍
َ َ ܯَ ܦ سۡق أَ ݒݏَ ۡمݐئٓ۲ ۵ِٓ
َۚڭّ َ
َ۱ٓݒ݈ ݄ ۡܰ ۻَ ۡمڭَ݃ ݉۬ ف
َݖفَ ۡم݀ ݒ ۡخ۬ فَ ۡمݏ ءٓ۲ ۵۱ ء َ݊ݗگ݃
َ َمۻۡأ ط ۡخ أَٓ۲ ݈ݘفَ ٞ܅۲ جَ ۡم݀ۡݘ ݄ ܯَ سۡݘ ݃ ݑَ ۚۡم݀ݘ݃ ݒ م ݑ
َݎ۵ َ
َ ݉۲ ك ݑَ ۚۡم݀۵ݒ݄قَ ۡ۹ ڭ݈ ܰ ۻَ۲ڭمَ݊݀ ݃ ݑ َڭّ
َ َاܑݒܸ غ
۱َ َ۲ ݈ݘحڭܑ
72
َ
Hal ini dimaksudkan demi ketenangan jiwa sang anak. Adanya kejelasan nasab bagi anak merupakan kebanggaan batin dan agar tidak
terjadi kerancuan dan kebimbangan dalam masyarakat.
73
c. Hak anak untuk menerima pemberian nama yang baik.
Diantara tradisi masyarakat yang berlaku ialah ketika seorang anak menjadi bahan ejekan serta cemooh hendaknya dihindari. Nama-nama yang
paling utama adalah nama0nama para nabi atau nama Abd yang dirangkai dengan nama-nama Allah SWT, seperti Abd Al-Rahman, Abd Al-Rahim.
d. Hak anak untuk menerima susuan rada’ah.
Hak ini ini berdasarkan fiman Allah SWT:
َ ݑ َ۹ ݃ ݒۡ݃
َ َڭمۼݗَ ݉ أَ ܍۱ ܑ أَ ۡ݊ َ݈݃ ۖ݊ۡݘ ݄م۲ كَ ݊ۡݘ ݃ ۡݒ حَ ڭ݊ݏ ݃ ۡݑ أَ ݊ ۡܰض ۡܒݗ
َۚ ۸ ܯ۲ ضڭܒ݃ َ
َݔ ݄ ܯ ݑ َ܍ݒ݃ ۡݒ ݈ۡ݃
َ َݎ ݃
َ َ۵َ ڭ݊ݐۻ ݒ ۡسك ݑَ ڭ݊ݐق ۡܓܑ
َۚفݑܒ ۡܰ ݈ۡ݃ َ
َ َ َ ۲ ݏ ݃ ݒ۵َ ۢ۷ ݃ ݑَ ڭܑٓ۲ ܤۻَ ََ ۚ۲ ݐ ܰ ۡسݑَ ڭََ۫ ٌسܸۡ َ فڭ݄ ݀ۻ
َ َ ݑ َ
َݎڭَ݃ ٞ܍ݒ݃ ۡݒ م َ
َݍ ݃ ݒ۵ ََۚ
َݔ ݄ ܯ ݑ َ۽ܑ۱ ݒۡ݃
َ َ َ۲ ܠفَ۱ ܍۱ ܑ أَ ۡ݉۬ فَ ۗ ك݃ َ݂ۡ܀م
َ َ ٖܡ۱ ܒ ۻَ݊ ܯ
َ۱ٓݒܰض ۡܒ ۼ ۡس ۻَ ݉ أَ ۡمڮۻ܍ ܑ أَ ۡ݉۫ ݑَ ۗ۲ ݈ݐۡݘ ݄ ܯَ ܅۲ جَ ٗ فَ ܑٖݑ۲ ش ۻ ݑَ ۲ ݈ݐۡگم َڭمَمۼ ݈ۡڭ݄ سَ۱ َ۫ ۡم݀ۡݘ ݄ ܯَ ܅۲ جَ ٗ فَ ۡمك ݃ ۡݑ أ
َٓ۲َ َ۵َمۼۡݘ ۻ۱ ء
َۗفݑܒ ۡܰ ݈ۡ݃ َ
َ ݑ َ۱ݒقڭۻ
َ َ ڭّ
َ َ ݑ
َ۱ٓݒ݈ ݄ ۡܯ َ
َ ڭ݉ أ َ ڭّ
َ َ ݉ݒ݄ ݈ ۡܰ ۻَ۲ ݈۵
َ َٞܒݘܠ ۵
َ
74
َ
72
Lihat, QS. Al-Ahzab [33:5]
73
Untuk memperjelas tentang keturunan, dalam fiqh diterangkan bagaimana cara menentukian nasab, yaitu dengan pengakuan, penetapan hakim, dan persaksian. Lihat, Mustafa as-
Siba‟I, Ahwal asy-Syakhsiyyah. Damaskus : tnp.., tt... Hal. 291-294.
74
Lihat, QS. Al-Baqarah [2:233]