Kriteria Penelantaran Anak GAMBARAN UMUM TENTANG PENELANTARAN ANAK
menafkahi keluarga saja, tetapi lebih dari itu, seorang pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah SWT atas segala tindak tanduk juga hasil dari
kepemimpinannya, yang dalam hal ini adalah kepemimpinan keluarga yakni memimpin istri juga anak-anaknya.
Tanggung jawab seorang ayah terhadap anaknya, tidak hanya turut mendampingi perkembangan dan pertumbuhan anak-anaknya, namun ada
beberapa hal seperti berikut ini: 1.
Memberi nama yang baik bagi anak-anaknya Pemberian nama pada seorang anak merupakan salah satu hak dan kewajiban
pertama bagi seorang ayah. Sedangkan dalam Islam, pemberian nama haruslah mengandung arti yang baik dan agung, karena menurut salah satu
sabda Rasulallah SAW, “Pada hari kiamat setoap manusia akan dipanggil menggunakan namanya masing-
masing, juga nama orangtuanya”. Oleh karena itu pemberian sebuah nama pada seorang anak haruslah mengandung makna
yang baik, indah dan tidak ada makna merendah atau menghinakan sang anak.
63
2. Menanamkan keimanan tauhid dan akhlak
Awal pendidikan seorang anak adalah dilingkungan keluarga atau dirumah, dan yang berperan sebagai guru pertama bagi mereka adalah ayah dan ibunya.
Kedua orang tua memiliki porsi yang sama dalam perannya mendidik anak- anaknya agar tumbuh menjadi pribadi yang sesuai dengan yang
63
Ramayulis, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga. Jakarta: Kalam Mulia, 2001. Hal. 60.
diharapkannya. Dalam Islam, seorang anak selain sebagai penerus keturunan dari suatu kaum muslim juga untuk menjadi penerus mereka dalam hal
keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT. Sedangkan keimanan dan ketakwaan tidak akan muncul begitu saja tanpa adanya pola asuh dan didikan
pada seorang anak. Ayah dalam hal ini menjadi kunci utama dalam hal penanaman keimanan dan ketakwaan bagi mereka. Seorang ayah bertanggung
jawab mengajarkan anak-anak mereka tentang pada siapa mereka harus menyembah, mengabdi dan beriman.
3. Menyekolahkan dan membentuk cara berfikir anak
Ada sebagian orang tua yang menyekolahkan anaknya dengan pertimbangan sekolah favorit, karena alasan ekonomis, mudah dijangkau dan lain
sebagainya. Dimanapun orang tua menyekolahkan anaknya, yang terpenting adalah sekolah termasuk lingkungannya teman-temannya, guru-gurunya,
dsb. Bukan hanya mampu membuat anak kita menjadi pribadi yang berkembang dalam cara berfikirnya secara intelektual saja tapi juga tetap
terjaga akhlak dan kepribadiannya. Oleh karena itu, menjadi suatu kewajiban bagi orang tua untuk menentukan sekolah yang baik bagi anak-anaknya.
4. Menjadi teladan bagi anak-anaknya
Mendidik anak bukan sekedar memberi perintah dan aturan. Anak tidak akan mengikuti dan memaknai apa yang dikatakan orang tuanya, jika mereka
sendiri tak pernah mengamalkan suatu amalan. Sebagai contoh, tidak mungkin kita menyuruh anak kita rajin dan tidak pernah meninggalkan ibadah
shalat wajib, jika sebagai orang tua pun kita tidak pernah atau tidak rajin
melaksanakan shalat wajib. Akan lebih bermakna ketika orang tua mendidik anak dengan memberinya teladan atau contoh yang baik. Anak akan belajar
dari meniru apa yang dilakukan orang tuanya, dan begitupun mereka akan menerapkan hal yang serupa pada keturunannya.
5. Menjaganya dari lingkungan yang tidak baik
Menjaga anak kita dari lingkungan yang tidak baik, salah satunya seperti yang diungkapkan di atas, memilih sekolah yang tepat. Selain itu, lingkungan
disekitar rumah pun turut berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Ketika orang tua dirumah membiasakan anak untuk bertutur kata
dengan bahasa yang baik dan santun, sedangkan diluar rumah dan lingkungan pertemanannya terbiasa berbahasa dengan bahasa yang kasar dan tidak sopan,
tentunya akan mempengaruhi keberhasilan didikan dirumah. Oleh karena itu, memilih rumah sebagai tempat tinggal dilingkungan yang baik, tetap
mengawasi pertemanan anak-anak, tentunya akan menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan dari pola didik kita pada anak-anak. Namun perlu
diingat, menjaga bukan berarti bersikap berlebihan yang malah menjadikan penghambat bagi perkembangan mereka. Ketika seorang ayah mampu
menyadari peranannya sebagai pemimpin dalam rumah tangga, melaksanakan semua tugas dan fungsinya secara baik, rumah tangga yang dibangun akan
menjadi rumah tangga yang bahagia dengan dipenuhi keturunan-keturunan yang akan mejadi penyejuk juga penyelamat bagi orang tuanya kelak.
64
64
Ramayulis, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga. 2001. Hal. 63-64.