15
c. KAP The big four juga lebih cenderung mengungkapkan apa yang ada karena siap menghadapi resiko proses pengadilan.
Kualitas audit diproksikan dengan kantor akuntan publik KAP yangberafiliasi dengan The Big Four maupun KAP yang tidak berafiliasi dengan
The Big Four. Ukuran kantor akuntan publik the big four didasarkan atas besarnya jumlah pendapatan yang diterima atas jasa audit atau jasa lainnya. KAP yang
termasuk dalam the big four dan afiliasinya di Indonesia adalah Pandiangan, 2013:
1. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman Bing Satrio dan rekan.
2. KAP Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantoro, Sarwoko dan Sandjaja.
3. KAP Price Waterhouse, yang bekerja sama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan.
4. KAP KPMG Klynveld Peat Marwick Goerdeler, yang bekerja sama dengan KAP Siddharta-Siddharta dan Widjaja.
2.4 Opini Audit Tahun Sebelumnya
Opini audit going concern yang telah diterima auditee pada tahun sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam
mengeluarkan opini audit going concern pada tahun berjalan. Opini audit going concern sering diberikan kepada auditee yang sebelumnya menerima opini serupa
Lennox, 2000.
16
Januarti 2008 menganalisis tentang faktor – faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Hasilnya menunjukkan
bahwa variabel opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Sehingga apabila auditee menerima opini
audit going concern pada tahun sebelumnya, maka kemungkinan auditee untuk menerima kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya akan semakin
besar. Mutchler 1985 menguji pengaruh ketersediaan informasi publik terhadap
prediksi opini audit going concern, yaitu tipe opini audit yang telah diterima perusahaan Tamba, 2009. Hasilnya menunjukkan bahwa model discriminant
analysis yang memasukkan tipe opini audit tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89,9 persen dibanding model
yang lain. Mutchler 1985 juga melakukan wawancara dengan praktisi auditor yang menyatakan bahwa perusahaan yang menerima opini audit going concern
pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini yang sama pada
tahun berjalan Tamba, 2009. 2.5
Rasio Keuangan
Menurut Insitut Akuntan Publik Indonesia 2011: SA Seksi 341 petunjuk tentang kesulitan keuangan seperti kegagalan memenuhi kewajibannya,
penunggakan pembayaran deviden dan lain-lain adalah kondisi yang menunjukkan kesangsian besar tentang entitas bisnis untuk tetap going concern.
Leverage diproksikan dengan debt to asset ratio. Kasmir 2008 menyebutkan bahwa debt to asset ratio merupakan rasio utang yang digunakan
17
untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar
utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Semakin tinggi rasio ini, artinya pendanaan perusahaan melalui utang semakin tinggi dan
dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang dengan aktiva yang dimilikinya. Rumusnya sebagai berikut:
����� ����������� ����� �����
Likuiditas yang diproksikan dengan current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
atau utang yang segera jatuh tempo Kasmir, 2008. Rumusnya sebagai berikut: ������� �����
������� ����������� Profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset merupakan rasio
yang menunjukkan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan Kasmir, 2008. Semakin kecil rasio ini, semakin kurang baik.
Rumusnya sebagai berikut: ��� ������
����� ����� Operating cash inflow ratio merupakan rasio yang mengukur kas masuk
dari aktivitas operasional yang dihasilkan oleh jumlah aktiva. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik perusahaan dalam mengelola asetnya. Rumusnya sebagai
berikut:
18
���ℎ ���� ���� ��������� ����� �����
2.6 Tinjauan Peneliti Terdahulu