9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Opini Audit
Rahayu 2010 mendefinisikan “auditing sebagai suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang
membutuhkan, dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen”. Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia 2011: SA Seksi 110,
“Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia”.
Laporan audit penting untuk dicantumkan dalam suatu audit karena laporan menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan
auditor dan kesimpulan yang diperolehnya, yang mana didalamnya termasuk opini audit. Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan audit.
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia 2011: SA Seksi 508, jenis-jenis opini audit adalah sebagai berikut:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi
10
yang berlaku umum di Indonesia. Ini adalah pendapat yang dinyatakan dalam laporan auditor bentuk baku apabila suatu audit telah dilaksanakan
berdasarkan standar auditing. Bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku
Keadaan tertentu seringkali mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan lain dalam laporan auditor bentuk
baku. Seperti adanya kondisi yang menyebabkan auditor sangsi akan kelangsungan hidup entitas, tapi setelah mempertimbangkan rencana
manajemen, auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu
telah memadai, dan sebab hal lain. 2. Pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion
Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang
dikecualikan, yaitu bukti-bukti kurang cukup, adanya pembatasan lingkup audit, dan sebab hal lain.
3. Pendapat tidak wajar adverse opinion Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pendapat ini
dinyatakan bila, menurut pertimbangan auditor, laporan keungan secara
11
keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
4. Pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer of opinion Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor
tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Kondisi yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat adalah: pembatasan
yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit dan auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
2.2 Paragraf Penjelas